Gemercik News-Universitas Siliwangi (10/05). Universitas Siliwangi (Unsil) telah mengeluarkan kebijakan mengenai kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Kebijakan tersebut menimbulkan tanggapan dari calon mahasiswa baru (camaba), salah satunya Reva Nur Sya’bani Hanafi, camaba jurusan Pendidikan Matematika yang mengeluhkan kenaikan UKT karena dinilai tidak sesuai dengan gaji orang tua.
“Kalau dari segi UKT kami keberatan, karena rata-rata UKT-nya tidak sesuai dengan gaji orang tua dan kami keberatan akan hal itu,” ujar Reva pada Gemercik, Senin (06/05/2024)
Sementara itu, PN mengatakan cukup keberatan mengenai kebijakan kenaikan UKT ini. Apalagi ketika PN tidak lolos KIP-K dan kini terdaftar pada UKT golongan tiga ke atas.
“Dari awal keputusan buat kuliah, gak, ada kesempatan buat dapat KIP. Ternyata, pas ngajuin gak dapet, bilangnya kalau misal gak dapet KIP, ya, dapet golongan satu dan dua, ternyata di golongan tiga ke atas. Jadi, keberatan banget,” ujar PN.
Selanjutnya, PN mengatakan jika bisa ada komisi yang menyurvei langsung ke rumah dan melakukan wawancara untuk melihat secara nyata bagaimana kondisi ekonominya. Lebih lanjut, PN mengungkapkan untuk tidak melihat kondisi seseorang lewat bangunan rumah, karena PN beranggapan jika pendapatan setiap orang tentu tidak stabil setiap saatnya.
“Ya, kalau bisa ada komisi yang ke rumah terus wawancara, ngeliat bener-bener nyatanya gimana. Terus jangan ngeliat dari bangunan rumah karena, kan, pendapatan orang, tuh, gak stabil, gak tau dulu sama sekarangnya itu gimana,” ucap PN.
Terakhir, Reva mengatakan harapannya agar semua mahasiswa, baik itu mahasiswa baru, yang UKT-nya tidak sesuai dengan keadaan ekonomi untuk dapat melanjutkan kuliah.
“Kalau bisa aku pinginnya, tuh, semua yang UKT-nya tidak sesuai sama gaji orang tua, bisa lanjut kuliah, karena kalau misalnya kita gak lanjut kuliah, kan, sayang,” tutup Reva.
Reporter: Dhanti Trioktaviani
Penulis: Shafira Zalwa
Penyunting: Anisa Zahra Aprilia Salam