Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengambil langkah penting dengan memasukkan sastra ke dalam struktur pembelajaran sekolah sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka. Kebijakan ini berlaku di setiap jenjang pendidikan, yaitu mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah.
Pemberlakuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024. Ini merupakan upaya untuk memperkuat literasi dan minat baca peserta didik. Menteri Nadiem Makarim menegaskan bahwa kehadiran sastra dalam kurikulum merupakan langkah strategis untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kreativitas siswa.
- Peluncuran Program Sastra Masuk Kurikulum
Program “Sastra Masuk Kurikulum” diluncurkan pada peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas) 2024, yang juga bertepatan dengan peluncuran program tersebut. Program ini diinisiasi oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) sejak tahun 2023 sebagai bagian dari Episode Merdeka Belajar ke-15. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi murid.
- Pemanfaatan Sastra dalam Pembelajaran
Sastra kini menjadi bagian integral dari struktur pembelajaran dan bukan lagi sekadar aktivitas ekstrakurikuler. Karya sastra akan digunakan sebagai sumber belajar penting untuk meningkatkan minat baca, menumbuhkan empati, mengasah kreativitas, serta nalar kritis peserta didik. Sastra akan diajarkan melalui bentuk co-kurikuler di sekolah dan dimasukkan ke dalam jadwal pelajaran.
- Kriteria dan Koleksi Buku Sastra
Kemendikbudristek telah menyusun kriteria kurasi buku yang disarikan dari Dimensi Profil Pelajar Pancasila dan melibatkan sastrawan, akademisi, serta guru dalam prosesnya. Sebanyak 177 judul buku sastra, termasuk novel, cerita pendek, puisi, dan non-fiksi, telah disiapkan untuk mendukung pembelajaran di sekolah. Buku-buku ini hanya sebagai panduan bagi guru, yang berarti guru dapat mencari karya sastra yang relevan dengan mata pelajaran.
- Implementasi dan Dukungan
Program ini akan diterapkan mulai tahun ajaran baru mendatang untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Kemendikbudristek menyediakan panduan penggunaan buku sastra yang direkomendasikan dan akses gratis ke berbagai buku bacaan bermutu melalui laman buku.kemdikbud.go.id dan budi.kemdikbud.go.id. Selain itu, semua mata pelajaran diharapkan memasukkan karya sastra sebagai sumber informasi bagi siswa.
- Meningkatkan Literasi dan Kreativitas
Kemendikbudristek berupaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang kaya dan beragam melalui pemanfaatan sastra dalam Kurikulum Merdeka. Sastra akan hadir dalam pembelajaran di beberapa kelas, tidak hanya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ini mendorong guru untuk menggunakan karya sastra sebagai bahan ajar di berbagai mata pelajaran.
- Kesimpulan
Dengan memasukkan sastra ke dalam Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek berharap dapat meningkatkan kemampuan literasi, empati, dan kreativitas siswa, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan. Program ini juga bertujuan untuk membangun literasi baca, sebagai pondasi sepanjang hayat dan mengajak pembaca untuk melihat isu dari berbagai perspektif melalui karya sastra. Implementasi sastra dalam kurikulum diharapkan dapat meningkatkan minat baca di Indonesia, yang saat ini masih tergolong rendah.
Referensi
Ernowo, Pasha Yudha. 2024. Ini Berbagai Upaya Kemendikbudristek Dorong Pemanfaatan Buku Bermutu. Jakarta: InfoPublik.
Wulandari, Trisna. 2024. Resmi! Kurikulum Merdeka Berlaku untuk Sekolah Se-Indonesia. Jakarta: DetikEdu.
Wibisana, Bentar. 2024. Makin Keren! Kemendikbudristek Memasukkan Sastra di Kurikulum Merdeka Bikin Belajar Asyik dan Penuh Wawasan! Bandung: GoraEdu.
Penulis: Hafsha Fathiya Muthmainnah
Penyunting: Raisa Fadilah Ramadani