Hambatan Kuliah Online, Bagaimana dengan Nilai Mahasiswa?

08e9d5df D0e8 4d70 A96c 0b16833c3352

Saat ini kita berada di tengah pandemi COVID-19 yang merupakan virus dan penyakit menular yang baru ditemukan. Awal mulanya yakni terjadi di Wuhan Tiongkok, bulan Desember 2019. Untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus ini, instansi pendidikan mengeluarkan kebijakan terkait perkuliahan dengan mengeluarkan imbauan untuk melaksanakan alternatif pembelajaran secara online. Sudah hampir dua bulan ini kuliah online mulai diterapkan di berbagai  kampus di Indonesia, tak terkecuali Universitas Siliwangi. Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti surat edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan Corona Virus Disaese (COVID-19).

UPT-TIK UNSIL sendiri telah memfasilitasi mahasiswa dengan membuat meet unsil untuk menjadi peyambung komunikasi belajar dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa. Lembaga juga memberikan subsidi pulsa sebanyak Rp. 100.000 kepada setiap mahasiswa aktif guna berlangsungnya perkuliahan. Tak hanya lewat meet unsil, mahasiswa dan dosen pun menggunakan aplikasi zoom dan google classroom untuk keberlangsungan proses kuliah online. Namun, tak sedikit mahasiswa yang mengeluhkan dan menyayangkan sistem kuliah online yang sedang berlangsung sekarang ini. Pasalnya banyak kendala yang mereka temui tatkala menggunakan sistem online. Terlebih apabila dosen menggunakan meet unsil akan sering terjadi kendala di antaranya server penuh karena semua fakultas menggunakan akses tersebut yang mengakibatkan eror ketika mengakases meet unsil dan suara yang tidak jelas. Selain itu jaringan pun menjadi kendala terbesar bagi mahasiswa maupun dosen, terlebih mahasiswa yang tinggal di daerah yang jauh dari perkotaan. Banyak mahasiswa yang mengeluhkan tugas yang diberikan dosen terlalu banyak, sehingga mahasiswa kewalahan. Namun dengan adanya tugas banyak yang diberikan dosen mahasiswa berharap itu bisa menjadi jembatan bagai mahasiswa untuk mendapatkan nilai terbaik.

Jika biasanya dalam kuliah tatap muka dosen menilai mahasiswa dari kehadiran, sikap dan nilai-nilai tugas yang dikumpulkan. Namun, dalam kuliah online dosen tidak bisa memberi nilai tambahan dari kehadiran mahasiswa karena terkadang mahasiswa hanya mengisi daftar hadir namun tak menyimak apa yang disampaikan. Dalam kuliah online mungkin dosen hanya bisa menilai mahasiswa dari hasil UTS/UAS dan tugas-tugas yang sering diberikan dan di kumpulkan. Melihat hal itu mahasiswa sendiri khawatir akan nilai masing-masing. Materi yang diserap oleh mahasiswa tidak semaksikmal ketika mahasiswa melakukan pembelajaran tatap muka langsung. Mahasiswa berharap dosen dan kampus akan dapat memberi perhatian kepada mahasiswa dengan memberikan nilai di atas standar bagi mahasiswa yang terdaftar pada mata kuliah terkait.

Menurut surat edaran pertama dari lembaga Universitas Siliwangi, bahwa mahasiswa diharuskan melakukan segala kegiatan dari rumah termasuk kuliah sampai tanggal 30 Mei 2020. Namun, melihat kondisi sekarang yang tidak kunjung membaik, korban terinfeksi virus pun semakin hari semakin bertambah. Maka dari itu lembaga Universitas Siliwangi mengeluarkan kebijakan baru melalui surat edaran Nomor 15/UN58/SE/2020 tentang perpanjangan kebijakan terkait pendemi COVID-19 di lingkungan Universitas Siliwangi. Berdasarkan hasil Rapat Pimpinan Universitas Siliwangi pada tanggal 27 Mei 2020 disampaikan bahwa perpanjangan kebijakan terkait pandemi COVID-19 di lingkungan Universitas Siliwangi, masa berlakuknya diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2020. Namun masa berlaku perpanjangan surat edaran tersebut sewaktu-waktu dapat berubah apabila ada kebijakan dari pemerintah pusat. Ujian Akhir Semester (UAS) akan dilaksankan secara daring berdasarkan kalender akademik yang akan dilaksanakan pada tanggal 8-20 Juni 2020. Adanya perpanjangan kebijakan mengharuskan mahasiswa lebih lama bertempur dengan layar monitor HP/laptop dan juga jaringan yang sering kali tidak bersahabat.

Untuk mengetahui keefektifan kuliah daring kami telah melakukan survei kepada 284 responden dari berbagai fakultas. Survei dilakukan dengan google form sebagai penyedia platform.

Metodologi Riset

Jumlah Responden      : 284 orang

Periode riset                : 4-11 Mei 2020

Instrumen penelitian   : Kuesioner daring

Jenis sampel                : Random sampling

Tidak dapat Berkonsentrasi Selama Pelajaran Jarak Jauh Berlangsung

Dalam pelaksanaan kuliah daring penggunaan aplikasi baik itu zoom ataupun aplikasi lain yang telah disepakati antara pihak dosen dan mahasiswa. Penggunaan aplikasi tersebut membuat mahasiswa hanya perlu melihat layar gawai mereka, sementara dosen menjelaskan. Karena mahasiswa memiliki pilihan untuk tidak mengaktifkan kamera mereka. Hal tersebut dapat membuat mahasiswa yang melakukan PJJ dapat melakukan kegiatan lain dan membuat kesulitan kosentrasi karena adanya gangguan dari luar yang menyebabkan proses komunikasi terganggu.

“Saya tidak dapat berkonsentrasi selama PJJ berlangsung,”

Pada pernyataan tersebut, mayoritas responden menjawab “setuju” sebanyak 57% dan hanya 12% yang menyatakan kalau mereka tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Materi yang diberikan selama PJJ juga sukar dimengerti, dalam survei mengenai pernyataan,

“Saya merasa ilmu atau materi yang diberikan selama PJJ mudah dimengerti daripada tatap muka.”

Sebanyak 69% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut yang berarti pelajaran jarak jauh atau kuliah daring membuat materi sulit untuk dimengerti.

Khawatir akan Nilai Selama PJJ Berlangsung

            Nilai menjadi salah satu yang dikhawatirkan oleh mahasiswa. Pasalnya mahasiswa tidak dapat menyerap materi dengan begitu baik. Kekhawatiran tersebut sangat disetujui oleh sebanyak 62% responden.

Tugas yang Memberatkan

Di seluruh kampus di Indonesia termasuk Universitas Siliwangi banyak dosen yang mengganti kuliah dengan tugas bahkan kuliah berjalan pun tugas tetap diberikan. Banyak sekali mahasiswa yang mengeluhkan tugas yang diberikan  terlalu menumpuk. Sebanyak 50% responden menyetujui hal itu.

Tidak Bersemangat saat Kuliah Daring

Materi dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa juga dapat dipicu oleh rasa semangat ketika mahasiswa tersebut belajar. Namun, ketika kuliah online berlangsung sebanyak 58% responden merasa sangat setuju jika kuliah offline atau tatap muka langsung lebih membuatnya bersemangat.

Masalah pada Perangkat yang digunakan

Perangkat kuliah online seperti laptop atau HP menjadi hal yang penting bagi mahasiswa dan dosen. Di zaman 4.0 seperti sekarang ini, semua mahasiswa apalagi dosen pasti mempunyai alat komunikasi yang bisa digunakan sebagai perangkat untuk mengikuti kuliah online. Namun, bagaimana jika perangkat tersebut bermasalah? Dari responden yang diterima ada sebanyak 52% setuju dengan pernyataan tersebut.

Ketika kami menanyakan “Bagaimana tanggapan anda apabila lembaga universitas membuat kebijakan untuk memberi nilai A kepada seluruh mahasiswa disemua mata kuliah karena masa pandemi?”

Dari responden yang di dapat banyak mahasiswa yang menyetujui hal tersebut. Daring cukup memakan waktu yang banyak dibandingkan dengan kuliah offline atau tatap muka langsung. Terlebih dosen yang memberikan tugas terkadang ada beberapa tugas dengan deadline pengumpulan di waktu yang bersamaan. Itu cukup membuat mahasiswa kewalahan. Jadi jika dosen memberikan nila A maka cukup sebanding dengan perjuangan mahasiswa di tengah-tengah kuliah online ini.

Nilai bukan menjadi tujuan utama dari kuliah online yang di ikuti oleh seluruh mahasiswa. Namun, dengan adanya kendala yang selalu ada ketika kuliah online mahasiswa berharap tetap bisa menerima dan memahami materi dengan baik. Filosofi pendidikan yang krusial adalah mindset mahasiswa dalam pembelajaran, memahami ilmu kemudian menerapkannya, bukan hanya nilai yang diburu. Perlu diingat bahwa tujuan pembelajaran adalah men-transfer ilmu dari dosen ke mahasiswa sehingga mahasiswa memahami apa yang diberikan oleh dosen, yang semula tidak tahu menjadi tahu. Selain itu pengajaran harus diikuti dengan pendidikan sehingga terciptanya akhlak mulia. Meskipun sebenarnya metode yang paling efektif tetaplah perkuliahan face to face secara langsung, akan tetapi jika wabah sudah memasuki stage pandemic. Maka jenis ke-efektifan metode perkuliahan bukan lagi menjadi suatu masalah utama, yang terpenting adalah keselamatan orang banyak dan bentuk pertanggungjawaban dari pihak akademika terhadap berjalannya proses perkuliahan. Sistem kuliah online hanya menjadi alternatif bukan cara regular dan perlu dievaluasi keberlanjutannya. Di sisi lain memang ada kelebihan dan itu yang harus diadopsi.

Gagasan belajar yang disebut Ki Suratman dalam kata pengantar di buku “Demokrasi dan Kepemiminan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa”. Gagasan belajar ini mengedepankan demokrasi yang bersendi kekeluargaan, hak asasi manusia diakui kehadirannya namun tidak boleh dominan demi terwujudnya tertib-damai kehidupan bersama. Begitupun mahasiswa yang mengharapkan hak nya mendapatkan nilai standar bahkan di atas rata-rata, di tengah kuliah online ini karena tugas yang diberikan dan perjuangannya ketika kendala-kendala muncul ketika kuliah online sedang berlangsung.

Reporter: Tim Riset LPM Gemercik

Penulis: Tim Riset LPM Gemercik

Penyunting: Rini Trisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *