Remaja Perlu Miliki Inovasi dalam Hidupnya, Mengapa?

Hari Remaja

Oleh: Khumairoh

Perlu kita ketahui sebelumnya bahwa peran remaja menjadi sangat penting bagi sebuah kehidupan. Remaja adalah generasi yang nantinya akan mengambil alih keberlangsungan sebuah negara sebagai pengganti pemimpin negara kelak. Bahkan bisa dibilang bahwa masa depan sebuah negara tergantung pada pola pikir dan sikap generasi mudanya. Apakah kalian tahu, kalau remaja juga punya hari spesialnya sendiri yang dirayakan secara global di seluruh dunia? Iya, hari itu disebut dengan Hari Remaja Internasional atau International Youth Day yang diperingati setiap tanggal 12 Agustus setiap tahunnya.

Dijadikan sebagai wadah bagi remaja untuk saling berbagi informasi, tahun ini tema yang diangkat dalam peringatan Hari Remaja Internasional yaitu “Transforming Food System: Youth Innovation for Human and Planetary Health” atau bisa juga kita artikan sebagai ajakan untuk mengubah sistem pangan inovasi kita sebagai remaja, untuk kesehatan manusia dan bumi kita.  Tema tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat ini. Kita tahu, bahwa saat ini pandemi COVID-19 masih menjadi masalah kesehatan dunia. Oleh sebab itu, diharapkan dengan tema ini para remaja mampu memperkuat upaya secara kolektif dan individual, dalam memulihkan planet dan melindungi kehidupan, sambil mengintegrasikan keanekaragaman hayati dalam transformasi sistem pangan.

Nah, dari sedikit uraian di atas, kita sebagai remaja tentunya harus bisa memaknai tema yang telah diambil dan disepakati oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) tersebut. Kita perlu tahu bahwa dalam 30 tahun ke depan, diperkirakan populasi dunia akan meningkat sebesar 2 miliar orang dan hanya memproduksi lebih banyak makanan sehat secara berkelanjutan saja, yang ternyata tidak akan menjamin kesejahteraan  manusia dan planet. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam transformasi sistem pangan, yang dalam moment ini para remaja diminta untuk memahami pentingnya bekerja menuju sistem pangan yang lebih adil.

Berdasarkan survei cepat yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di akhir tahun 2020, terkait strategi kebijakan penanganan dampak pandemi COVID-19 terhadap ketahanan pangan rumah tangga, sekitar 64% rumah tangga di Indonesia sudah masuk ke dalam kategori food secure. Sementara, sisanya memiliki ketahanan pangan yang belum baik. Hal itu didasari oleh pengimplementasian program yang tidak tepat sasaran, sehingga menimbulkan dampak terlambatnya pemulihan situasi nasional, termasuk ketersediaan dan ketahanan pangan.

Berbicara soal ketersediaan dan ketahanan pangan, ternyata sistem pangan tidak hanya tentang bagaimana sebuah makanan dapat kita peroleh lho. Namun, juga diartikan sebagai semua proses dan infrastruktur yang terlibat dalam memberi makan populasi, serta dampak negatif yang muncul dari proses tersebut, misalnya bagi udara dan laut. Termasuk juga di dalamnya terkait penyakit zoonosis yang dapat diakibatkan oleh praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dan krisis iklim. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesehatan penduduk juga merupakan kunci dalam mengatasi tantangan sistem pangan.

Perlu digaris bawahi, untuk membentuk sistem pangan yang berkelanjutan, sistem pangan harus mempunyai dampak positif terhadap segala aspek kehidupan. Aspek yang dimaksud meliputi: aspek ekonomi, aspek sosial, serta aspek lingkungan. Dalam prosesnya sistem pangan juga dipengaruhi oleh banyak faktor, yang selanjutnya terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal, yang menjadi pemicu perubahan sistem pangan yang ada, seperti perkembangan populasi, urbanisasi, perubahan konsumsi, situasi konflik, kondisi kesehatan, sampai perubahan iklim.

Memacu pada misi yang telah dibuat oleh Sustainable Development Goals (SDGs) di tahun 2030 mendatang, yaitu tentang pengurangan kemiskian, keterlibatan sosial, penanganan masalah kesehatan, konservasi keanekaragaman hayati, dan mitigasi perubahan iklim, maka sudah seharusnya sistem pangan yang berkelanjutan tadi harus segera dikaji kembali seiring dengan perkembangan zaman yang bergerak dinamis. Pengkajian sistem pangan ini perlu dikaji secara holistik dan sistemik, mengintegrasikan peran dari semua pihak, institusi, dan organisasi terkait. Dan melalui pendidikan, keterlibatan, inovasi, dan solusi kewirausahaan kaum muda, Hari Remaja Internasional ini bertujuan untuk menyediakan platform bagi generasi muda di seluruh dunia untuk melanjutkan program dari EYF (European Youth Foundation) menjelang KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Sistem Pangan.

Sebagai bagian dari rekomendasi resmi EYF, kaum remaja perlu berada digaris depan dalam rangka membentuk masa depan yang lebih baik, dalam hal ini terkait masalah ketahanan pangan. Perlu disadari juga bahwa sistem pangan bukan hanya semata-mata tentang target terwujudnya SDGs, melainkan juga sebagai penjamin serta pemberdayaan kelompok yang rentan dan marjinal. Sehingga, dapat memastikan keberlanjutan sistem pangan ini hadir di setiap rantai pangan, mulai dari produksi hingga konsumsi. Sistem pangan ini juga tidak hanya fokus terhadap peningkatan produksi dan ketersediaan pangan saja, melainkan juga bertujuan untuk mengintegrasikan relasi, seperti sistem kesehatan, ekologi dan iklim, sains, sosial, ekonomi, serta pemerintahan.

Penyunting: Rini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *