Bahaya Tembakau bagi Kesehatan Tubuh

WhatsApp Image 2021 05 31 At 18.09.10

Oleh: Annis Uswatun Hasanah

Istilah ”rokok” pada zaman sekarang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang menjadi perokok aktif. Bahan baku pembuatan rokok berasal dari daun tembakau. Meskipun tembakau dapat digunakan secara langsung, seperti dikunyah dan dihisap melalui hidung, tetapi saat ini orang lebih sering menggunakannya dalam bentuk rokok atau cerutu. Penggunanaan tembakau pada produk yang dihisap melalui pipa dan menghasilkan asap, seperti rokok, di dalamnya terdapat lebih dari 7000 bahan kimia yang setidaknya 250 bahan kimia tersebut bersifat beracun atau dapat menyebabkan kanker (karsinogenik). Begitu juga dengan penggunaan tembakau tanpa asap yang dapat menimbulkan permasalahan serius bagi kesehatan. Bahkan, bisa menyebabkan kematian.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintesis asapnya mengandung nikotin dan TAR (Total Aerosol Residue), dengan atau tanpa bahan tambahan.

 Dampak Penggunaan Tembakau

Data pada tingkat global menunjukkan bahwa lebih dari 22.000 orang meninggal dunia karena penggunaan tembakau atau terpapar asap rokok setiap harinya. Sementara itu, di Indonesia setiap tahunnya terdapat sekitar 225.700 orang meninggal akibat merokok atau penyakit lain yang disebabkan oleh tembakau. Data tersebut tidak hanya menunjukkan kasus yang terjadi pada orang dewasa, tetapi anak-anak dan remaja pun yang sudah terpapar rokok termasuk di dalamnya. Tembakau dapat menyebabkan beban kesehatan masyarakat dan secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas kesehatan seseorang, sehingga berkaitan dengan produktivitas  masyarakat di suatu negara.

Penggunaan tembakau hampir memengaruhi semua organ tubuh manusia. Dampak penggunaan tembakau dapat menyebabkan timbulnya penyakit, baik itu secara langsung dari tembakaunya maupun penyakit yang berasal dari paparan asap rokok. Penyakit kronik yang timbul akibat dari segala bentuk tembakau di antaranya penyakit kardiovaskular dan kanker. Jenis-jenis penyakit kardiovaskular di antaranya serangan jantung, stroke, dan lainnya. Merokok dapat merusak pembuluh arteri jantung yang menyebabkan timbulnya plak, sehingga terjadi sumbatan aliran darah dan memungkinkan terjadinya stroke. Untuk kanker, penggunaan tembakau diketahui dapat menyebabkan beberapa jenis kanker antara lain kanker tenggorokan dan kanker mulut. Diketahui bahwa sekitar 70 persen bahan kimia yang terdapat pada rokok tembakau dapat menyebabkan kanker. Pada perempuan yang merokok, bahaya yang ditimbulkan dapat berupa kanker payudara, lambatnya pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah, dan prematur, hingga mengalami kematian janin.

Tidak hanya tembakau yang dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya, asap dari rokok pun justru memicu penyakit yang lebih berbahaya. Penyakit tersebut di antaranya penyakit pada saluran pernapasan seperti kanker paru-paru, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), tuberkulosis, pneumonia, dan batuk yang tentunya dapat menurunkan fungsi paru-paru. Adapun akibat lainnya seperti diabetes melitus tipe 2, demensia, menurunnya tingkat kesuburan pada laki-laki dan perempuan, disfungsi ereksi, syndrome kematian bayi mendadak, tulang melemah, dan kerusakan kulit juga dapat terjadi akibat paparan asap rokok. Anak-anak sangat rentan terhadap paparan asap rokok di lingkungannya. Hal tersebut perlu menjadi perhatian setiap orang tua untuk menghindarkan anaknya dari paparan asap rokok agar tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan baik.

Hal yang patut menjadi sorotan adalah tembakau juga berkontribusi terhadap peningkatan pravelensi stunting, sehingga akan menghambat pertumbuhan anak, baik itu secara fisik maupun kognitif. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak kurang. Perilaku merokok yang dilakukan orang tua berpengaruh terhadap munculnya stunting pada anak. Diperkirakan paparan asap rokok dapat berdampak pada terhambatnya penyerapan asupan gizi anak, sehingga menyebabkan tumbuh kembang anak terhambat. Selain itu, secara tidak langsung dari sisi ekonomi pun orang tua yang merokok tentu akan mengurangi biaya untuk membeli makanan bergizi bagi anak. Hal tersebut karena sebagian biaya digunakan untuk membeli rokok.  Perlu adanya edukasi bagi para orang tua mengenai dampak yang terjadi akibat terpaparnya anak oleh asap rokok agar pravelensi stunting di Indonesia dapat menurun.

Sudah jelas bahwa tembakau memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia, baik itu secara fisik maupun kognitif dan tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak pun bisa menjadi korban akibat ganasnya tembakau. Sebagai generasi penerus bangsa, kita dihadapkan pada masalah yang lebih kompleks dan dibutuhkan kemampuan yang mumpuni untuk setiap penyelesaiannya. Kemampuan-kemampuan tersebut didukung oleh kemampuan dasar yang dimiliki ketika masih anak-anak. Apabila saat masih anak-anak pertumbuhannya sudah terganggu, akan sulit ke depannya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada begitu pun dengan tingkat produktivitas seseorang nanti ketika dewasa. Mencegah kebiasaan merokok terutama bagi generasi muda sangat penting digencarkan untuk kehidupan masa depan yang akan datang. Dengan merekomendasikan seseorang untuk mengurangi kebiasaan merokok, kita dapat berkontribusi terhadap pengurangan angka kematian dan angka kesakitan yang berkaitan dengan meningkatnya angka kesehatan suatu negara. Selain itu, beban ekonomi pun akan menurun, sehingga kemakmuran suatu negara atau bangsa akan meningkat. Semua hal tersebut dapat diwujudkan dengan niat serta kemauan yang kuat untuk mengurangi penggunaan tembakau agar kehidupan pada masa yang akan datang menjadi lebih baik lagi. 

Penyunting: Denia Daniatin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *