Gemercik News-Tasikmalaya (08/05). PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) di Kota Tasikmalaya sangat dirasakan karena kondisinya yang berbeda. Seperti kondisi di kawasan pusat pembelajaan jalan HZ Mustofa yang terbilang mobilitas masyarakatnya sangat tinggi. Lokasi tersebut akan diawasi untuk sementara. Hal ini guna meminimalisasikan mobilitasnya. Penurunannya begitu signifikan hingga 80% volume kendaraan roda dua maupun roda empat tidak lagi berlalu lalang seperti biasanya. Akan tetapi, masih ditemukan beberapa pejalan kaki di lokasi tersebut.
Menyinggung soal video viral tentang permainan sepak bola di HZ Mustofa yang beredar pada hari pertama diberlakukannya PSBB, Soni Alamsyah selaku pihak dinas perhubungan yang bertugas di sana mengatakan bahwa hal itu hanya sekadar gurauran saja, tidak ada yang terjadi seperti pada tayangan tersebut, durasinya pun tidak lebih dari satu menit.
“Sebenarnya itu mungkin iseng yang moto-nya. Terus yang kedua, sebenarnya itu tidak terjadi seperti yang di video. Emang ada di situ terlihat jelas, namun itu hanya sekilas beberapa menit. Mungkin karena lagi dikasih himbauan dari pemkot terkait penutupan toko, terus, kan, pada keluar karyawannya. Mungkin iseng atau gimana dia lari-lari di tengah jalan. Namun, bukan main bola itu. Cuma gitu aja, kok malah diviralkan, gitu,” jelasnya.
Kemudian, Soni Alamsyah pun menjelaskan terkait aturan-aturan yang ditetapkan di kawasan HZ Mustofa.
“Dari pihak kami mengingatkan kepada para pengendara maupun pengemudi. Untuk pengendara motor di kawasan PSBB tidak boleh dua orang (atau) tidak boleh boncengan. Terkecuali kalau suami-istri, ibu dengan anak, bapak dengan anak, ataupun yang medis mau ke rumah sakit itu (tetap) diperbolehkan,” tuturnya.
HZ Mustofa tidak sepenuhnya ditutup, hanya diberikan batasan tertentu. Toko yang beroperasi hanya yang berhubungan dengan sembako, obat-obatan, dan jenis lain yang dianggap penting. Adapun aturan lainnya yaitu yang diperbolehkan masuk hanya pekerja toko tertentu dan masyarakat yang berkepentingan saja.
Selain imbauan yang dilakukan petugas di HZ Mustofa, Doni Alamsyah bersama timnya terus mengedukasi kepada masyarakat yang datang ke kawasan tersebut agar selalu memakai masker ketika keluar, mencuci tangan mengunakan sabun di air mengalir jika setelah sampai di rumah, dan disarankan bagi pengemudi kendaraan roda dua agar memakai sarung tangan.
Lain halnya dengan HZ Mustofa, Pasar Rakyat Cikurubuk yang kondisinya saat ini masih terpantau ramai menunjukkan physical distancing belum terwujud. Namun, Dudung Suparli sebagai sekretaris Hippatas (Himpunan Petugas) Cikurubuk menyampaikan bahwa sudah ada imbauan yang disampaikan oleh pemerintah, juga antisipasi yang dilakukan yaitu dengan memasang spanduk untuk pengedukasian, menyemprotkan cairan sterilisasi baik oleh pihak petugas pasar maupun petugas pengawasan pandemi COVID-19 Kota Tasikmalaya, menyediakan tempat pencuci tangan di beberapa titik, dan membagikan masker kepada seluruh pedagang kios pasar.
Adapun upaya-upaya dari pemerintah dan petugas pasar untuk mewujudkan physical distancing yaitu dengan mengembangkan media digital aplikasi Tokopedia. Dengan menggunakan aplikasi Tokopedia, masyarakat tidak perlu datang ke Pasar Rakyat Cikurubuk. Dalam tahap pertama ini, setiap harinya baru terhitung 23 transaksi di Tokopedia, selebihnya masih datang sendiri ke pasar.
Dudung Suparli pun menyampaikan alasan mengapa Pasar Cikurubuk masih terpantau ramai yaitu karena kawasan tersebut tidak masuk dalam PSBB yang dikategorikan zona merah. Ia menyebutkan bahwa tidak ada kasus terkait COVID-19 yang menyebar di Pasar Rakyat Cikurubuk.
Soni dan Dudung sebagai pihak pengawas di kawasan keramaian menyampaikan satu harapan yang sama. Keduanya berharap dengan dilakukannya PSBB ini semoga pandemi COVID-19 cepat berlalu dan dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Karena itu, demi mewujudkannya, sangat membutuhkan kesadaran dari masyarakat Kota Tasikmalaya terhadap seriusnya kasus pandemi ini.
Reporter: Anisa T. W. & Syahda Ulum
Penulis: Syahda Ulum
Penyunting: Anakus