Antisipasi Kekosongan Mahasiswa KKN oleh Peserta MBKM, LPPM Terapkan Metode Baru

IMG 20240603 WA0034

Gemercik News-Universitas Siliwangi (04/06). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Siliwangi (Unsil) kembali menggelar program Kuliah Kerja Nyata (KKN), kegiatan ini akan dilaksanakan dilebih 50 desa pada 20 Juni hingga 20 Juli 2024 mendatang. Dr. Romy Faisal Mustofa, S.Pd., M.Pd. sebagai sekertaris LPPM menyampaikan pengelompokan akan dimulai dengan 10 mahasiswa untuk sementara yang nanti akan di-rate hingga ke 20 mahasiswa berbaur dengan mahasiswa yang melaksanakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) untuk mengantisipasi kekosongan.

“Pak kepala itu menyebutkan 10 orang tuh 10 orang pengelompokkan itu tahap awal, kami mengantisipasi kejadian tahun kemarin. Yang MBKM kami sudah tentukan 20 di awal ternyata si mahasiswa telat konfirmasi bahwa dia MBKM, akhirnya ada kejadian di lapangan itu yang seharusnya 20 orang jadi 11 orang karena yang 9 MBKM, tidak terdeteksi dari awal makanya kami kelompokkan 10 dulu yang sudah pasti nih. Oh ini sudah pasti diverifikasi dulu datanya,” jelas Dr. Romy kepada Gemercik, pada Selasa (04/06).

Terdapat lebih dari 1000 mahasiswa yang akan melaksankan KKN pada periode II 2024, untuk mengantisipasi kejadian tahun sebelumnya terdapat sembilan orang dalam sekelompok, LPPM melakukan metode baru pengelompokkan awal 10 mahasiswa terlebih dahulu, untuk menjaring mahasiswa yang ikut MBKM. Ketika Sistem Informasi Manajemen Kuliah Kerja Nyata (SimKKN) yang sudah terisi penuh dan oleh LPPM akan mendeteksi mahasiswa MBKM maka kelompoknya akan ditingkatkan menjadi 20 mahasiswa per kelompok.

“Betul, tapi jangan sampai seperti kemarin sembilan orang hilang gitu, ya, kalau sekarang dua atau tiga mah agak mending gitu, tapi kalau sudah sembilan kan kasihan harus menanggung biaya hidupnya,” tutur Dr. Romy.

Dr. Romy mangakui LPPM belum dapat menjaring keseluruhan peserta MBKM karena SimKKN belum spesifik karena SimKKN sudah diprogram sebelum MBKM diprogramkan. Sistemnya yang belum dapat me-manage mahasiswa MKBM secara automatis, sedangkan upgrade system membutuhkan waktu cukup lama.

“Makanya kami pun tidak menjamin sekarang kalau begitu sekarang ada yang tidak lolos dong Pak oh kemungkinan masih ada karena sistem penjaringannya manual menunggu laporan dari manusia MBKM gitu,” ujar Dr. Romy.

Untuk pemilihan tempat KKN akan dilakukan by system tidak datang ke LPPM untuk mendaftarkan manual. Mahasiswa akan memilih desa terlebih dahulu, ketika desa itu sudah terpilih oleh 20 mahasiswa maka sistem akan mengarahkan ke desa yang lain.

“Pak kepala menafsirkannya itu by system, artinya mahasiswa memilih ketika sudah penuh terpilih, maka sistem mengarahkan ke yang lain, beda dengan begini by system dengan yang manual, nih datang ke LPPM Anda nulis di desa mana nah itu bukan by system, tapi kalau yang tadi bisa dikatakan by system karena sistem yang akan mengarahkan Anda nanti ke desa yang lain begitu,” tutup Dr. Romy.

Reporter: John Kristian Pasaribu dan Putri Nurhasna Irani
Penulis: John Kristian Pasaribu
Penyunting: Putri Nurhasna Irani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *