Gemercik News-Bandar Lampung (15/6). Lembaga Pers Mahasiswa Teknokra Unila gelar diskusi daring melalui kanal Youtube pada 11 Juni lalu, diskusi yang bertemakan “Diskriminasi Rasial Terhadap Papua” tersebut mendapat ancaman dari pihak yang tak dikenal.
Chairul selaku pimpinan umum, dapat ancaman berupa data pribadi yang dikirimkan kepadanya melalui pesan,
“Saya dapat pesan berupa screen capture e-KTP (data diri) dan pesan yang menyampaikan untuk apa melakukan diskusi tersebut hingga membawa nama orang tua saya,” ujar Chairul
Berbeda dengan Chairul, Mitha selaku Pemimpin Redaksi mendapatkan teror berupa peretasan akun ojek online,
“Dia (Mitha) mendapat pesanan makanan dari akun ojol-nya padahal dia tidak memesan apa pun pada malam itu,” jelas Chairul.
Teror dan ancaman tersebut terjadi sebelum diskusi berlangsung, teror dan ancaman menyebabkan mereka harus mengungsi ke rumah aman di bantu oleh LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Pers, LBH, dan AJI Bandar Lampung untuk turut melakukan pengaduan kepada Polda Lampung.
“Kami sudah mengadu kepada polda lampung, namun masih berbentuk aduan belum pelaporan karena kurang -nya data dari psikiater bahwa korban mengalami tekanan secara psikis,” ujar Chairul.
Namun, secara pribadi Chairul menjelaskan bahwa Ia dan teman-teman merasa tertekan dengan adanya teror dan ancaman yang di dapatkan untuk itu mereka meminta bantuan dari semua pihak termasuk LBH dan Aji Bandar Lampung.
Chairul juga berharap agar pengaduannya cepat di proses karena teror dan ancaman mengganggu mereka. Selain itu, Ia berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi kepada lembaga-lembaga pers, atau, eksekutif, dan aktivis karena ini merupakan bentuk dari kebebasan berpendapat.
Sebelumnya, satu hari sebelum berlangsungnya kegiatan diskusi tersebut Teknokra Unila mendapatkan panggilan dari Warek untuk menunda kegiatan dan menambah narasumber karena dianggap narasumber yang tidak berimbang.
Reporter: Ainun Samsiah
Penulis: Ainun Samsiah
Penyunting: Jihan Fadilah