Gemercik News – Universitas Siliwangi (20/08). Aliansi Anti Kekerasan dan Anti Represifitas (AKAR), yang terdiri dari mahasiswa lintas fakultas, menggelar aksi simbolik yang bertempat di kampus 2 Mugarsari pada Rabu (20/08). Aksi ini bertujuan untuk menarik perhatian lembaga dan mahasiswa baru terkait tuntutan mereka atas kasus kekerasan yang hingga kini belum menemukan titik terang.
Koordinator lapangan, Bismi Abdul Aziz, menjelaskan bahwa aksi ini menjadi langkah awal aliansi AKAR untuk dikenal lembaga kampus dan mahasiswa baru, dengan tujuan menarik atensi sebelum menyampaikan tuntutan pada gerakan selanjutnya.
“Tuntutan ini memang baru aksi simbolik, jadi kami hanya ingin dulu menaikkan nama aliansi supaya dinotice dan diatensikan oleh lembaga dan mahasiswa baru. Ke depan ketika mengadakan aksi atau audiensi lagi, gerakan kami akan lebih mudah dikenali,” ujar Bismi kepada Gemercik pada Rabu (20/08).
Bismi mengungkapkan aliansi AKAR membawa empat tujuan utama, yaitu menindaklanjuti kasus kekerasan yang belum selesai, mendesak rektorat agar menindak pelaku secara tegas, meminta transparansi proses dan hasil investigasi, serta mendorong pemberian sanksi seberat-beratnya kepada pelaku. Selain itu, isu simpang siur terkait pelaku yang disebut hanya mendapat sanksi ringan juga menjadi alasan mahasiswa membentuk aliansi untuk menuntut kejelasan.
“Kenapa kami membentuk aliansi ini karena untuk mendapatkan kepastian dan transparansi yang jelas. Kami selaku mahasiswa umum tidak mendapat informasi apapun soal perkembangan, bahkan setelah kedatangan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian pun tidak ada perubahan,” tegas Bismi.
Hingga kini, pihak mahasiswa belum menerima laporan resmi terkait hasil rapat pimpinan (rapim) rektorat mengenai kasus tersebut. Oleh karena itu, aliansi AKAR mendesak rektorat agar serius menangani kasus kekerasan serta memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
“Harapan saya, dengan adanya aksi ini, rektorat bisa lebih serius menanggapi kasus supaya tidak terjadi lagi hal serupa. Lembaga juga harus mentransparansikan segala bentuk update investigasi agar mahasiswa merasa aman dan nyaman, khususnya korban,” tutup Bismi.
Reporter: Kamila Cahya Aulia dan Muthia Khairani
Penulis: Silvia Ripa Nurkaromah
Penyunting: Anis Siti Anisa