Gemercik News-Tasikmalaya (04/6). Usai melaksanakan evaluasi pada tanggal 29 Mei lalu bersama gubernur serta tim gugus tugas Jawa Barat, kota Tasikmalaya sudah memasuki pada level dua atau zona biru. Kota Tasikmalaya kini melakukan perpanjangan pembatasan sosial berskala besar jilid tiga dengan menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau ‘new normal’ pada 2 Juni dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Jadi istilahnya kalau PSBB dilanjutkan ya dilanjutkan karena bagaimanapun yang namanya new normal atau AKB adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pada PSBB. Tetapi ada perbedaan, sekarang strateginya kita lebih kepada objek-objek. Jadi kita kalau kemarin lebih banyak sekat di luar kalau sekarang lebih kepada pendekatan langsung ke objek-objek,” ujar walikota Tasikmalaya Dr. H. Budi Budiman.
Di Tasikmalaya sendiri dari 69 kelurahan hanya enam kelurahan saja yang berada di zona merah. Data tersebut dihimpun per 29 Mei 2020. Pemerintah akan terus zoom in sampai tingkat kelurahan. Kemudian pemerintah juga dalam hal ini akan memprioritas UMKM tetapi semua tidak akan lepas dari protokol kesehatan.
Lebih lanjut, Budi mencontohkan di kawasan pariwisata harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, di kawasan perbelanjaan pusat seperti mall akan ditempatkan tim gugus tugas COVID-19. Tak terkecuali di unit-unit perusahaan sendiri akan ada surat pernyataan untuk melaksanakan protokol kesehatan dan akan ditempatkan pula tim gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 yang bertujuan untuk memudahkan komunikasi sehingga langsung kepada objek-objek yang ada. Adapunun dengan pasar tradisional akan ada tim gugus tugas yang akan berjaga.
Fase new normal juga membawa angin segar bagi umat beragama yang pada saat PSBB dibatasi untuk melakukan kegiatan di tempat peribadatan. Mengacu pada surat edaran menteri agama Nomor 15 Tahun 2020 tentang paduan penyelenggaraan kegiatan keagamaan di rumah ibadah dalam mewujudkan masyarakat produktif dan aman covid dimasa pandemi. Pada fase new normal ini tempat peribadatan akan dibuka kembali dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan. Seperti menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer.
Diakhir konferensi persnya, Budi mengharapkan adanya komitmen bersama untuk menerapkan pola hidup bersih.
“Alhamdulillah kita bersyukur berada dilevel dua ini harus jaga bersama cara menjaganya harus kita berkomitmen bersama, pada prinsipnya pola hidup bersih harus pakai masker juga physical distancing.” Tutup Budi.
Reporter dan Penulis: Anisa
Penyunting: Rini Trisa