Mahasiswa Unsil Soroti 14 Isu Kampus yang Jadi Tuntutan Aksi

WhatsApp Image 2022 06 10 At 12.12.00 PM

Gemercik News-Universitas Siliwangi (10/6). Lebih dari lima puluh mahasiswa Universitas Siliwangi melakukan aksi pengawalan rektor baru di depan Gedung Rektorat pada Kamis (9/6). Aksi tersebut dilakukan untuk mengawal segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan lembaga kampus. Peserta aksi membawa empat belas poin tuntutan, poin tuntutan mengenai penghapusan jam malam kampus belum menghasilkan kesepakatan antara mahasiswa dan pihak lembaga.

“Audiensi kan cukup alot ya cukup lama, (kemarin) pas mau minta tanda tangan juga Pak Rektor belum menyetujui tentang hal itu (penghapusan jam malam kampus). Jadi, besok (10/6) tuh rencananya Pak Rektor ada kajian tentang itu dan juga in syaa Allah kami besok (10/6) akan mem-follow up poin yang ke-13 yaitu tentang penghapusan jam malam,” ujar Koordinator Lapangan Aksi, Gilang Ramdani.

WhatsApp Image 2022 06 10 At 12.11.59 PM 1
SUMBER FOTO: Gebby/Gemercik Media

“Kalo kita justru berpikirnya begini, kenapa itu (pembatasan jam malam) dilakukan karena ini dalam rangka bagaimana supaya kita aman. Berkegiatan malam di kampus bukannya tidak boleh, itu boleh, asal ada legal formalnya, dengan catatan anda melaporkan atau izin,” tutur Dr. Nundang.

Sementara itu, Rektor Universitas Siliwangi Dr. Nundang Busaeri, Ir., M.T. yang juga turut hadir audiensi aksi tersebut menuturkan diberlakukannya pembatasan jam malam bertujuan untuk peningkatan keamanan kampus, sedangkan kegiatan mahasiswa yang dilakukan pada malam hari tetap diperkenankan dengan catatan adanya surat izin. 

Selain pembatasan jam malam, beberapa isu seperti fasilitas, Ruang Terbuka Hijau (RTH), keamanan kampus, hingga transportasi bus kampus pun turut dibahas dalam aksi tersebut.

“(Pengawalan isu) kita kan ada skala prioritas, ada skala jangka panjang dan skala jangka pendek. Kalo jangka panjang itu tentang fasilitas, karena tidak bisa diselesaikan dalam setahun, tapi kami menyoroti tentang WiFi kampus dan juga keamanan kampus karena belakangan ini motor banyak yang hilang,” jelas Gilang.

Adapun 14 poin tuntutan dalam aksi Pengawalan Rektor Baru Universitas Siliwangi tersebut, antara lain:

  1. Mendesak rektor terpilih membuat sistem pendidikan, dan pengelolaan di Unsil yang ilmiah, murah, dan berpihak pada semua golongan mahasiswa dan masyarakat.
  2. Mendesak rektor terpilih Universitas Siliwangi menyelesaikan permasalahan lingkungan kampus (RTH, drainase, dan pengelolaan sampah).
  3. Menuntut rektor terpilih Universitas Siliwangi untuk memenuhi segala fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa, dan kegiatan organisasi baik itu Ormawa dan UKM (Pemenuhan sekretariat, WiFi 24 jam, penggunaan laboratorium, dan fasilitas penunjang lainnya).
  4. Menuntut rektor terpilih Universitas Siliwangi untuk transparansi rencana pembangunan Unsil.
  5. Menuntut rektor terpilih Universitas Siliwangi untuk bergerak mempermudah aksesibilitas transportasi umum menuju Kampus Mugarsari.
  6. Menekan permudah perizinan kegiatan yang dilakukan oleh Ormawa ataupun UKM.
  7. Menuntut rektor terpilih Universitas Siliwangi untuk memberikan akomodasi dan mengapresiasi setiap kegiatan dan perlombaan, delegasi, maupun penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa untuk kepentingan Unsil.
  8. Menuntut rektor terpilih beserta satgas untuk segera mengusut kasus-kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus.
  9. Meminta rektor terpilih beserta jajarannya mengevaluasi, dan memperbaiki sistem keamanan kampus.
  10. Meminta peningkatan sistem pelayanan dan strategi distribusi informasi.
  11. Mendesak rektor terpilih melakukan terobosan dan adaptasi teknologi di kampus Universitas Siliwangi.
  12. Mendesak rektor melakukan transparansi dan mengikutsertakan mahasiswa dalam perumusan kebijakan untuk mahasiswa.
  13. Hapuskan jam malam untuk pengasahan kreatifitas dan perkembangan mahasiswa.
  14. Meminta rektor terpilih untuk konsisten sepakat dengan tuntutan dalam aksi sebelumnya (polemik UKT).

Gilang menyebutkan isu yang dituntut dalam aksi pengawalan rektor baru akan ditindaklanjuti melalui program Mengobrol dengan Rektorat (Moderat) oleh tim Advokesma yang akan membahas perkembangan realisasi tuntutan tersebut.

“Nanti ada program dari tim Advokesma yaitu Moderat (Mengobrol dengan Rektorat). Nah, tim Advokesma ini pasti akan mem-follow up tuntutan-tuntutan, mana aja yang sudah terealisasikan dan mana aja yang belum,” ungkapnya. 

Gilang berharap agar tuntutan-tuntutan yang dibawa dalam aksi pengawalan rektor baru Unsil tersebut dapat terealisasikan.

“Semoga tuntutan kami dapat terealisasikan, entah itu tuntutan skala prioritas jangka pendek atau tuntutan skala prioritas jangka panjang,” pungkas Gilang Ramdani.

Reporter : Echwaniar M, Lita N, Tiara G

Penulis : Aurel Abigail A

Penyunting : Rismawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *