Massa Aksi ‘Tasikmalaya Mengutuk’ Tolak Diskusi Bersama DPRD Kota

PicsArt 04 09 11.52.381

Gemercik News-Tasikmalaya (9/4). Serikat mahasiswa dan elemen masyarakat Tasikmalaya berkumpul pada Jumat, 8 April 2022 di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, melakukan aksi ‘Tasikmalaya Mengutuk’ terkait krisis multidimensi di era Jokowi. Berdasarkan hasil konsolidasi, telah disepakati bahwa dalam aksi tidak ada audiensi, negosiasi, maupun diskusi bersama DPRD.

PicsArt 04 09 11.53.381
Sumber foto: Andra/Gemercik Media

Begitu pun dengan Sadid Farhan sebagai koordinator lapangan, ia menjelaskan bahwa tindak lanjut dari aksi tersebut akan mengawal perkembagan isu dan gerakan selanjutnya hingga ke tahap aliansi nasional. Sehingga, aliansi daerah tidak melakukan tahap advokasi, melainkan hanya melakukan pernyataan sikap.

“Kita akan melakukan diskusi bersama teman-teman aliansi masyarakat Indonesia yang lain, oleh daerah. Kita tidak menggunakan tahap advokasi, kita hanya melakukan pernyataan sikap saja,” jelas Sadid.

PicsArt 04 09 11.51.271
Sumber foto: Sahrul/Gemercik Media

Aksi tersebut sempat menuai kericuhan. Penyebabnya, DPRD dan massa aksi sama-sama bersikeras. Massa aksi dengan tegas menolak untuk diskusi dengan DPRD. Sedangkan ketua DPRD meminta masuk ruangan untuk melakukan diskusi dengan massa aksi.

“Kita sudah menjelaskan kepada mereka (pihak DPRD) bahwa kita tidak membuka ruang-ruang diskusi dengan mereka, tetapi mereka memaksa untuk masuk,” ungkap Sadid.

Di sisi lain, Kapolres Kota Tasikmalaya, AKBP Aszhari Kurniawan, mengatakan bahwa jika rekan mahasiswa ingin audiensi, Gedung DPRD terbuka dan Ketua DPRD pun siap menerima untuk diskusi.

“Pada prinsipnya, kalo memang rekan-rekan dari mahasiswa ingin audiensi, memang sudah disiapkan, bahkan pak ketua DPRD pun siap menerima,” ujar Aszhari.

Dengan adanya kericuhan di dalam Gedung DPRD, ketua DPRD pun akhirnya keluar dari ruangan. Meskipun begitu, Aszhari menanggapi bahwa kericuhan tersebut bagian dari ekspresi kebebasan mahasiswa dan menganggap masih bagus. Tidak ada aksi perusakan atau aksi yang menimbulkan tindak pidana.

“Alhamdulillah, rekan mahasiswa sangat bagus, tidak ada aksi perusakan, tidak ada aksi yang menimbulkan peristiwa tindak pidana,” tutur Aszhari.

Begitu pun dengan Sadid, ia mengaku mayoritas respons terhadap aksi, luar biasa antusias dan juga terkendali, sehingga tidak menimbulkan korban.

“Luar biasa, mereka (massa aksi) antusias dalam aksi dan juga saya lihat terkendali dan tidak ada korban-korban (akibat) chaos,” pungkas Sadid.

Reporter: Anisa Muznatun Uyun dan Mochamad Sahrul

Penulis: Utari Nurpajriyati

Penyunting: Andini Primadani Putri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *