Malas, Satu Kata Pembawa Tumpukan Tugas

WhatsApp Image 2022 10 08 At 20.38.28

Kata malas sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahkan mungkin ini menjadi salah satu pengaruh besar mengapa seringkali kita abai dalam mengerjakan sesuatu. Pada umumnya, rasa malas timbul dengan alasan mood yang jelek dan suasana yang mendukung untuk kemunculan rasa tersebut. Dan ketika rasa malas itu muncul, terkadang kita tidak mencoba untuk melawannya. Apalagi ketika kita merupakan seorang pelajar atau mahasiswa, rasa malas ini menjadi penghalang terbesar untuk mengerjakan tugas sekolah atau tugas kuliahnya. Namun, berbeda dengan tugas sekolah, tugas seorang pelajar sebagai mahasiswa sangat berpengaruh terhadap nilai akademik kita, jarang ada toleransi untuk keterlambatan dalam mengumpulkannya. Maka dari itu, sebagai seorang mahasiswa kita harus siap dengan tenggat waktu dari tugas yang diberikan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi dari kata malas adalah tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Orang malas bisa diartikan dengan sengaja tidak melakukan kegiatan yang bisa dia lakukan dengan segera. Seringkali orang tersebut mengatakan ‘ah, nanti saja, masih banyak waktu untuk mengerjakannya’. Kata-kata seperti itulah yang mendoktrin kita untuk berdiam diri atau istilah lain yang sering kita gunakan adalah rebahan.

Dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa rasa malas berdampak pada suatu kegiatan atau pekerjaan yang harus atau sedang kita lakukan, salah satunya adalah mengerjakan tugas sekolah atau kuliah yang sering kali kita sebut sebagai Pekerjaan Rumah (PR). Malas merupakan sifat yang wajar dimiliki setiap orang, utamanya bagi pelajar dan mahasiswa. Rasa malas untuk mengerjakan PR ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor intrinsik (dalam diri) maupun ekstrinsik (luar diri).

Faktor yang berasal dari dalam diri seorang pelajar atau mahasiswa adalah kurangnya motivasi diri untuk mengerjakan hal yang menjadi kewajibannya. Faktor yang berasal dari luar diri adalah faktor lingkungan yang kurang mendukung untuk membangkitkan semangat belajar sehingga malas mengerjakan sesuatu termasuk mengerjakan tugas. Salah satu dari faktor lingkungan ini adalah lingkup pertemanan, yang mana pergaulannya dengan orang-orang yang sama-sama malas dalam belajar. Pengaruh lingkungan ini sangat besar, apalagi faktor ini dapat mempengaruhi terhadap faktor dalam diri pelajar tersebut.

Berkaitan dengan tugas, rasa malas juga dapat muncul ketika tugas yang diberikan memiliki tenggat waktu yang lumayan lama, misalnya satu minggu atau lebih, sehingga terkadang kita memilih untuk mengerjakannya nanti saja ketika sudah mendekati tenggat waktunya. Hal tersebut akan menimbulkan dampak lain ketika tugasnya tidak hanya dari satu mata pelajaran atau mata kuliah, melainkan beberapa tugas bermunculan keesokkan harinya. Dan jika tidak dikerjakan maka akan membuat tugas yang kita punya menumpuk. Apalagi jika batas waktu pengumpulannya berdekatan, hal ini akan membuat kita keteteran. Karena dampak ini pula, beberapa mahasiswa akan  kehilangan waktu tidurnya alias begadang semalaman untuk mengerjakan tugas yang ditumpuknya.

Keadaan lain yang akan kita alami ketika tugas menumpuk adalah bingung tugas mana dulu yang harus dikerjakan, apalagi ketika kita menganggap tugas tersebut susah. Nah, ini menimbulkan dampak lain yaitu kita akan meminta pekerjaan teman saat dirasa waktu yang tersisa tidak cukup untuk kita mengerjakan sendiri. Ketika mengerjakan sendiri pun, bisa jadi tugas yang kita garap tidak selesai karena deadline tadi. Konsekuensi lainnya ketika tugasnya selesai tetai kita mungkin terlambat dalam mengumpulkan tugas tersebut.

Cara untuk mengatasi rasa malas saat mengerjakan tugas adalah adanya kemauan dari diri kita sendiri untuk melawan rasa malas tersebut. Sebanyak apapun cara dan motivasi yang ada untuk terbebas dari rasa malas, jika kita sendiri tidak ingin memulai dan melawan maka semua itu sia-sia. Kita juga harus ingat bahwa niat kita untuk sekolah atau kuliah adalah menuntut ilmu sebagai bekal untuk masa depan.

Cara lain untuk mengatasi rasa malas adalah membuat batasan untuk mengakses media sosial. Terkadang, kita lebih memilih menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain dengan ponsel pintar yang kita punya daripada menghabiskan waktu satu jam untuk mengerjakan suatu tugas. Mulai sekarang, lebih baik membiasakan diri untuk tidak terlalu banyak mengakses sesuatu yang tidak terlalu penting.

Bagaimana jika diri kita susah untuk memulai? Jawabannya adalah paksa diri kita untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Berpikir bahwa jika mengerjakan tugasnya sekarang maka kita bisa santai kemudian. Berikan juga self-reward agar lebih semangat, apalagi ketika kita berhasil mengerjakan tugas yang susah. Seperti membeli eskrim untuk menginkan kepala, menonton film untuk membuat otak rileks, dan jalan-jalan untuk menghirup udara luar setelah seharian berkutat dengan tugas.

Bukan berarti kita tidak bisa bermalas-malasan, tetapi kita harus tahu waktu yang tepat agar kita bisa melakukan hal tersebut. Kuncinya, kita harus pandai mengolah waktu kita, menentukan kapan waktu yang pas untuk bergelut dengan tugas dan waktu yang pas untuk bersantai.

Kita bisa membuat jadwal harian di buku atau ponsel kita. Misalnya dalam kurun waktu seminggu ada tiga tugas yang harus dikerjakan, nah kita bisa buat jadwal dan membagi waktu untuk mengerjakan tugas setelah belajar di sekolah atau di kampus. Jadwal harian ini juga dapat efektif untuk memanfaatkan waktu yang kita punya sebaik mungkin. Bukan hanya untuk mengerjakan tugas saja, tetapi juga untuk belajar. Sisa waktunya bisa kita gunakan untuk bersantai dan bermalas-malasan.

Penulis & Penyunting: Mita Maulida Farha

Ilustrator: Taufiq Zidan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *