Oleh: Ayu Sabrina B
#Indonesiabutuhkerja sempat heboh di jagat maya Indonesia, pasalnya sejumlah artis kompak mengunggah postingan dengan tagar tersebut. Tentunya kemudian menimbulkan tanda tanya besar bagi warganet, sebab diselipi narasi yang mendukung Rancangan Undang Undang (RUU) Cipta Kerja. Apakah para artis sengaja dibayar pemerintah buat endorse Omnibuslaw? Atau memang para artis sangat butuh kerja banget kayak tagar di atas ya?
Tak sedikit warganet beranggapan bahwa tagar itu dimunculkan para artis dan Selebgram di media sosial mereka berkat dorongan endorse dari ‘pemerintah’. Melansir dari laman detik.com, inilah sejumlah seleb yang disebut-sebut mendukung RUU Cipta Kerja:
- Gofar Hilman
- Inul Daratista
- Cita Citata
- Valentino ‘Jebrett’ Simanjuntak
- Rigen Rakelna & Boris Bokir
- Aruan Marsha
- Kim Kurniawan
- Gisella Anastasia
- Gading Marten
- Siti Badriah
- Gritte Agatha
- Fitri Tropica
- Gita Bhebhita
- Caesa Gunawan
- Zahwa Aqilah
- Ismed Sofyan
- Ardhito Pramono
- Adhe Giovani
- Alain Goenawan
- Tiyo Adji
- Aisya Fabien
- Adit Insomnia
Mereka mempromosikan RUU tersebut melalui video berdurasi pendek yang diunggah ke akun media sosial pribadinya. Para figur ini pun dinilai tidak memahami perasaan para pekerja yang sedang berjuang agar RUU Cipta Kerja tidak disahkan. Pada nonton gak sih tuh para seleb, pas ada aksi demonstrasi di gedung DPR –RI bulan lalu, kan banyak banget massanya, belain-belain lagi, padahal lagi ada corona? Lahiya, sibuk ngendorse hm. Padahal juga nih, RUU Cipta Kerja ditolak pengesahannya oleh kebanyakan pekerja dan organisasi buruh karena dianggap merugikan dan menghilangkan hak-hak pekerja.
Melihat banyak dikritik, beberapa hari kemudian para artis meminta maaf dan melakukan klarifikasi ke hadapan jagat maya. Ya klarifikasi emang sudah hobi baru yang dilakukan para seleb dan influencer gitu. Melalui akun twitter resminya, Gofar menjelaskan dulu awal mula ia menerima tawaran pekerjaan endorse tersebut. Ia mengaku hanya diminta membuat video kreatif, tapi tidak disebutkan arahan mengenai promosi produk hukum apa pun. Nah kan iya endorse ah. “Kesalahan dari gue dan tim, kita tidak melakukan riset yang lebih dalam lagi sebelum dan sesudah menerima pekerjaan,” cuitnya.
Selanjutnya, Ardhito Pramono melakukan hal serupa di akun twitter-nya. Ardhito mengaku memang mendapat brief untuk melakukan kampanye #Indonesiabutuhkerja. Namun, dalam brief yang diterima tidak ada kata-kata Omnibus Law atau RUU Cipta Kerja. Ia pun beralasan bahwa ia hanya musisi dan tak ingin digiring ke hal-hal politik. “Saya juga bertanya, apakah ada hubungan dengan Omnibus Law? Jawabannya, tidak ada. Saya bertanya karena saya hanya musisi, enggak paham politik dan tidak punya pengetahuan akan isu-isu tersebut sehingga saya tidak ingin digiring ke ranah yang tidak saya pahami,” ungkapnya. Lain kali, kalau mau endorse unboxing dulu napa? Buka dulu draft-nya, baca, ikut kajian lebih bagus bang hehehe.
Beberapa dari video yang diunggah bernarasi kan ‘kasihan’ dengan orang-orang yang kehilangan pekerjaan, terutama di masa pandemi. Premis ini justru aneh banget, karena RUU Cipta Kerja justru menghapus prinsip “mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja” dalam Pasal 151 Undang-Undang Ketenagakerjaan. Dengan RUU Cipta Kerja, kamu bisa punya pegawai yang statusnya masih pekerja kontrak seumur hidup, lalu kamu bisa menggaji pegawaimu cukup untuk makan sekali sehari aja. Literally kek kerja abadi gitu guys, rasanya ampe mo meninggal.
Keluarga sakit? Haid? Hamil? Bahkan meninggal? Bukan alasan lagi untuk cuti kerja. Melahirkan di kantor aja bunda, sekalian anaknya bisa diperkerjakan karena kita harus kerja, kerja, kerja. Semakin banyak investasi asing, lapangan kerja semakin luas. Kira-kira lapangan kerja baru apa yah yang disediakan pemerintah? contohnya, influencer sekarang digaji oleh pemerintah. Kayaknya nanti bisa diangkat jadi PNS juga nih, kalo udah jadi PNS gak usah takut lagi diculik. Aku bilang gini bukan karena di endorse pemerintah loh guys, jujur beneran, Undang-undangnya itu rasanya kek mo meninggal!
Eits, jangan lupa ini bukan murni kesalahan para figur yang ngendorse. Kita dengar pembelaan dari istana. Maksudnya klarifikasi dari pihak istana. Doony Gahral, Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Presiden (KSP) menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah membayar artis atau influencer untuk dukung Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Melalui Kompas.com, ia juga mengungkapkan bahwa rasanya tidak ada yang aneh dengan dukungan serentak yang ditunjukkan para artis tersebut. “Saya kira wajar saja kalau banyak artis mendukung program pemerintah, apalagi itu program yang baik,” pungkasnya.
Kalau bukan pemerintah yang bayar, siapa dong? Apakah ini perbuatan elite global? Yang bener aja ah, masa iya tukang ngendorse gak dibayar. Atau ini adalah setingan para seleb kayak channel youtube yang suka prank itu. Meskipun begitu, setelah banyak yang klarifikasi banyak juga yang kemudian hapus videonya. Well, masih ada sih beberapa artis yang masih masang endorse RUU Cipta Kerja. Cuma banyak juga yang udah di-take down dari Mensosnya masing-masing, mungkin karena diributin warganet, atau semoga saja sadar bahwa Omnibus Law memang bermasalah.
Jangan lupa juga, rupanya pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja udah rampung 75 persen dan diperkirakan akhir September katanya selesai. Bakalan ada yang ngendorse lagi gak ya setelah beneran sah? Lain kali, perhatikan dengan detail ya, perhatikan ongkosnya, untungnya (buat yang ngendorse), sama potensi makin terkenalnya. Untung, Keanugl Selebgram favorit saya tidak ikut ngendorse, kalo ikut ngendorse habis pemerintah dibilang gak punya akhlak dan ngadi-ngadi.
Penyunting: Jihan