Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hari ini mengemban peran yang berat sebagai sektor utama penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sejak 2018 kemarin, dilansir dari website resmi Kemenrtrian Koperasi, UMKM sendirian telah menyumbang sebesar 64,2 juta unit usaha yang setara dengan 99,99% pelaku usaha di Indonesia. Hadirnya UMKM tentu berdampak pada banyak aspek permasalahan ekonomi, seperti terserapnya tenaga kerja dan naiknya pendapatan domestik bruto (PDB). Secara nasional, UMKM telah menyumbang sebesar 60,5% dari total keseluruhan PDB Indonesia pada 2022.
Namun, perjalanan UMKM yang dirasakan kini tidak seharusnya menutup apa yang terjadi pada masa pandemi COVID-19, banyak perubahan pada perilaku konsumen yang menyebabkan jatuh bangunnya pelaku usaha UMKM. Tak jarang, banyak UMKM mundur dari kancah perdagangan Indonesia karena tidak bisa menyamai dengan perubahan perilaku masyarakat akibat pandemi tersebut. Meredanya pandemi tidak menjadikan perjalanan pelaku UMKM semakin mudah, karena dua tahun pandemi telah merubah pola perilaku masyarakat sangat besar terlebih perilaku jual-beli konsumen. Karakteristik UMKM yang relatif berbeda dengan usaha skala besar mengharuskan UMKM menjadi sektor yang tangguh dalam menhadapi gejolak sosial-ekonomi, dengan pertahanan dan modal seadanya.
Perubahan perilaku tersebut mau tidak mau mendorong pelaku UMKM untuk melakukan transformasi digital. Papadpoulos et al dan Fitriasari pada 2020 mengungkapkan bahwa ketahanan sebuah usaha dipengaruhi secara signifikan oleh digital marketing, yang berarti mengharuskan pelaku UMKM untuk memanfaatkan tekonologi dengan memanfaatkan digital marketing karena perubahan trasanksi jual-beli banyak dilakukan secara daring. Dengan adanya digital marketing, tentu perlu UMKM untuk memperbaharui metode wirausahanya, salah satunya mencari partner logistik yang aman dan terpecaya, serta berkomitmen untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan.
JNE, Perusahaan Logistik Nomor Satu yang Tidak Kenal Mundur
PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, atau lebih dikenal sebagai JNE Express, adalah sebuah perusahaan logistik dan ekspedisi barang dan merupakan salah satu Perusahaan ekspedisi terbesar di Indonesia. Berdiri pada 26 November 1990, berkat jaringan dan jangkauan area distribusinya yang mencakup lebih dari 83.000 kota, termasuk kabupaten, desa, dan pulau terluar, dengan gerai penjualan berjumlah lebih dari 8.000 titik, JNE sudah membuka lapangan pekerjaan yang luas dengan mempekerjakan lebih dari 50.000 karyawan di seluruh Indonesia.
Perubahan pola masyarakat karena adanya gebrakan besar digitalisasi mengebom peran ekonomi digital sangat besar hingga mendominasi aktivitas lokapasar. Adanya lonjakan ini membebankan tanggung jawab yang besar pada perusahaan logistik untuk lebih efisien, terukur, dan transparan. Dan beban tersebut bertambah karena beragamnya masyarakat yang melakukan trasanksi jual-beli online, yang tidak mengerti dan mengerti, dan ingin coba-coba saja, yang seringkali mengakibatkan perusahaan ekspedisi mengemban lebih banyak beban. Namun, menghadapi pengalaman buruk tersebut, tidak menjadikan JNE mundur dalam visi-misinya memberi pengalaman terbaik kepada pelanggan secara konsisten.
Krisis eknomi yang melanda Indonesia pada pandemi COVID-19 kemarin telah menggorok banyak pelaku usaha untuk menutup diri dari kancah perputaran ekonomi nasional dan menutup inovasi. Namun, di tengah surutnya semangat para pelaku usaha dalam mengembangkan dirinya, JNE justru menantang diri dengan membuka pembangunan pusat sortir otomatis berskala besar yang disebut MegaHub di Bandara Mas, Cengkareng, Tangerang pada 2020 yang diproyeksikan bisa memproses 1 juta paket dalam sehari. Adanya MegaHub seperti menentang adanya krisis ini dengan mendorong pelaku usaha untuk lebih kreatif.
Setelah pandemi mereda pada 2022, inovasi JNE tidak mati. JNE tetap bangkit untuk memberi pelayanan terbaik dengan merilis Roket Indonesia, yaitu layanan kurir instan berbasis aplikasi yang menjamin estimasi pengantaran sampai dalam waktu 1 jam. Layanan ini sudah tersedia di 54 kota atau Cabang JNE.
Semangat JNE dalam mengembangkan diri seakan menular pada pelaku usaha yang layu akibat musibah pandemi. Spirit semangat yang dikembangkan JNE membuahkan komitmen antara JNE dan pelaku usaha dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
PESONA, Platform Digital Karya JNE yang Menopang Kehadiran UMKM di Indonesia
UMKM merupakan sektor penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia, utamanya mendukung perekonomian dengan pemberdayaan manusia serta meningkatan PDB. Hari ini pun pemerintah masih terus mengupayakan berbagai usaha untuk meningkatkan sektor ini sehingga mendorong Indonesia mencapai ekonomi yang mandiri.
Selama masa pandemi, UMKM menjadi sektor yang mengalami krisis paling buruk diantara sektor lainnya. Modal yang terbatas, lingkungan yang kecil, menyebabkan sektor ini cepat layu dengan gejolak sosial-ekonomi yang cepat berganti. Setelah menghadapi pandemi pun tidak mudah bagi UMKM untuk bangkit. Mereka memerlukan tidak saja sekedar dukungan, tetapi fasilitas dan pengarahan agar berjalan pada arah yang positif
PESONA (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara) merupakan program JNE yang menawarkan sebuah platform bagi UMKM untuk dapat memasarkan hingga menjualkan produknya tanpa dipungut biaya apapun. PESONA ini memiliki fungsi untuk membantu para pelaku usaha UMKM dalam mengetahui kebutuhan konsumen, mempermudah perusahaan untuk fokus terhadap produk maupun jasa yang ditawarkan, mampu meningkatkan pertumbuhan bisnis yang ditawarkan serta membantu kegiatan pemasaran yang lebih baik dan terarah. PESONA didirikan sebagai wadah yang mampu memberikan dukungan bagi UMKM sehingga dapat memperkuat jaringan penjualan secara nasional bahkan ke lintas nasional.
Pada masa pandemi COVID-19 kemarin, penjualan dari platform PESONA mengalami banyak kendala salah satunya adalah penurunan yang signifikan terhadap trasanksi akibat krisis ekonomi yang menyertai. Meskipun begitu, semangat JNE untuk memberdayakan UMKM tidak pernah berhenti. Menunjukkan baktinya pada UMKM, kegiatan pemasaran pada PESONA terus dilakukan dengan harapan akan meningkatkan transaksi dan penjualan produk untuk membantu pemulihan UMKM. Kegiatan penjualan yang dilakukan berupa promosi dengan penawaran potongan harga, melakukan program pre–order produk, serta melaksanakan virtual bazaar. Untuk menunjang pemasaran lebih efektif, PESONA seringkali memberikan informasi yang aktif terkait produk dan promosi di media sosial meliputi Facebook, Instagram, Twitter dan Whatsapp Business yang agar penyebaran detail mengenai informasi produk dapat tersampaikan dengan baik dan memaksimalkan efektitas pemasaran di tengah pandemi.
Tidak hanya memberi dukungan berupa platform yang menunjang penguatan UMKM, JNE juga berkomitmen untuk memastikan produk yang diterima dalam kondisi baik, aman serta layak konsumsi dan menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan agar meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk dan layanan yang diberikan dengan layanan after service. After service yang dikembangkan oleh JNE seakan memberi garansi bahwa barang yang telah dibeli secara online tersebut tidak akan mengecewakan tangan terakhir yang menerimanya.
Saat ini, JNE memasuki umur ke-33 tahun dengan banyak prestasi meganggumkan, diantaranya Penghargaan UMKM Summit 2024 (2024), Indonesia 20 Best Companies Kategori Courier Service (2024), Inovasi Digital-Indonesia Digital Ecosystem Summit 2023 (2023), Courier of The Year Indonesia Logistik Award (2023), dan masih banyak lagi. Terus berprestasi, merupakan bukti bahwa JNE tidak senantiasa berbesar kepala terhadap segala prestasi yang telah diraihnya. Di ulang tahun yang ke-33 tahun ini, dengan mengusung tema “Gass Terus Semangatnya,” memaknai sejauh apa jatuh bangun JNE, dan keinginan keras untuk melawan segala rintangan dengan menyatukan kebersamaan, menguatkan semangat dan terus berbagi, serta memberi dan menyayangi. Prestasi ini lah yang mengukir makna “Gass Terus Semangatnya” pada tinta hitam perjuangan JNE.
Penulis: Annisa Firsty