Gemercik News-Universitas Siliwangi (22/8). Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi menyelenggarakan webinar kebecanaan dengan mengusung tema “Pentingnya Mitigasi Bencana di Lingkugan Akademis”. Webinar yang diadakan melalui aplikasi Zoom ini dilaksanakan dengan mengingat penanganan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan masyarakat luas termasuk mahasiswa.
Webinar ini dihadiri oleh 92 peserta dan diisi oleh 2 pemateri. Pemateri tersebut di antaranya Muhamad Tatan Tibahari Somawinata S.H. selaku Analisis Mitigasi Bencana BPBD Kota Tasikmalaya dan Gerasimos Anggoro selaku Social Media Strategist Division at Non-governmental Organisation Indonesia Resilience (IRES).

Pada penjelasan materinya, Tatan menyampaikan arahan dari Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2020 di Bogor yang mewajibkan untuk kolaborasi pentahelix dalam penanggulangan bencana. Pentahelix terdiri atas lima komponen, yaitu pemerintah, akademisi/peneliti, dunia usaha, masyarakat, dan media.
“Kota Tasik sudah memiliki Pemda tentang penanggulangan bencana, salah satu pasal menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan penaggulangan bencana, BPBD memiliki fungsi koordinasi, komando, dan pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Artinya, koordinasi ini mampu menggerakan seluruh stake holder dan elemen masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, risiko bencana Kota Tasikmalaya berada pada level sedang. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Tatan dengan menunjukkan indeks risiko bencana Kota Tasikmalaya pada tahun 2016.
”Seperti yang dapat kita lihat, indeks risiko bencana Kota Tasikmalaya di Jawa Barat pada tahun 2016, Kota Tasikmalaya itu adalah dengan skor 119 dan kelas risikonya sedang. Artinya sedang itu tidak tinggi. Di Tasikmalaya itu tidak ada potensi tsunami karena kita tidak punya laut dan sebagainya,” jelas Tatan.
Kemudian menurut Gerasimos Anggoro, Indonesia memerlukan relawan karena merupakan negara yang rawan bencana. Letak geografis Indonesia berada di tiga lempeng besar dan zona ring of fire yang menyebabkan Indonesia sebagai negara yang rawan bencana. Kemudian secara kultural, negara yang beraneka ragam suku dan etnis rentan akan isu-isu sosial dan konflik horizontal.
“Keuntungan atau kelebihan anak muda itu adalah menjadi partner-partner ketangguhan. Saat teman-teman muda ini memiliki kemampuan, misalnya kerelawanan atau edukasi terkait kerelawanan, dia dapat mengedukasi teman-teman lainnya sehingga kerelawanan itu makin bertumbuh.” Pungkas Gerasimos.
Reporter dan Penulis: Windi
Penyunting: Denia