Kategori
Berita Dalam Kampus

Dorong Budaya Literasi, Perpustakaan Unsil Luncurkan 10 Buku Dosen

Gemercik News – Universitas Siliwangi (20/05). Perpustakaan Universitas Siliwangi (Unsil) kembali meluncurkan sepuluh buku karya dosen melalui program penerbitan tahunan. Program ini menjadi bentuk komitmen kampus dalam membangun budaya literasi di lingkungan akademik, sekaligus mendorong para dosen untuk terus produktif dalam menghasilkan karya ilmiah yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

“Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari tanggung jawab kampus dalam mengembangkan ekosistem intelektual,” ujar Kepala Perpustakaan Unsil, Budi Riswandi, S.Pd., M.Pd., kepada Gemercik, pada Senin (20/05).

Program penerbitan buku ini telah berjalan tiga tahun sejak Budi menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Unsil. Prosesnya dimulai pada bulan Juni tahun 2024 dengan pengumpulan naskah hingga bulan Desember, penyuntingan pada bulan Januari tahun 2025, proses cetak pada bulan Februari, dan peluncuran pada Mei. Program ini dilakukan sebagai bentuk dorongan, agar dosen aktif berkarya.

“Buku-buku ini mulai di proses sejak Juni 2024. Prosesnya memang panjang, tidak sesederhana itu kurang lebih memakan waktu enam bulan,” jelas Budi.

Proses penerbitan dikelola oleh Unsil Library Publisher dengan melibatkan editor dari alumni yang dibayar secara profesional, mencakup pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Saat ini, program tersebut hanya difokuskan untuk dosen dengan kuota sepuluh penulis per tahun. Namun, ke depannya akan dibuka bagi mahasiswa guna menumbuhkan budaya menulis sejak dini.

“Semuanya dikelola oleh perpustakaan melalui Unsil Library Publisher. Kami libatkan alumni sebagai editor profesional yang dibayar. Semua proses, dari penyuntingan, pencetakan, sampai pengurusan HKI, ditangani penuh oleh perpustakaan,“ ujar Budi.

Selain program penerbitan resmi, perpustakaan Unsil juga mendukung dosen yang menerbitkan buku secara mandiri. Bantuan diberikan untuk kebutuhan teknis, seperti pencetakan, penyuntingan, dan administrasi, tanpa orientasi keuntungan. Tujuannya agar dosen tetap produktif dan karya mereka dapat tersebar luas.

“Selama ini kami tidak mencari keuntungan, yang penting dosen bisa berkembang. Bahkan jika hanya butuh bantuan untuk proses cetak, kami tetap siap bantu,” tambahnya.

Menurut Budi Riswandi, peluncuran buku menjadi pengingat bahwa karya tulis adalah jejak abadi dari pemikiran seorang akademisi. Budi berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap dosen, tetapi juga dapat memotivasi seluruh civitas academica untuk lebih aktif menulis dan berkarya demi kemajuan ilmu pengetahuan di kampus.

Menutup pernyataannya, Budi menegaskan bahwa penting bagi akademisi untuk meninggalkan warisan intelektual yang bermakna bagi generasi mendatang.

“Setiap manusia kelak akan diuji oleh publik melalui apa yang telah ditinggalkan. Buku bisa menjadi bukti valid bahwa seseorang telah berkarya. Ketika orangnya sudah tiada, karyanya tetap bisa dibaca,” tutupnya.

Reporter: Kamila Cahya Aulia, Khopipah Indah, Nita Riyanti

Penulis: Tarish Zakiyah Ismail

Penyunting: Tiara Meidiani Putri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version