Gemercik Media–Universitas Siliwangi (17/11). Tempat pelaksanaan wisuda periode II tahun akademik 2025/2026 pada Kamis (20/11) nanti resmi dipindahkan ke Kampus 2 Universitas Siliwangi (Unsil). Drs. Nana Sujana, M.Si., sebagai Kepala Biro Unsil menyampaikan terkait perpindahan tempat wisuda dari kampus 1 ke kampus 2 ini disebabkan oleh adanya permasalahan lahan parkir.
“Kita tahu setiap wisuda di kampus 1 itu menyisakan masalah di kemacetan parkir. Bahkan ada orang tua yang protes karena parkirnya sampai Rp50.000 di luar Unsil. Karena lahan di sini kan cukup luas jadi semua wisudawan keluarganya, mobilnya bisa masuk semua ke area parkir kita,” ujar Drs. Nana kepada Gemercik pada Senin (17/11).
Drs. Nana menambahkan perpindahan tempat wisuda sebagai ajang untuk memperkenalkan kampus 2 Unsil dan mempertimbangkan kapasitas gedung untuk 1.200 wisudawan. Langkah ini diharapkan dapat mengefektifkan waktu pelaksanaan wisuda.
“Jadi, kita juga punya misi bagaimana mensosialisasikan kampus 2. Kita memang belum punya gedung yang maksimal. Di kampus 1, 1.200 itu pasti dua sesi, kalau di sini 1.200 itu semuanya masuk. Jadi, hanya satu kali, begitu jam 12, jam 1 sudah selesai,” tambahnya.
Selanjutnya, Drs. Nana menjelaskan terdapat efektivitas layanan di kampus 2 mengenai tenda wisuda yang akan dibuat senyaman mungkin, yaitu salah satunya dengan adanya pemisahan antara tenda wisudawan dan tenda pendamping atau orang tua wisudawan.
“Dari aspek layanan bisa lebih efektif sekali. Walaupun ada risiko kita harus pasang tenda yang ukuran besar dan kita juga menjamin tendanya bukan tenda biasa. Jadi, tendanya ada 2 macam yang pertama untuk seluruh wisudawan yang 1.200, yang kanan kirinya itu untuk pendamping,” jelasnya.
Sedangkan dari sisi mobilisasi jalanan dan lahan parkir, Drs. Nana meyakini akan adanya kerjasama dengan pihak Dinas Perhubungan (Dishub) dan Kepolisian dalam mengawal ketertiban selama acara wisuda, salah satunya dengan pengkondisian satu arah.
“Jadi, nanti intinya kita akan dibantu di Dishub dari mulai awal masuk dengan petunjuk arah terus ada pasang rambu termasuk juga nanti pembatas. Untuk ketertibaan kendaraan kecuali di luar wisudawan ya, itu akan disatu arahkan masuk ke sini,” ujarnya.
Kemudian, Drs. Nana menyampaikan terkait kedatangan wisudawan yang akan diarahkan terlebih dahulu mengikuti prosesi panjajap dari fakultasnya masing-masing yang telah ditentukan titik-titik penjemputannya.
“Powerhouse untuk pascasarjana, lab pertanian untuk Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), Fakultas Pertanian (FP) sendiri di kampus pertanian. Selebihnya di Teknik, sebelah sananya ada Fakultas Agama Islam (FAI), ada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), ada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),” jelasnya.
Lutfi Julpian sebagai salah satu calon wisudawan dari jurusan Informatika angkatan 2021 menyatakan kelebihan wisuda di kampus 2 adalah bisa dilihat dari telah tersedianya lahan parkir yang luas, berbeda dengan di kampus 1 sehingga hal ini diperkirakan dapat mengurangi kemacetan.
“Kita juga difasilitasi parkiran di dalam kampus gitu, ya, sudah difasilitasi seluas mungkin. Jadi, kemungkinan untuk parkiran gak seribet di kampus 1, seharusnya ketika di kampus 2 tidak semacet di kampus 1,” ujarnya.
Di sisi lain, menurut Lutfi terdapat kelemahan wisuda di kampus 2, yakni dari sisi fasilitas yang hanya disediakan tenda saja dalam persiapannya, jauh berbeda jika dibandingkan wisuda di kampus 1 yang terdapat fasilitas cukup lengkap sehingga hal tersebut berpengaruh pada kenyamanan wisudawan.
“Minusnya kita cuma di tenda saja persiapannya, gak kaya di kampus 1 udah ada gedungnya kaya enaklah kita, kalo dilihat-lihat fasilitasnya lumayan kalo udah ada gedungnya, sedangkan sekarang cuman di tenda doang kaya di pernikahan kaya gak nyaman kalo bayangannya ya,” tegasnya.
Terakhir, Drs. Nana berharap kedepannya Unsil dapat membangun gedung serba guna yang juga dapat menampung dari segi kuantitas wisudawan.
“Harapannya sebetulnya kita pengen segera dibangun gedung untuk serba guna, untuk yang bisa nampung lebih dari 5.000 wisudawan,” tutupnya.
Reporter: Dista Candra Kirana dan Mekwih
Penulis: NurAlliyah Zahira
Penyunting: Fitra Novitasari