Gemercik News-Tasikmalaya (30/09). DPRD Kota Tasikmalaya dikepung massa aksi pada kamis, 29 September 2022 oleh Mahasiswa Tasikmalaya yang tergabung dalam Aliansi BEM Tasikmalaya (ABT). Unjuk rasa tersebut menuntut pemerintah yang dianggap gagal menyejahterakan ekonomi dan kedaulatan pangan.
“Kami merasakan kekecewaan kepada DPRD Kota Tasikmalaya karena tidak pernah hadir 45 orang dari jumlah semua fraksi dalam kegiatan eskalasi pergerakan mahasiswa kali ini,” ujar Koordinator aksi, Rendi Riski Sutisna.
Tuntutan dalam aksi ini meliputi permintaan massa aksi agar pemerintah segera menurunkan harga BBM, menagih Presiden Jokowi untuk segera menyelesaikan kasus HAM masa lalu yang ada di Indonesia, menuntut pemerintah untuk segera melaksanakan reforma agraria, pemerintah harus menjaga atau mengawal kedaulatan pangan. Massa aksi mengutuk keras segala tindakan represifitas aparat kepolisian yang dilakukan dalam segala pergerakan mahasiswa tingkat provinsi atau nasional.
”Aliansi BEM Tasikmalaya siap berangkat ke provinsi atau ke nasional, agar rezim Jokowi sadar atas kesalahan-kesalahan yang tidak berpihak kepada rakyat,” tambah Rendi.

Setelah berhasil memasuki Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, massa aksi melakukan kudeta dengan menduduki kursi DPRD karena dirasa DPRD tidak serius mendengarkan aspirasi mahasiswa, sebab ketua DPRD serta beberapa anggotanya tidak hadir.
Saat-saat terakhir dilakukannya diskusi, massa aksi mengusir anggota DPRD yang hadir lantaran jawaban yang dilontarkan terlalu normatif dan tidak memuaskan.
Reporter: Khumairoh dan Anisa Muznatun Uyun
Penulis: Hesti Cahyani
Penyunting: Andini Primadani Putri