Bukan hal mudah untuk mengubah sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) agar menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Berbagai macam persyaratan jelas harus dipenuhi pihak birokrat agar usulannya dikabulkan. Sebagai pemenuhan salah satu syarat menjadi PTN, Universitas Siliwangi (Unsil) terus berbenah. Di samping perbaikan mutu pendidikan, standar mutu dosen, profesor, dan doktor Unsil juga tentunya mempersiapkan segala persyaratan administrasi.
Ada beberapa syarat administrasi yang harus dipenuhi, yaitu berupa usulan perubahan PTS menjadi PTN, daftar aset, sarana dan prasarana yang sudah dihitung oleh akuntan publik. Selain itu, pihak kampus juga harus melampirkan daftar SDM (Sumber Daya Manusia), seperti dosen dan tenaga administrasi serta penunjang akademik. Tiap-tiap SDM kemudian melampirkan surat persetujuan perubahan status menjadi PTN dan tidak menuntut untuk diangkat sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil).
Syarat lain yang harus dipenuhi yaitu kampus harus memiliki pernyataan dukungan pemerintah daerah (Pemda) provinsi atau kabupaten/kota, DPRD, yayasan, dan tokoh masyarakat. Selanjutnya, pihak kampus harus memiliki surat pernyataan yayasan tentang kesediaan pelimpahan aset dalam bentuk akta notaris. Syarat lain yaitu tersedianya fasilitas tanah berikut sertifikatnya seluas 30 Ha untuk penegerian universitas dan institut atau tanah berikut sertifikatnya seluas 10 Ha untuk Politeknik dan Sekolah Tinggi.
Pemenuhan persyaratan berhasil dilakukan oleh para petinggi Unsil saat itu, sehingga pada tahun 2014 Unsil berhasil berganti status menjadi PTN. Lahan seluas 30 Ha di daerah Mugarsari telah dibebaskan dan sepenuhnya menjadi milik Unsil. Jika dihitung jarak antara lahan seluas 30 Ha dengan kampus Unsil saat ini, yaitu sekitar 7 km. Seluruh civitas academica Unsil menyebut lahan seluas 30 Ha itu ‘Kampus Baru’. Sedangkan untuk kampus saat ini, mereka menyebutnya kampus lama.
Jarak kampus baru dengan kampus lama terbilang cukup jauh, jalanan yang dilalui pun cukup sempit dan berkelok-kelok. Hingga saat ini, belum ada akses angkutan umum untuk menuju ke kampus baru. Namun, Unsil menyediakan fasilitas berupa dua buah bus mini untuk akomodasi mahasiswa yang akan kuliah di kampus baru serta akan dibangun sebuah asrama yang nantinya dapat ditempati oleh mahasiswa.
Pembangunan gedung di kampus baru sudah dimulai sejak dua tahun lalu, tepatnya pada tahun 2017. Tak ada target yang pasti kapan pembangunan tersebut harus selesai. Sistemnya adalah saat ada dana, maka pembangunan akan terus berjalan. Sembari mencicil pembangunan kampus baru, Unsil juga terus membenahi kampus lama, mulai dari merenovasi gedung-gedung yang telah ada hingga merencanakan pembangunan Gedung Serbaguna baru.
Jika dilihat dari maketnya–bentuk tiruan dalam tiga dimensi dan berskala kecil, kampus baru memiliki susunan bangunan yang cukup padat. Saat memasuki gerbang utama kampus baru, civitas academica akan disambut oleh air mancur. Kemudian, di sisi kiri gerbang utama terdapat sebuah masjid dan di seberangnya merupakan area parkir bus.
Tak jauh dari gerbang utama, terdapat Gedung Rektorat yang di bagian belakangnya terdapat Gedung Serbaguna, museum, dan Gedung Perpustakaan. Di samping Gedung Serbaguna, terdapat sebuah plaza yang menghadap langsung ke arah panggung terbuka. Panggung terbuka ini letaknya cukup strategis, yaitu di depan danau buatan. Selain panggung terbuka, letak Gedung Student Center pun tak kalah strategis, yaitu menghadap langsung ke arah danau buatan. Selain itu, di samping museum dan perpustakaan terdapat Power House.
Di bagian sisi kanan danau buatan, terdapat beberapa Gedung Fakultas, yaitu dua Gedung Fakultas Kedokteran, satu Gedung Fakultas Agama Islam, satu Gedung Fakultas Bahasa, Seni dan IPS, satu Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta dua Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Selain itu, di seberang Gedung Fakultas Kedokteran terdapat lahan parkir untuk kendaraan bermotor.
Tak jauh berbeda dengan bagian sisi kanan, di bagian sisi kiri danau pun terdapat beberapa gedung, di antaranya yaitu satu Gedung Fakultas Pertanian yang kini telah berdiri dengan kokoh, dua Gedung Fakultas Teknik, satu Gedung Politeknik, serta satu Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selain gedung-gedung ruang perkuliahan, di bagian sisi kiri juga terdapat beberapa kawasan lain, seperti Gedung Parkir yang terletak di seberang Gedung Fakultas Pertanian, lahan untuk Green House dan kebun percontohan.
Berbagai gedung dan kawasan yang telah disebutkan masih belum memenuhi area seluas 30 Ha tersebut. Oleh karena itu, di daerah belakang dibangun asrama untuk mahasiswa dan asrama mahasiswi yang bersebelahan dengan Gelanggang Olahraga (GOR). Fasilitasnya yaitu terdapat kolam renang, lapangan tenis, serta lapangan indoor.
Sejak terakhir kali dikunjungi, belum terlihat adanya perubahan yang signifikan di kawasan kampus baru. Akses jalan yang masih berupa bebatuan, belum adanya kendaraan umum yang melintasi kawasan kampus, serta baru satu gedung yang telah berdiri dengan kokoh, yaitu Gedung Fakultas Pertanian. Budi Budiman, salah satu pegawai Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu (PINTU) Unsil menjelaskan mengenai rencana pembangunan kampus baru selanjutnya, “Sekarang itu lagi menyelesaikan pembangunan Laboratorium Faperta,” jelasnya.
Selain pembangunan Laboratorium Faperta, Unsil juga mulai membangun rumah susun mahasiswa (Rusunawa) atau asrama bagi mahasiswa nanti. Pondasi Laboratorium Faperta telah didirikan, begitu juga pondasi asrama yang telah berdiri setinggi empat lantai di bagian belakang kawasan kampus baru.
Menurut pemaparan Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir., M.S. selaku Rektor Universitas Siliwangi, pembangunan yang dilakukan di kampus baru saat ini merupakan pembangunan yang dibiayai oleh dana silang. Hal ini terjadi karena dalam kurun waktu lima tahun terakhir belum adanya dana dari pemerintah untuk pembelian sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Di balik sulitnya pendanaan untuk pembangunan, Unsil mendapatkan bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dalam pembangunan asrama. Selain itu, pihak Unsil juga sedang mengusahakan kerja sama dengan Mayasari. Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit yang dimiliki Mayasari bisa naik kelas B untuk pendidikan, sehingga Unsil dapat membangun Rumah Sakit Pendidikan.
Setelah pembangunan laboratorium dan asrama selesai, Unsil akan mulai membangun Gedung Fakultas Teknik. Namun, kembali pada permasalahan awal, kemungkinan besar pembangunan akan terhambat oleh dana, sehingga pihak Unsil akan berusaha untuk mencari dan mendapatkan dana pinjaman untuk memulai pembangunan Gedung Fakultas Teknik nanti.
Jika ditanya mengenai rencana dan tahap pembangunannya, Rudi menjelaskan bahwa pembangunan akan terus berjalan tanpa ada target kapan diselesaikannya. “Selama ada kesempatan, ada dana, ya, terus membangun karena kan masih belum apa-apa. Pokoknya sampai lengkap apa yang sudah ada dalam maket itu.” Jelasnya.
Saat ini, Fakultas Pertanian yang sudah mulai melaksanakan perkuliahan di kampus baru. Rencananya, setelah pembangunan kampus baru rampung, seluruh mahasiswa S1 akan melaksanakan perkuliahan di sana. Kampus lama hanya akan digunakan oleh program Pascasarjana.
Penulis: Dewi Riesdiana Ningrum