Gemercik News-Universitas Siliwangi (11/07). Setelah launching Bilik Sterilisasi (BILTAN), Tasik Inovasi kembali menciptakan karyanya di bidang Teknologi yaitu berupa ‘Smart Ventilator’ dengan teknologi Internet Of Things.
Peluncuran alat ventilator diselenggarakan 9 Juli 2020 di ruang 20-20A Gedung Fakultas Kesehatan Unsil, yang dihadiri oleh Pimpinan Unsil, PKIE Unsil, dan beberapa Dokter ahli dari berbagai rumah sakit dan salah satu klinik di Kota Tasikmalaya.
Smart Ventilator yang menggunakan teknologi internet of things ditanggapi oleh beberapa tamu undangannya, dengan memberikan ucapan selamat dan menanggapi cara kerja alat tersebut untuk penyempurnaannya. Wildan Hifzy sebagai CEO sekaligus Founder Tasik Inovasi, menuturkan latar belakang penciptaan ventilator dari munculnya ide agar bisa memudahkan penanganan pasien oleh pihak rumah sakit.
“Awalnya sih kita setelah ngasih BILTAN ke rumah sakit yang di Tasik terus ada obrolan sama pihak tenaga kesehatan, dan kita pernah ke ruang isolasi untuk pemasangan Bilik Sterilisasi. Nah, kita mikir gimana caranya buat ventilator tapi bisa dikendalikan jarak jauh untuk meminimalisir antara pasien dan dokter. Karena kita ini sih aware lah dengan hal itu. Akhirnya nyari ide dan kita bikin alat ini,” jelas Wildan.
Wildan mengaku minimnya ilmu pengetahuan tentang pembuatan alat untuk kesehatan karena tim nya bukan dari bidang kesehatan, mengharuskannya melakukan riset terlebih dahulu. Pembuatan alat pernapasan ini hanya berlangsung satu bulan selesai, kemudian satu bulan selanjutnya digunakan untuk memastikan alat tersebut bisa digunakan.

Anggaran dana yang digelontorkan untuk satu ventilator ini ditaksir hingga belasan juta rupiah. Anggaran ini didapat dari sumbangan anggota Tasik inovasi, lembaga kampus Unsil, dan donatur eksternal kampus.
Wildan pun menambahkan model kerja dari Smart Ventilator tersebut bisa dikendalikan dari jarak jauh, sehingga meminimalisasi interaksi antara tenaga medis dan pasien. Ia menegaskan kalau pembuatan Smart Ventilator ini lebih menekankan kepada sistem IoT, dan ini adalah keunggulannya.
“Cara kerjanya itu melalui smartphone (dan) ada melalui website, dan ada lewat user interface, terus nanti lewat device-nya. Jadi untuk device-nya itu kerjanya nanti memerintahkan dan mengontrol si ventilator, jadi untuk aliran udaranya bisa dikontrol dan dimonitoring lewat interface-nya. Misalkan dokter lagi diluar nih, nah itu dokternya bisa mantau (pasien) lewat hp-nya.” Jelas Wildan.
Untuk saat ini, Wildan menuturkan kalau ventilator belum bisa didistribusikan ke setiap rumah sakit, dikarenakan harus ada pengujian lebih lanjut.
Terakhir, Wildan mengucapkan terima kasih kepada semua dosen, maupun dari Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Kesehatan Univeristas Siliwangi yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada timnya.
Ia berharap agar peneliti bisa mendapatkan dukungan sepenuhnya dari pemerintah, baik engineer, maupun orang-orang yang ingin berinovasi membangun bangsa ini, sehingga Indonesia dapat berdiri di kakinya sendiri dan dapat bersaing di bidang teknologi.
Reporter: Anisa T.W & Syahda Ulum
Penulis: Anisa T.W & Syahda Ulum
Penyunting: Rini