Gemercik News-Tasikmalaya (07/10). Mahasiswa Universitas Siliwangi menyabet juara 1 dalam lomba IoT (Internet of Things) Makers Creation yang diikuti oleh 240 tim dari seluruh Indonesia.
IoT Makers Creation 2019 merupakan bentuk kegiatan pengembangan ekosistem melalui kolaborasi antara Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Universitas Siliwangi mendelegasikan satu tim dari jurusan teknik elektro untuk mengikuti perlombaan tersebut yang terdiri dari lima orang yaitu Tedy Apriadi, Mochammad Fadillah Putra, dan Muhammad Arif Ramdani.
Sebelum mendapatkan juara, tim dari Universitas Siliwangi sebelumnya melalui beberapa tahap seleksi, dari 240 tim yang ada, kemudian diseleksi menjadi 100 lalu menjadi 10 finalis yang akan diundang di balai kartini di acara kementrian perindustrian.
“Kita, salah satu dari finalis melakukan presentasi dihadapan para juri, dan alhamdulilah kita dari teknik elektro Universitas Siliwangi mendelegasikan satu tim dan juara,” ujar Fadil
Fadil sendiri mengetahui adanya lomba IoT Makers Creation ini dari instagram dan mengikutinya secara iseng saja.
“Sebetulnya kita awalnya iseng-iseng berhadiah, cuma kita juga udah persiapan dari beberapa bulan yang lalu,” ujar Fadil.
Tim ELCO_Thunder (Electrical Controller) komunitas di teknik elektro membuat alat yang disebut “X-Shrimp” yang dapat memonitor dan mengontrol kualitas air. Ide dari pembuatan X-Shrimp ini sendiri terinspirasi oleh salah satu anggota kelompok yang telah melakukan KKN di desa Cikalong yang mempunyai banyak petani udang dan memiliki permasalahan mengenai survival rate udang masih rendah di bawah 80% dan pemakaian listrik untuk satu tambak yang menghabiskan banyak energi listrik.
“Alatnya berasal dari KKN yang di Cikalong, banyak petani udang. Setelah ngopi bareng ditemukan permasalahan tentang tambak udang itu sendiri,” ujar Fadil.
Fadil memberikan contoh dari kasus Pak Andri salah satu penambak udang yag bisa menghabiskan 57 juta per sekali panen (3 bulan). Hasil panen Pak Andri 896 juta per sekali panen. Dengan alat yang dibuat diharapkan petani tambak dapat meningkatkan survival rate udang hingga 95%. Lalu dengan alat “X-Shrimp” ini bisa menekan costatau biaya dalam efisiensi pemakaian tenaga listrik hingga 40% dan terakhir diharapkan bisa meningkatkan hasil panen sampai dengan 20%.
Cara kerja dari alat ini perlu memerhatikan berapa parameter seperti fisika, kimia, biologi yang dirangkum ke dalam lima sensor; sensor turbidity, sensor PH, sensor salinitas, sensor kualitas oksigen dalam air dan suhu. Sensor-sensor tersebut dibuat device menggunakan micro controller, kita bisa monitor secara real time. Cara kerjanya ketika sensor membaca nilai suhu, nilai sensor di ambang trashold dia akan menggerakan pompa air dengan tujuan untuk mentralkan air.
Fadil mengaku sempat mengalami kesulitan dalam mengkalibrasi sensor dan ketahanan alat karena masih dalam skala laboratorium.
“Kesulitannya itu mengkalibrasi sensor, tapi over all kita bisa memaksimalkan, yang jadi PR adalah karena alat ini masih skala lab, kita perlu uji reabilitasnya, ketahanannya, entah itu oleh pengaruh cuaca atau apapun itu sehingga diharapkan alat ini bisa diproduksi secara masive.”
Pemenang dari IoT Makers Creation akan diinkubasi di Lab IoT selama satu tahun sampai device dari pemenang bisa dijual dan penelitian selanjutnya mendapatkan pelatihan ke Singapura selama satu minggu.
Reporter: Rescha
Penulis: Rescha
Penyunting: Neli