Gemercik News-Tasikmalaya (07/02). Audiensi antar warga Desa Padakembang Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya, dengan pihak perusahaan pertambangan telah dilakukan yang bertempat di Aula Desa Padakembang.

Audiensi tersebut difasilitasi oleh Aliansi Masyarakat Peduli Galunggung (AMPEG) dan menghasilkan kesepakatan pemberhentian terlebih dahulu aktivitas pertambangan, sampai adanya pengkajian ulang. Dikarenakan adanya kekhawatiran terjadi bentrok antara pengusaha dengan warga.
Proses pengkajian ulang tersebut dilakukan oleh dinas terkait yang mengeluarkan rekomendasi dan sampai saat ini belum dilakukan. Sejatinya, Muhammad Fakhrudin selaku Sekretaris AMPEG, menyatakan bahwa rekomendasi baru bisa dikeluarkan apabila sudah dilakukan proses pengkajian. Tetapi, yang terjadi saat ini justru sebaliknya, sehingga warga menduga ada unsur-unsur negatif di dalamnya. Adapun, apabila perusahaan masih bersikeras melakukan pertambangan, langkah terakhir yang dilakukan yaitu demonstrasi agar izin tambang bisa dicabut.
Menurut Muhammad Fakhrudin, adanya penolakan yang dilakukan warga terhadap aktivitas pertambangan. Penolakan tersebut dilakukan karena, kekhawatiran timbulnya dampak negatif apabila melakukan pertambangan di dinding ari Galunggung, seperti banjir, longsor, dan pencemaran air. Selain itu, di Leuweng Keusik pun jika dikaji secara mendalam terdapat situs sejarah yang harus dijaga.
“Respon pemerintah kabupaten juga banyak yang tidak tahu (soal pertambangan tersebut), sekalipun tahu saling lempar tangan dan mengelak. Dinas LH mengatakan bahwa wilayah ini tidak apa-apa ditambang. Tetapi, BPBD mengatakan bahwa wilayah ini bahaya bila dijadikan pertambangan,” jelas Muhammad Fahrudin yang biasa dipanggil Kang Udin, saat diminta penjelasan awal adanya aktivitas pertambangan.
“Untuk sementara ini, fokus AMPEG ke Leuweng Keusik. Kalau di sini sudah selesai, baru kita fokus ke wilayah pertambangan lain. Bagaimana pun Galunggung harus tetap dijaga. Menjaga lingkungan itu kewajiban bersama, bukan sepihak. Saya berharap setelah kejadian ini, masyarakat dan para tokoh sadar bahwa pentingnya menjaga alam dan melestarikan budaya. Kalau sekarang kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita.” Tutup Kang Udin.
Reporter : Syahda Ulum
Penulis : Ine Yulinar dan Syahda Ulum
Penyunting: Rini Trisa