Warek Tanggapi Tewasnya Mahasiswa Unsil yang Hendak Diklatsar

IMG 20240610 200216

Gemercik News–Tasikmalaya (10/06). Mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil), Raffha Al-Ayyubi Adhinegoro, meninggal dunia saat melakukan perjalanan menuju lokasi kegiatan Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) KSR (Korps Sukarela) PMI (Palang Merah Indonesia) Unsil di Gunung Cakrabuana, Minggu (09/06). Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd., M.Kes., menuturkan bahwa kejadian ini terjadi sebelum memasuki lokasi Pendidikan Dasar.

“Jadi, untuk pemeriksaan awal, dalam tanda kutip, ya, saya belum melihat berkasnya. Untuk kondisi di lapangan, meninggal wajar. Kemudian, yang kedua bahwa kejadian ini terjadi sebelum masuk lokasi Pendidikan Dasar. Jadi, masih dalam perjalanan, turun dari mobil di Malangbong, deket Polsek Malangbong, ini dikatakan alokasi. Ini baru kurang lebih lewat dari setengahnya dikit, jadi belum sampai,” tutur Dr. Asep.

Dr. Asep menjelaskan bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh 20 peserta, dan semuanya memiliki surat keterangan sehat dari dokter. 

“Yang ikut Pendidikan KSR itu sebenarnya 21 orang, cuma satu orang tidak diizinkan karena terindikasi kurang sehat. Jadi, 20 orang yang ikut memiliki surat keterangan sehat dari dokter,” ucap Dr. Asep.

“Kemudian yang ada catatan riwayat penyakit itu tadi ada Diabetes Mellitus, mungkin karena kegemukan,” lanjut Dr. Asep. 

Menurut informasi yang didapat, Dr. Asep mengatakan bahwa denyut nadi korban masih terdeteksi hingga Magrib. Sekitar pukul sebelas malam, Tim SAR (Search and Rescue) dan Tagana (Taruna Siaga Bencana) Garut sampai di lokasi untuk evakuasi.

“Informasi yang saya dapat sampai Magrib itu masih ada denyut nadi segala macem dan kebetulan dari senior-senior, panitia, ada yang menghubungi Polsek di bawah Malangbong, sekaligus minta bantuan kepada Tim SAR dan Tagana Garut. Kemudian setelah berkumpul, Tim SAR dan Tagana Garut itu mulai naik ke atas kurang lebih jam setengah sembilan malam,” tutur Dr. Asep.

“Perjalanan hampir dua jam, sampe mereka sekitar kurang lebih jam sebelas. Jam sebelas turun evakuasi. Nah, sambil menunggu ini, korban diintruksikan untuk dibungkus dengan alumunium foil untuk menjaga suhu tubuh supaya tidak turun, termasuk juga dibuat perapian di sekitar korban supaya hangat,” lanjut Dr. Asep.

Selanjutnya, Dr. Asep menyampaikan bahwa korban mulai merasakan lelah sekitar pukul dua siang, kemudian pihak panitia meminta korban untuk beristirahat terlebih dahulu.

“Menurut keterangan dari teman-teman, kan, yang bersangkutan itu mulai merasa lelah sekitar pukul dua siang, diistirahatkan di situ, dikasih minum, segala macem. Semakin sore, ditanya kadang nyambung, kadang enggak. Mulai dari gejala begitu, akhirnya diputuskan nggak mungkin dibawa naik ke atas, tapi mau dibawa ke bawah udah jauh. Akhirnya, nunggu Tim SAR,” jelas Dr. Asep.

Selain itu, Dr. Asep mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh UKM KSR memang resmi dan memiliki Surat Izin Kegiatan (SIK).

“Kegiatan ini resmi, karena surat dari UKM ke saya itu kurang lebih awal Mei, permohonan proposal itu kemudian kita telaah, tanggal 14 Mei, surat izin kegiatan saya keluarkan,” pungkas Dr. Asep.

Reporter: John Kristian Pasaribu dan Salman Miqdad

Penulis: Diana Puspitasari

Penyunting: Fika Fatma Yuslia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *