
Oleh: Fachriel Hayqal M.
Daun Kelor merupakan tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun, dan tahan kondisi panas ekstrim. Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan. Daun kelor umum digunakan untuk menjadi pangan dan obat di Indonesia, biji kelor juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil. Sejak awal tahun 1980-an, penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah, sampai bijinya, telah dimulai. Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan, serta penahan penggurunan di Ethiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993.
Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Ethiopia, Somalia, dan Sudan, karena menanam pohon kelor sudah menjadi tradisi penduduknya sejak lama. Mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan. Di kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga, pada musim penghujan, walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor. Dan pada musim kemarau, “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Selain itu, karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi. Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India,C. Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektoralias pelindung hati.
Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr. Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung.
“Bagian apa pun yang dipakai aman, asal memperhatikan caranya,” ujar salah satu alumnus Universitas Gadjah Mada. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat, sebab efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.
Adapun manfaat daun kelor yaitu sebagai berikut:
Daun kelor mengandung protein, vitamin, dan mineral yang cukup tinggi. Daun kelor mengandung vitamin A, vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin), vitamin B6, serta vitamin C. Daun kelor juga memiliki kandungan penting lainnya seperti kalsium, kalium, zat besi, magnesium, fosfor, seng, serta rendah kalori. Semua senyawa tersebut sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh.
Daun kelor juga mampu memberikan khasiat untuk kecantikan kulit. Daun ini mengandung protein dan vitamin C yang dapat melindungi sel-sel kulit dari kerusakan. Bahkan, daun kelor juga dapat menjaga kesehatan dan kekuatan rambut. Untuk dijadikan perawatan kulit dan rambut, Anda bisa menjadikan daun kelor sebagai masker.
Adapun efek samping dari penggunaan daun kelor antara lain:
- Diare
Bahaya daun kelor yang harus diwaspadai selanjutnya yaitu menyebabkan diare. Daun kelor memiliki efek laksatif atau pencahar, sehingga berpotensi menyebabkan atau memperburuk diare. Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya hindari konsumsi daun kelor sementara waktu. Daun kelor lebih direkomendasikan untuk dikonsumsi ketika Anda mengalami kesulitan buang air besar atau biasa disebut dengan sembelit.
- Kerusakan Hati dan Ginjal
Kerusakan hati dan ginjal merupakan salah satu efek samping daun kelor yang berbahaya. Penggunaan obat-obatan tertentu untuk jangka panjang memang umumnya dapat memicu kerusakan pada organ tertentu dalam tubuh, terutama hati dan ginjal. Penelitian pada hewan telah membuktikan bahwa konsumsi jangka panjang dari daun kelor juga dapat menyebabkan kondisi ini. Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati harus dilakukan secara rutin untuk setiap orang yang menggunakan tanaman kelor maupun herbal lainnya sebagai pengobatan.
- Berbahaya bagi Kandungan
Efek samping satu ini bukan merupakan efek samping daun kelor, melainkan bagian tanaman kelor lainnya. Bunga, kulit pohon, dan akar tanaman kelor dipercaya memiliki komponen yang dapat menyebabkan keguguran. Kandungan beberapa fitonutriendalam daun kelor dapat menyebabkan kontraksi pada rahim.
Maka dari itu, konsumsi ekstrak kelor tidak disarankan selama kehamilan. Jika Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan, selalu diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan obat herbal dan obat-obatan lainnya.
Penyunting: Rini