Gemercik Media-Tasikmalaya (20/12). Kaum muda di Tasikmalaya diajak menciptakan konten yang berisi hal-hal positif dan kreatif di platform media sosial. Imbauan itu diungkap Ketua Komunitas Cermin Tasikmalaya, Ashmansyah Timutiah, dalam sambutan pembuka workshop konten kreator yang digelar di Ruang Ide, Jalan HZ. Mustafa, Kota Tasikmalaya, pada Sabtu kemarin.
Workshop konten kreator diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian acara Festival Seni Akhir Tahun Syukur Waktu 10, agenda rutin tahunan Komunitas Cermin Tasikmalaya, yang telah dihelat selama sembilan tahun terakhir. Workshop yang diikuti sebanyak 40 peserta dari berbagai kalangan itu bertujuan untuk mengarahkan generasi muda Tasikmalaya, agar memanfaatkan media sosial sebagai sarana berbagi hal yang positif dan kreatif.

Puluhan peserta begitu antusias mengikuti pelatihan yang membahas pemanfaatan media sosial, sebagai layanan daring (online). Pengguna media sosial bahkan dimungkinkan tak hanya mengonsumsi, namun turut berpartisipasi membuat, mengomentari, dan menyebarkan beragam konten dalam berbagai format, antara lain berupa teks, gambar, audio, atau video.
“Jangan alergi dengan teknologi, manfaatkan untuk hal-hal positif dan berguna. Mari kita mulai cerdas menggunakan media sosial dengan menciptakan konten-konten yang kreatif dan tentunya bermanfaat bagi semua pembacanya. Mari (kita) bari bangkit dan berkarya,” imbau Ketua Komunitas Cermin Tasikmalaya, Ashmansyah Timutiah.
Pelatihan konten kreator tersebut diisi pemateri seorang jurnalis media nasional, Rommy Roosyana. Dalam paparannya, jurnalis yang sekaligus bertugas sebagai tim audience development Tempo Media Group itu menjelaskan pengetahuan dasar penulisan caption, cara membuat konten kreatif, dan konten edukatif. Ia juga menyampaikan bahwa pemanfaatan media sosial beberapa platform bisa menjadi sumber penghasilan.

“Konten kreator bukan sekadar pencipta konten. Ada fungsi besar yang bisa dimanfaatkan dunia marketing di era digital ini. Bahkan ada juga yang menyebut konten kreator sebagai motor penggerak marketing,” tandas Rommy kepada para peserta.
Namun kata dia, seorang konten kreator dituntut menguasai beberapa kemampuan, yakni mampu mencari ide konten, mampu mengedit, dan mampu memanfaatkan media sosial.
“Tapi, jangan pernah langsung berpikir bahwa menjadi pembuat konten bisa serta merta dijadikan sumber pendapatan utama. Kenapa demikian? Mindset utama yang mesti dipegang sebagai konten kreator ini selain cara menjadi Youtuber atau Selebgram sukses, adalah berbagi dan berkontribusi,” tegas Rommy mengingatkan.
Menurutnya, banyak sekali bahan yang dapat dibuat sebagai materi konten. Ia menyebut, ada beberapa kluster konten yang mudah viral, di antaranya konten yang bernilai, konten kontroversial, konten relevan, konten negatif, dan konten humor, serta pembahasan mengenai strategi posting konten. “Tapi jangan sesekali membuat konten negatif, seperti kabar hoaks atau yang menyinggung SARA,” jelas Rommy.
Ia menambahkan, media sosial memungkinkan penggunanya untuk membangun percakapan, mempermudah pertemuan berbagai orang dengan minat yang sama. Media ini juga memudahkan pengelola usaha, organisasi masyarakat, sampai lembaga pemerintah untuk terkoneksi langsung dengan publik.
Seorang peserta pelatihan, M. Hilmi Nazwan, asal Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku sangat merasakan manfaat pelatihan tersebut. Hilmi yang menggeluti usaha konveksi kaus, termotivasi untuk memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya. “Alhamdulillah, ilmu saya bertambah untuk memasarkan produk dengan memanfaatkan teknologi digital, platform media sosial,” ujar Hilmi sambil tersenyum malu-malu.
Reporter dan Penulis: Ayu Sabrina
Penyunting: Andini Primadani