Gemercik News-Tasikmalaya (03/10). Aliansi Pewarta Tasikmalaya bersama seniman, mahasiswa, masyarakat, penulis, dan pelajar menggelar aksi simpatik malam renungan di Alun-Alun Kota Tasikmalaya. Aksi ini digelar untuk menyampaikan aspirasi terkait jurnalis yang kerap mendapatkan tindakan represif dari oknum aparat kepolisian saat bertugas di lapangan.
Kegiatan aksi diisi dengan beberapa penyampaian orasi dari perwakilan jurnalis, teatrikal, pembacaan puisi, diskusi publik, renungan, dan doa bersama. Aksi ini tidak hanya diikuti oleh jurnalis maupun masyarakat dari Kota Tasikmalaya saja, namun ada juga yang berasal dari Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar.
Selain dalam rangka solidaritas untuk jurnalis, aksi damai ini juga untuk mendoakan aktivis mahasiswa maupun pelajar yang meninggal saat menyuarakan aspirasi.
Dalam aksi tersebut, diadakan pula diskusi publik bertajuk “tindakan represif jalan penyelesaian”. Diskusi diisi oleh Adeng Bustomi (Pewarta Foto Indonesia Bandung), Bambang Arifianto (Aliansi Jurnalis Independen Bandung), Ogi Fahtuzaman (Ikatan Jurnalis Televisi Cabang Tasikmalaya), Ashmansyah Timutiah (Seniman Tasikmalaya), dan Ihsan Farhannudin (Ponpes Kudang Tasikmalaya).
Perwakilan Aliansi Pewarta Tasikmalaya, Adeng Bustomi mengatakan bahwa aksi ini sebagai bentuk solidaritas kepada sesama jurnalis yang menjadi korban kekerasan. Adeng juga mengatakan bahwa aksi ini berawal dari keprihatinan dan untuk mewakili fotografer di Makassar dan Kediri yang mendapatkan tindakan represif sehingga Adeng tergugah untuk melaksanakan aksi simpatik malam renungan.
“Kekerasan bukan bagian dari penyelesaian suatu permasalahan,” tutur Adeng. Beliau juga menyampaikan, untuk ke depannya akan diadakan aksi seperti ini kembali minimal sekali dalam satu bulan.
“Ketika ada perilaku yang membuat kalian kerja dalam jurnalistik harus laporlah, jangan hanya dipendam sendiri baik ke organisasi maupun aktivis. Karena itu akan bisa menyelesaikan masalah. Kinerja jurnalistik akan terhambat ketika tidak ada laporan.” Tutur Adeng dalam akhir wawancara.
Reporter: Ayu Sabrina & Nurul Habibah
Penulis: Nurul Habibah
Penyunting: Yanifa RS