Gemercik News-Tasikmalaya (21/03). Presiden Joko Widodo meminta agar masyarakat Indonesia melakukan socialdistancing guna mencegah penyebaran virus corona. Kegiatan yang biasa dilakukan di luar seperti beribadah, bekerja, dan belajar sebisa mungkin dilaksanakan di dalam rumah.
Setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakannya, Universitas Siliwangi turut memberlakukan social distancing. Kondisi terkini lingkungan kampus mulai sepi tanpa ada aktivitas seperti biasanya.
Ada hal baru yang disediakan oleh lembaga kampus. Kali ini setiap orang yang masuk ke gedung rektorat dianjurkan menggunakan hand rub(sejenis hand sanitizer). Fasilitas ini disediakan di pintu masuk gedung rektorat.
Selain itu, tidak seperti aktivitas normal pada umumnya, kali ini pihak kampus memberhentikan masuknya tamu eksternal. Meskipun demikian, pihak kampus tetap membuka aktivitas pelayanan terkait akademik bagi mahasiswa.
“Sejauh ini belum ada batasan-batasan, cuma kita pantau aja mana orang luar yang masuk wilayah kampus kita, untuk sementara distop dulu. Tapi untuk pelayanan kayak mahasiswa yang menyangkut akademik atau apa dan sebagainya dipersilakan,” jelas Ari Susanto selaku petugas keamanan kampus.

Selain security, selama masa social distancing saat ini, dalam teknis pengawasan keamanan, setiap fakultas dan unit kerja lainnya pun diwajibkan standby secara bergiliran. Akan tetapi, pegawai di Gedung Rektorat dibatasi untuk dapat hadir bekerja di kampus.
Maka dari itu, aktivitas pelayanan pun tidak seoptimal biasanya. Ari mengungkapkan bahwa hal positif yang dirasakan saat diberlakukannya socialdistancing ini adalah wilayah kampus yang terasa lebih kondusif dan terhindar dari keramaian. Sejuh ini tidak ada hal negatif atau kendala yang dirasakan.
“Kalau dari segi internal kampus, ya,kayak bapak dari keamanan, ya, biasa-biasa aja, sih, tidak ada dampak negatifnya. Justru kalau bapak sendiri merasa senang. Senangnya, ya, (karena) situasi kampus jadi kelihatan (lebih) kondusif, (dan) tenang,” ujar Ari.
Selain dipandang dari hal positif, ada sebagian pihak yang merasakan hal negatif dalam tindakan social distancing ini. Yang merasakan dampak negatif contohnya pedagang sekitar kampus Unsil yang sepi pembeli. Hal ini dikarenakan biasanya, mayoritas pembelinya yaitu mahasiswa.
“Kemaren mah, Neng, masih banyak adonannya yang dibuang waktu hari Sabtu. Biasanya hari Minggu jualan (yang) paling laku. Sekarang mah, kan, sepi banget. Pada pulang (mahasiswanya). (Cuma) ada sedikit mahasiswanya, ga pulang semua. Bikin 4 kg juga masih nyisa,” jelas Ibu Jojoh salah seorang pedagang di lingkungan Universitas Siliwangi.

Adapun tanggapan dari salah satu Ormawa Universitas Siliwangi tentang adanya sosial distancing menyatakan bahwa hal ini dapat dikatakan cukup menghambat program kerja yang telah disusun.
“Kalau dikatakan menghambat, saya rasa memang cukup menghambat program kerja yang telah kita susun. Meskipun secara agenda, selama social distancing ini HMJ Diksatrasia tidak ada kegiatan. Tapi, (hambatan ini) lebih ke persiapan-persiapan untuk menghadapi kegiatan yang akan datang,” tutur Aa Hermawan selaku Ketua HMJ Diksatrasia.
Reporter: Syahda Ulum
Penulis: Syahda Ulum & Eva Silvia
Penyunting: Rini Trisa