Pada abad ini, manusia dituntut untuk bergerak cepat, supaya mampu bertahan dalam lintasan peradaban yang berkembang secara dinamis. Setiap kali kita terjaga dari tidur, setiap hari matahari terbit dan tenggelam, perubahan selalu membayang-bayangi berbagai aspek kehidupan manusia.
Tak ayalnya kehidupan, teknologi sebagai salah satu hasil cipta dan karsa manusia mengalami perkembangan yang begitu cepat. Internet khususnya yang mampu bertransformasi menjadi alat penghapus jarak antar wilayah geografis. Internet mampu menghilangkan sekat waktu yang membuat manusia terkungkung dengan keadaan untuk beraktivitas. Kini dengan keberadaan internet manusia mampu berbagi informasi, beraktivitas, berinteraksi, dan bahkan bekerja tanpa dibatasi jarak dan waktu. Itu artinya di era modern seperti sekarang ini manusia telah memasuki kancah masyarakat global yang tidak lagi mengindahkan batas negara, batas budaya, dan sekat waktu yang mengikat.
Teknologi dalam pemahaman orang awam akan sangat berbeda dengan mereka yang mengerti hakikat dari teknologi. Di mata masyarakat awam, teknologi diartikan sebagai alat elektronik saja. Hal itu bertentangan dengan pemahaman dari para ilmuan dan filsuf ilmu pengetahuan, yang mengartikan teknologi sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Singkat kata, teknologi merupakan usaha untuk memecahkan masalah manusia.
Pesatnya perkembangan teknologi memeberi warna tersendiri bagi dunia pendidikan. Teknologi muncul dalam kancah pendidikan, tentu menjadi kemudahan sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan itu.
Sisi positif dari diterapkannya teknologi dalam dunia pendidikan adalah meningkatnya efektivitas kegiatan pembelajaran antara tenaga pelajar dan anak didik. Teknologi menyuguhkan metode yang menarik namun berisi muatan materi yang lengkap. Teknologi yang begitu terasa manfaatnya di dunia pendidikan adalah internet. Indonesia, sebagai negara yang memiliki Sumber Daya Manusia dengan kuantitas tinggi, mencicipi manisnya manfaat teknologi, terutama internet.
Untuk itu, kini pemerintah telah meluncurkan beberapa produk pendidikan yang berbasis internet, seperti membangun situs pembelajaran e-dukasi. Net, yang menyediaan Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), meski masih belum meyeluruh. Aplikasi ini ditujukan untuk pendidikan dasar, menengah dan kejuruan. Sedangkan untuk perguruan tinggi, pemerintah meluncurkan e-learning, e-book dan e-library untuk mendukung pemberdaharaan pengetahuan bagi para mahasiswa.
Sikap dan komitmen pemerintah tentu perlu diapresiasi dan didukungan oleh berbagi lapisan masyarakat untuk ikut menyukseskan program pemerintah dalam mewujudkan amanat kostistusi, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Pengembangan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi perlu menjadi pemikiran serius berbagai pihak, serta perlu strategi terstruktur dengan tahapan yang terarah menuju kepada upaya peningkatan kualitas pendidikan yang berkesetaraan global sehingga pendidikan Indonesia tidak semakin terpuruk di antara kemanjuan pendidikan di dunia yang sudah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Sudah menjadi rahasia umum jika Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup tertinggal jauh dalam penerapan teknologi di bidang pendidikan khususnya, jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang mayoritas menjadi Negara Adikuasa.
Perlu adanya campur tangan dari pemerintah untuk mendorong iklim sekolah, guru, dan siswa agar mampu mengubah paradigma pembelajaran konvensional yang mutlak mengandalkan guru, menjadi pembelajaran modern yang menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator belajar, serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana belajar.
Lembaga Pendidikan Islam dan Teknologi
Lembaga Pendidikan Islam seperti pesantren yang banyak tersebar luas di seantero Nusantara, dewasa ini terus berbenah diri membangun sistem pendidikannya dengan berbasisi teknologi. Banyak bermunculan pesantren-pesantren yang telah menata diri menghadapi masyarakat global. Pesantren-pesantren Internasional yang sudah tumbuh dan berkembang di Indonesia merupakan contoh nyata bahwa lembaga pendidikan islam memiliki komitmen untuk memperbaiki tatanan umat melalui pendidikan yang berkualitas sehingga umat islam Indonesia khususnya mampu menjadi pionir bagi peradaban dunia.
Saat ini, pesantren khususnya atau sekolah-sekolah yang melakukan sistem keterpaduan dengan menerapkan sistem asrama (berupa pesantren kebanyakan) sudah banyak memfasiliatasi anak didiknya dengan melengkapi ruang kelas berupa pengadaan proyektor, sehingga pembelajaran tidak melulu menggunakan alat sederhana seperti papan tulis dan buku saja. Ekstrakulikuler yang berbasis teknologi dibuka, pelatihan komputer dan internet gratis yang juga diusung pemerintah daerah dipermudah. Hal tersebut dilakukan tidak lain untuk meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa supaya mampu berkompetisi di tengah-tengah masyarakat global.
Hal tersebut menjadi tanda bahwa lembaga pendidikan islam tidak selamanya statis, atau bahkan terkesan “kolot”. Namun mereka terus bertransformasi guna mengejar ketertinggaan umat islam, khususnya di ranah pendidikan supaya memiliki daya saing dengan masyarakat global pada umumnya.
Penerapan teknologi informasi di berbagai lembaga pendidikan islam masih perlu ditingkatkan, tanpa melupakan esensi dari pendidikan. Mengapa demikian? Karena tidak sedikit dengan kecanggihan dan kemudahan teknologi mambuat mental generasi ini cenderung praktis dan fragmatis. Menginginkan hal yang serba instan dan praktis. Resiko besar yang muncul karena kemudahan informasi dan sedang dihadapi oleh bangsa ini adalah plagiarisme yang sampai sekarang masih menjadi tren di kalangan akademisi baik kalangan pelajar maupun mahasiswa.
Copy-paste dari internet ketika mengerjakan tugas sekolah atau kuliah seakan menjadi pembenaran. Dan yang lebih ditakutkan adalah kecanggihan teknologi menyetir mentalitas generasi muda bangsa ini menjadi generasi manja, yang enggan berusaha mengespolar dunia sebagai wahana yang Allah ciptakan untuk selalu disyukuri dan ditafakuri.
Untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi, tentu membutuhkan komitmen khusus dari lembaga pendidikan dan upaya jelas pemerintah supaya teknologi tetap menjadi alat untuk menumbuhkembangkan potensi, bukan kita yang diperalat teknologi sehingga menjadi generasi instan yang mengabaikan proses menuju keberhasilan, mengedepankan hasil meski didapat dengan cara culas.
Maju dan runtuhnya negeri ini bergantung pada bagaimana generasinya mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pendahulu, meski tak sedikit korban nyawa yang harus ditumbalkan untuk menebus kemerdekaan. Pendidikan adalah basis utama untuk menciptakan generasi yang bermartabat, bermoral, dan punya daya saing di kancah internasional. Sedangkan teknologi seharusnya menjadi fasilitas guna mengefektifkan cita-cita pendidikan nasional yang telah dicanangkan.
Teknologi dalam kacamata lembaga pendidikan islam seyogianya menjadi alat untuk melebarkan sayap-sayap dakwah, menyuarakan syiar islam sebagai agama yang mengajarkan konsep rahmatan lil ‘alamin dan menjadikan washilah untuk mempertebal keimanan umat terhadap ke-Maha Besaran Allah SWT.
Penulis: Popong Puspitasari
Penyunting: Neli.P