Gemercik News-Universitas Siliwangi (25/09). Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) berkolaborasi bersama Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi (Unsil) dan Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Se-Indonesia (ISMKMI) telah melaksanakan seminar dan talk show di Gedung Rektorat Universitas Siliwangi.
Bapak Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, S.Pd., M.Kes. selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unsil membuka kegiatan bertajuk ‘Masa Depan Kesehatan Masyarakat sebagai Ujung Tombak Kuatkan Layanan Kesehatan Primer’ ini. Seminar dan talkshow ini merupakan bagian program ‘CISDI Goes to Campus’.
“Sebenarnya, ini program perdana. Pertama itu di Universitas Indonesia dan ini (Universitas Siliwangi) yang kedua,” ungkap Dedi Funda, Alumnus Kesehatan Masyarakat Unsil dan Creative Communication Officer CISDI.
CISDI adalah organisasi non-profit yang fokus membantu masyarakat mendapatkan akses kesehatan yang layak dan terjangkau.
“Jadi, sebenarnya CISDI berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi kaum muda. Ada banyak program juga mulai dari pelayanan kesehatan primer, pengendalian tembakau, SDGs (Sustainable Development Goals), dan hingga mendorong pemerintah menerapkan cukai minuman manis dalam kemasan (MBDK),” jelas Dedi.
Pemberdayaan layanan kesehatan primer, seperti puskesmas, adalah kompetensi utama CISDI. CISDI mengupayakan hal itu melalui berbagai program. Salah satunya melalui program Pencerah Nusantara Responsif-Inklusif Masyarakat Aktif Bermakna atau PN-PRIMA. PN-PRIMA, tutur Dedi, merupakan program yang bertujuan untuk menguatkan keberadaan kader kesehatan.
“PN-PRIMA itu merupakan salah satu program CISDI yang menguatkan kader. Jadi, kayak kita melihat ada potensi nih, praktik baik yang bisa kita berikan kepada mahasiswa kesehatan untuk dijadikan pelajaran setelah lulus dari kesehatan,” tambah Dedi.
Dalam acara seminar dan talk show CISDI Goes to Campus juga terdapat hal yang menarik, yaitu tersedianya juru bahasa isyarat.
“Di CISDI sendiri tuh, ada bahasa isyarat. Itu sudah standarnya kita untuk memberikan fasilitas kepada teman-teman yang membutuhkan bahasa isyarat,” papar Dedi.
Di penghujung acara, terdapat pemutaran film dokumenter pendek yang berjudul Dari Rumah ke Rumah oleh Dedi Funda yang menjadi Asisten Sutradara pada film tersebut. Film dokumenter tersebut dapat disaksikan di channel YouTube CISDI.
Pada film Dari Rumah ke Rumah, Dedi Funda ingin menyampaikan dan menyuarakan perjuangan kader kesehatan yang secara sukarela membantu masyarakat.
“Kadang tuh para kader dipandang sebelah mata ya dengan insentif yang sebegitu kecilnya, tetapi (kader) ditelepon malam pun mereka pasti bangun (untuk membantu),” ungkap Dedi.
Dedi juga menjelaskan hambatan yang dirasakan ketika memproses film dokumenter tersebut adalah mengumpulkan ragam cerita para kader terpilih dalam durasi singkat dan substansi tepat.
Para kader kesehatan berharap bisa mendapatkan insentif yang layak dan pemberian pembekalan, pelatihan, serta alat penunjang cek kesehatan.
“Nah, kalo dari kita sendiri, kita sudah menyuarakan ke Kementerian Kesehatan untuk mendukung para kader mendapatkan insentif yang layak dan kelembagaan,” ungkap Dedi.
Event selanjutnya yang akan dilaksanakan oleh CISDI adalah Primary Health Care Forum yang akan mengundang narasumber dari luar negeri untuk berdiskusi dan berbagi praktik baik untuk para pelaku transformasi layanan kesehatan primer.
Reporter dan Penulis: Aidiyah Fitri Zahro dan Ferani
Penyunting: Widia Maharani S