Gemercik News-Tasikmalaya (24/9). Puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mendesak pemerintah daerah kota Tasikmalaya agar segera mengesahkan peraturan daerah mengenai LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) Kota Tasikmalaya. Penuntutan tersebut dilayangkan pada aksi audiensi penyambutan Hari Tani Nasional 2021, Kamis 23/9 di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya.

“Sudah selama tiga tahun setiap hari tani selalu didesak dan bahkan (pengesahan LP2B) selalu jadi tuntutan utama. Cuma ya, kondisinya tiap tahun masalah (pengesahannya) berbeda, ada yang menyebutkan tahun kapan itu mengenai masalah jalan tol, kalau sekarang itu masalahnya ada dipenyerahan di eksekutif ke legislatifnya itu macet,” jelas Rizky Wihantika selaku Ketua BEM Faperta Unsil.
Andi Warsandi, SE. yang merupakan anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya menuturkan rencana dan tahapan peraturan daerah LP2B sudah sampai pada tahap akhir penyelarasan. Ia berharap, peran Perda LP2B bisa menjawab persoalan lahan pertanian kota Tasikmalaya dan ditargetkan selambat-lambatnya pada triwulan ke-2 tahun 2022 Perda LP2B akan eksekutif dan legislatif bahas dan disahkan.

“Tentu dengan penuh kehati-hatian, tidak dalam posisi kita memperlambat atau menghambat, dan dari progres yang kita terima di bagian hukum itu wilayah RT dan RW akan masuk duluan. Setelah itu, nanti LP2B,” tutur Andi.
Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) Dayat Mustofa menyebutkan akan memerhatikan tuntutan massa aksi dan menyampaikan kepada wali kota, karena dianggap sangat dibutuhkan, termasuk LP2B yang menjadi tuntutan utama.
“Apalagi dengan LP2B itu menjadi program kita, karena kemarin adanya keterlambatan itu karena banyak hal. Kalau memang sudah dikirimkan ke legislatif sesuai dengan naskahnya itu kami tidak akan dilama-lamakan dan sudah tentu dalam pembahasan. Nanti, kami juga akan mengundang mungkin salah satu adek adek mahasiswa Unsil,” sambung Dayat.
Mempersoalkan klarifikasi masalah keterlambatan pengesahan perda LP2B tersebut, Rizky menuturkan kekecewaannya karena ketidakhadiran pihak eksekutif Wali Kota Tasikmalaya yang tidak memenuhi undangan di audiensi, serta pernyataan yang disampaikan Pemda pun dianggap lemah oleh Rizky.

“Tentunya saya sangat kecewa sekali karena bukan hanya statement, karena statement itu sudah jelas lemah. Yang pertama karena masalah ketidakhadiran wali kota,” ucap Rizky.
Rizky Wihantika menganggap sangat penting adanya Peraturan Daerah LP2B yang menetapkan suatu kawasan untuk lahan pertanian agar tidak dialih fungsikan, walaupun arah gerak Pemda Tasik adalah industri, lahan pertanian masih menjadi pendapatan Kota Tasik sesuai dengan data di Dinas Pertanian.
“Serta pada demografinya penduduknya pun naik sehingga kalau angka tersebut naik, sedangkan lahan pertanian menyusut. Maka, proses untuk memberikan konsumsi yang pas untuk jumlah angka penduduk yang terus menaik tidak bisa dipenuhi sehingga solusinya adalah impor, makanya ya minimalnya walaupun jumlah penduduknya naik, ya lahannya tidak berkurang lah,” pungkas Rizky.
Sehingga, ia bersama mahasiswa Faperta lainnya akan terus menindaklanjuti tuntutan yang dilayangkan dan beberapa program pemerintah daerah pun akan mereka tanyakan. Selanjutnya, aksi penyambutan hari tani nasional akan berlangsung lagi hari ini yang berkategori aksi solidaritas dan akan berlangsung di Taman Kota Tasikmalaya
“Dan dari pada kami terus menuntut ke pemerintah, hari ini kita akan turun ke masyarakat. Jadi istilahnya akan bagi-bagi hasil buah secara konkret aja gitu.” Ujar Rizky.
Reporter: Haifa Lutfia, Syahda Ulum
Penulis: Syahda Ulum
Penyunting: Rini