Aksi Solidaritas Mahasiswa FKIP sebagai Simbol Keresahan Tragedi Kanjuruhan

PicsArt 10 08 06.57.17

Gemercik News-Universitas Siliwangi (8/10). Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi menggelar aksi solidaritas atas tragedi ironis yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Aksi yang berlangsung di depan Gedung FKIP pada malam (6/10) ini disebut sebagai sebuah simbol keresahan bersama.

“Alasan yang melatarbelakangi adanya massa aksi ini adalah di dalam standarisasi dan prosedur, apa yang dilakukan oleh aparat, tentara, dan Polri (Polisi Republik Indonesia) tidak sesuai, walaupun memang mereka mengatakan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku,” tutur Pajar Rizki Maulana sebagai Pengkaji Aksi dan Strategi (Kasrat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP.

Tak hanya itu, alasan lain yang turut membersamai dalam aksi solidaritas ini, yaitu kecaman terhadap para aparat yang membubarkan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, dengan menggunakan gas air mata. Kemudian, dengan aksi represif dari para aparat tersebut yang jelas melanggar aturan Undang-undang Federasi Sepak Bola Internasional.

Aksi yang diikuti oleh kurang lebih seratus massa aksi ini merupakan sebuah inisiasi dari BEM FKIP yang mengajak kepada kawan-kawan suporter dan mahasiswa umum, baik dari fakultas lain yang ada di Unsil, ataupun mahasiwa luar Unsil untuk ikut serta menyampaikan keresahannya terkait tragedi Kanjuruhan.

Adapun rangkaian acara yang berlangsung, yakni pengumpulan massa aksi dengan membentuk lingkaran dengan tujuan membuat suasana menjadi lebih khidmat, kemudian penyampaian orasi-orasi sebagai bentuk atau cara untuk meluapkan emosi. Kemudian juga diadakan pembacaan puisi, dan yel-yel dukungandari komunitas suporter yang ada di FKIP sebagai bentuk dari rasa empati dan suatu dukungan agar nantinya suporter sepak bola di Indonesia bisa bersatu tanpa terpecah belah.

Pajar juga menyampaikan langkah yang diharapkan dari aksi solidaritas ini supaya bisa terpublikasi di nasional ataupun ruang lingkup Kota Tasikmalaya, sebagai bukti bahwa di Tasikmalaya, tepatnya di Unsil ada sebuah aksi solidaritas untuk mengecam dan mengutuk tindakan aparat dan seluruh pemerintah federasi di Indonesia, agar mendapatkan efek jera dan ditindak dengan seadil-adilnya.

“Harapan saya untuk sepak bola Indonesia, terutama kepada federasi di Indonesia, supaya mereka bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Kemudian, dalam segi pelatihan-pelatihan usia muda di akademi sepak bolanya masing-masing, di seluruh wilayah Indonesia, semoga bisa dimaksimalkan kembali,” pungkas Pajar.

Reporter: Alifia Hanin Nugraha dan Hana Novianti

Penulis: Diana Puspitasari

Penyunting: Andini Primadani Putri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *