Melalui selembaran yang diberikan oleh pihak BEM FAI, diketahui terjadinya longsor di Ponorogo adalah akhir bulan Maret. Warga sekitar tebing yang telah mengungsi kembali ke rumahnya masing-masing pada 1 April 2017 karena cuaca yang cerah. Dari pengakuan beberapa warga, menjelang longsor mereka mengaku mendengar gemuruh seperti suara pesawat yang melintas sekitar pukul 07.30 WIB atau sesaat sebelum longsor menerjang lokasi itu.
Menurut laporan BNBP, hingga senin (3/4) pagi, 2 korban meninggal telah ditemukan sedangkan 26 korban masih hilang. Adapun longsor susulan terjadi pada tanggal 6 April dan 9 April 2017.
Ali (Eksyar, 2015) dari Departemen Hikmah selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa diselenggarakannya penggalangan dana ini ialah bentuk pengabdian masyarakat sebagai mahasiswa. “Agar semua mahasiswa UNSIL peduli terhadap lingkungan kepada negara ini,” jelasnya. Kegiatan dilaksanakan mulai hari Senin, 10 April 2017 hingga hari Jum’at 14 April 2017 dan uang yang nantinya terkumpul akan dihitung dan diberikan kepada korban bencana longsor di Ponorogo. “Kalo nanti hasilnya cukup besar, nanti saya sama gubernur FAI bahwasannya akan langsung ke Ponorogo. Tapi misalkan dananya minim, sedikit, paling nanti ada Bapak Gubernur (Fanniar) punga kenalan ada di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dikirimkan melalui rekening itu, jadi ada MDX-nya di pusat Ponorogo gitu,” jelas Ali.
Ia pun berharap akan tumbuh kesadaran khususnya mahasiswa UNSIL untuk peka terhadap lingkungan karena manusia hidup di alam maka harus berdampingan baik dengan alam.
Fotografer: Fuji