Cerita Mistis Tertutup oleh Keindahan yang Tercipta: Ada Apa dengan Galunggung?

IMG 8916 Scaled

Oleh Nurul Aulia

Galunggung, salah satu keindahan alam yang tersimpan di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia. Gunung berapi yang terletak sekitar 17 km dari pusat Kota Tasikmalaya ini memiliki ketinggian 2.167 m di atas permukaan laut. Di balik keindahan alamnya, Galunggung memiliki kenangan pahit yang masih dikenang hingga saat ini, yaitu peristiwa meletusnya Gunung Galunggung pada tahun 1982 yang cukup membawa dampak besar.

Dilansir dari PikiranRakyat.com, Pusat Vulkanologi (1983) mencatat jumlah letusan yang terjadi sebanyak 61 kali. Dentuman bergemuruh dengan kilatan-kilatan api dan bumbungan asap tebal ke udara meluncurkan awan panas. Menurut Katili dan Adjat Sudradjat (1984), letusan Gunung Galunggung itu menyebabkan dilakukan evakuasi masyarakat sebanyak 35.000 orang. Sekitar 94.000 Ha lahan pertanian terkena dampaknya. Tidak ada korban jiwa yang secara langsung disebabkan oleh letusan. Sebuah kenangan yang akan menjadi bahan pembicaraan dari mulut kemulut untuk generasi penerus Kota Tasikmalaya. Peristiwa letusan Galunggung diperingati setiap tahunnya sebagai hari ulang tahun Galunggung. Terhitung sudah 37 tahun sejak peristiwa tersebut terjadi.

Beberapa kegiatan dan perayaan besar juga sering dilakukan di Gunung Galunggung, seperti acara peringatan kemerdekaan 17 Agustus dan acara kamping. Salah satu kegiatan yang selalu di lakukan setiap tahunnya yaitu istigasah yang berarti doa bersama untuk meminta pertolongan. Biasanya istigasah dilakukan pada tanggal 10 Muharam dan banyak mendatangkan pengunjung dari luar Kota Tasikmalaya.

Di bawah terik matahari yang menembus kulit, perjalanan panjang di jalan aspal yang cukup kecil terbayar dengan adanya sajian alam yang sangat menakjubkan. Gunung yang menjulang tinggi, dihiasi sawah yang membentang di setiap sisi lereng dengan suasana pedesaan yang masih sangat asri dan ditambah udara yang sejuk telah mengobati seluruh rasa bosan saat di perjalanan menuju Gunung Galunggung.

Gunung Galunggung memiliki dua tempat menarik untuk dikunjungi yaitu kawah Galunggung dengan danaunya yang hijau serta pemandian air panas yang biasa disebut CipanasGalunggung. Ada dua rute dari arah pintu masuk gapura, ke kiri untuk menuju puncak kawah Gunung Galunggung dan ke kanan menuju area pemandian Cipanas Galunggung. Jalan menuju pos tiket masuk untuk ke kawah Galunggung cukup menanjak dan curam, perlu kelihaian dan kehati-hatian bagi pengemudi.

Dengan membayar tiket masuk sebesar 10 ribu rupiah pengunjung sudah bisa menikmati keindahan alam yang membentang dengan luar biasa di kawah Galunggung. Untuk sampai ke puncak kawah Galunggung, pengunjung bisa melakukan perjalanan haiking melalui dua jalur, yang pertama tangga biru (blue stairs), pengunjung harus melewati 510 anak tangga. Sedangkan melalui tangga kuning (yellow stairs), pengunjung akan melewati 620 anak tangga.

Untuk menuju dasar kawah Galunggung terdapat satu jalan berupa tangga. Jalan tersebut sebenarnya bukan untuk tujuan wisata, melainkan untuk keperluan pegawai pengendalian air pembuangan dari Danau Galunggung. Jumlah tangganya juga tidak kalah banyak dengan tangga biru dan tangga kuning dari area parkir utama. Hanya saja, tangga ini lebih landai dan terdapat beberapa tikungan. Semakin turun ke bawah, di sebelah barat puncak Galunggung tampak makin menjulang. Sementara sebelah kanan terlihat tanggul danau yang tampak siluet.

Sebelum sampai ke dasar danau, di belokan tangga pertama Anda bisa melihat sumur besar berdiameter 5 m. Sumur tersebut gelap dan berkabut, sedalam 100 m. Anda dapat sampai pada dasar danau yang sudah mengering. Lapangan luas tersebut terdiri dari kerikil batuan dan pasir yang sudah berumput. Para pencinta alam sering memasuki arena ini, bahkan mengadakan kamping di bawahnya. Hanya saja untuk menuju dasar danau kering itu cukup jauh, harus mengelilingi bibir danau terlebih dahulu, turun dari sebelah barat daya. Tidak ada jalan khusus terbuat dari tangga, yang ada hanya jalan setapak di tebing-tebing. 

Di atas kawah Galunggung, persis di samping tangga biru pengunjung bisa menikmati pemandangan alam dan lanskap Kota Tasikmalaya dengan nyaman di sebuah view deck, sehingga tak sedikit pengunjung yang memanfaatkannya untuk ajang swafoto. Selain itu, pengunjung tidak perlu khawatir jika tidak sanggup menempuh beratus-ratus anak tangga tersebut, karena di kawasan ini menyediakan ojek yang akan mengantarkan pengunjung untuk sampai ke kawah Galunggung.

Dari atas kawah Galunggung, pengunjung juga bisa melihat kepadatan Kota Taikmalaya yang biasanya akan lebih indah apabila dinikmati pada malam hari karena adanya cahaya lampu dari rumah penduduk yang disebut citylight.

Pengunjung yang tidak terbiasa dengan hawa dingin yang ada di kawah Galunggung dapat menyambangi Cipanas Galunggung. Di tempat wisata ini tersedia beberapa kolam pemandian air panas yang bisa digunakan untuk berendam. Pengunjung dapat menikmati rendaman air panas sembari melihat pemandangan alam yang masih sangat asri dan terjaga di sekitaran CipanasGalunggung.

Kandungan belerang dari Gunung Galunggung dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Untuk bisa menikmati fasilitas CipanasGalunggung, pengunjung hanya perlu mengeluarkan biaya tiket masuk kisaran 5-10 ribu rupiah. Menghabiskan waktu berendam di sini tentu akan membuat badan terasa lebih segar.

Selain kenangan pahit tentang letusan dan pemandangan alam yang indah, Gunung Galunggung juga akrab dengan cerita misteri. Keangkeran sebuah gunung bukan hal yang baru. Dapat dipastikan bahwa semua gunung di Indonesia pasti angker dan memiliki cerita mistis tersendiri. Puncak Gunung Galunggung dipercaya sebagai tempat tinggal bagi bangsa jin. Menurut orang-orang yang dapat melihat dengan mata batin, puncak gunung ini sangat “ramai” akan aktivitas mahluk astral. Cukup banyak cerita misteri yang ada di Gunung Galunggung, terutama tentang pesugihan yang muncul.  Salah satu dari cerita tersebut adalah tentang Nyai Kancra.

Ketika ditanya “Selama Ibu di sini ada tidak cerita yang khas dari Galunggung?”

Ibu Iloh, salah satu warga yang telah berjualan sekitar kurang lebih tujuh tahun di Gunung Galunggung menjawab, “Kalau dulu kansuami saya kerja di sini bikinterowongan, kerjanya sif-sif an (siang/malam). Pas sendiri, bagian pegang mesin kalau mau turun ke bawah. Setengah dua malam ada perempuan datang bilangnya Nyai Kancra. Terus bilang sama kuncen sini, itu mah yang gegeh (jaga) di sini. Kancra itu artinya ikan. Rupanya ikan, tapi suka berwujud manusia memakai kebaya,” jelas Iloh.

Gunung tampaknya juga menjadi tempat favorit bagi sebagian orang untuk bertapa. Begitu juga dengan Gunung Galunggung. Banyak orang yang datang, baik itu pria dan wanita untuk bertapa di Gunung Galunggung. Kebanyakan dari mereka memiliki tujuan yang berbeda-beda dari tapa yang mereka lakukan.

“Pernah ada yang tapa di atas, perempuan, satu bulan. Bawa beras dalam wadah botol air mineral 1,5 liter. Makanya satu hari secapitjari jempol dan telunjuk. Pernah di atas yang ada curug, ada sedong. Sudah satu bulan di atas keluarganya menjemput ke situ, tapi masih hidup, nggak sakit.” Tambah Iloh.

Banyak hal gaib yang ada di Gunung Galunggung dari cerita yang diwariskan turun temurun oleh nenek buyut terdahulu. Namun, dengan adanya perkembangan zaman, cerita tersebut mulai memudar, karena kebanyakan orang saat ini yang sudah mulai tidak mempercayainya. 

Bermula dari peristiwa letusan yang meninggalkan cerita dan membentuk pemandangan alam yang indah sehingga membuat Kota Tasikmalaya mendapat julukan sebagai Mutiara dari Priangan Timur yang terpendam. Keindahan pesona Galunggung dan pesona dari masing-masing objek wisata yang ada di Kota Tasikmalaya lainnya patut untuk dikunjungi dan dinikmati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *