Lonjakan UKT Resahkan Orang Tua Camaba

Sumber Foto JohnGemercik Media 1

Gemercik News – Universitas Siliwangi (12/05). Universitas Siliwangi (Unsil) telah mengeluarkan kebijakan mengenai Penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) melalui Surat Edaran No. 1322 mengenai Pengumuman tentang UKT dan Kegiatan Kemahasiswaan Universitas Siliwangi pada Selasa (30/04). Ketetapan golongan pembagian Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi calon mahasiswa baru (Camaba) Universitas Siliwangi (Unsil) telah menyebabkan keresahan bagi kalangan orang tua camaba Unsil, terutama ketidaksesuaian pihak rektorat pada saat sosialisasi Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dengan hasil final golongan UKT.

Salah satu calon mahasiswa berinisial Y, didampingi oleh orang tuanya, mengungkapkan ketidakjelasan dari pihak rektorat dalam janji yang dibuat selama pertemuan online (Zoom) saat sosialisasi KIP-K jalur SNBP mengenai pembagian bagi mereka yang tidak lolos jalur KIP-K.

“Sebelumnya pernah melakukan Zoom dengan pihak rektorat. Menurut dia, kalau tidak lolos jalur KIP-K maka bisa masuk golongan satu atau dua, sedangkan saya dapat golongan tiga,” ujar Y kepada Gemercik pada Senin (06/05).

Orang tua Y juga menyatakan keberatan dengan keputusan penentuan golongan UKT yang harus dibayarkan, terutama karena ada biaya sehari-hari selain UKT yang perlu dipertimbangkan.

“Sampai menangis dia (anaknya), dari mana uangnya, masa harus mencari-cari, minjam. Iya kalau satu kali tapi kan ke depannya itu belum kebutuhan yang lain-lainnya, buat kebutuhan sehari-hari aja kurang,” jelas orang tua Y.

Sementara itu, orang tua Marsanda dari jurusan Akuntansi, menyatakan bahwa pihak Unsil dalam menentukan golongan UKT hanya memperhatikan gaji tanpa mempertimbangkan tanggungan cicilan atau faktor lainnya.

“Saya gaji itu 6 juta, kalau 6 juta tidak ada cicilan mah enak gitu, bisa lah. Tapi kan ini kepotong (cicilan),” ujarnya.

Lebih lanjut, orang tua Marsanda juga menegaskan bahwa tidak meminta kuliah gratis, melainkan agar golongan yang diterima tidak terlalu besar, sehingga tidak memberatkan di masa depan. Selain itu, ia menambahkan bahwa pihak Unsil seharusnya tidak hanya mempertimbangkan gaji yang tercantum, tetapi juga harus melihat gaji bersih orang tua camaba.

“Sekali lagi, saya tidak minta untuk gratis tapi jangan terlalu besar gitu, soalnya dilihatnya gaji tanpa ada potongan, harusnya pertimbangannya ada (pilihan) gaji kotor dan gaji bersih, yang bersihnya (sudah terpotong cicilan) yang diambil,” jelasnya.

Tidak hanya itu, orang tua Marsanda juga menyatakan harapannya kepada pihak Unsil untuk segera memberikan kepastian penurunan UKT bagi anaknya. Orang tua Marsanda berharap pembayaran UKT tidak menjadi hambatan bagi mereka.

“Sayang loh, jadi takutnya orang-orang itu (berprestasi) tersisihkan. Sayang gitu itu juga untuk potensi Unsil juga tolong disampaikan gitu, pertimbangkan lagi,” pungkas orang tua Marsanda.

Reporter: Dhanti Tri Oktaviani dan Rifki Ardi Gunansyah

Penulis: Rifki Ardi Gunansyah

Penyunting: Hanna Juliana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *