Memahami Teori Big Bang, Ledakan Pembentuk Alam Semesta

Desain Tanpa Judhul 17

Pernahkah terlintas di pikiranmu, bagaimana asal mula terbentuknya alam semesta? Berdasarkan ilmu pengetahuan, ada banyak sekali teori mengenai asal-usul alam semesta. Salah satu teori yang tak asing lagi di telinga kita yaitu teori Big Bang. Kata Big Bang ini jika kita terjemahkan dalam bahasa Inggris mempunyai arti ledakan dahsyat atau dentuman besar.

Dilansir dari NASA Space Place, teori Big Bang ini diawali dengan sebuah ide yang dikemukakan oleh seorang astronom bernama Georges Lemaitre pada tahun 1927. Lemaitre beranggapan bahwa alam semesta yang kita tinggali saat ini berawal dari satu titik, yang kemudian mengembang secara terus-menerus sampai membentuk alam semesta yang luas ini.

Pendapat Lemaitre kemudian semakin menguat dengan adanya sebuah penemuan oleh Edwin Hubble pada dua tahun setelahnya yaitu tahun 1929. Hubble menjelaskan bahwa galaksi di sekitar Bima Sakti saling menjauhi satu sama lain secara terus-menerus. Penemuan ini kemudian dikenal dengan “Hukum Hubble” yang menyatakan bahwa jarak sama dengan kecepatan resesi galaksi lewat pergeseran merah (redshift). Jadi, semakin besar jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat galaksi menjauh. Dengan kata lain, sebelum menjauh seluruh materi seharusnya bersatu dalam sebuah singularitas.

Dari penemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila galaksi menjauhi satu sama lain secara terus-menerus, maka alam semesta berkembang setiap waktunya. Hal ini juga berarti bahwa alam semesta pernah berukuran sangat kecil, sebelum akhirnya menjadi sebesar sekarang. Sekitar 14 miliar tahun lalu, alam semesta bermula dari awan mungil yang panas, di mana partikel-partikelnya bercampur dengan energi dan cahaya. Kemudian, awan mungil tersebut semakin berkembang dan menyebarkan partikel-partikel neutron, elektron, dan proton.

Dikutip dari harapanrakyat.com, semakin lama awan mungil tersebut semakin padat dan panas, lalu selanjutnya meledak menumpahkan seluruh isi alam semesta. Pada saat ledakan atom hidrogen akan berkumpul dan membentuk awan debu, dan awan hidrogen atau yang disebut juga awan nebula. Awan hidrogen akan memanas dan memadat kemudian membentuk bintang-bintang di alam semesta. Bintang tersebut membentuk kelompok dan menciptakan sebuah galaksi.

Seorang fisikawan asal Rusia George Gamow juga turut mengemukakan penelitiannya, ia menilai terdapat sekitar 100 miliar galaksi yang masing-masing memiliki rata-rata 100 miliar bintang. Tetapi jika ditarik ke belakang, semua benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya itu merupakan satu gumpalan yang terdiri dari neutron. Jika dibandingkan dengan teori-teori pembentuk alam semesta yang lain, teori Big Bang inilah yang paling dipercaya karena dinilai masuk akal dan dapat diterima oleh hampir semua ilmuwan sains modern hingga saat ini. Bahkan Profesor Stephen Hawking, seorang ilmuwan sains asal Inggris ini rela menghabiskan cukup banyak dari sisa hidupnya untuk meneliti tentang Big Bang dan Lubang Hitam (black hole).

Penulis: Khumairoh

Penyunting: Pasha Anisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *