Sebagai sosok menteri yang berprestasi, Susi Pudjiastuti emang baiknya tak lanjut di Kabinet Kerja Jilid 2. Bikin standar menteri jadi ketinggian soalnya. – Mojok.co
Nama Susi Pudjiastuti pasti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Wanita yang menjadi menteri favorit masyarakat Indonesia ini berasal dari Laut Selatan, Pantai Pangandaran. Sebelum menjadi menteri, sebelumnya ia adalah pengepul ikan yang kemudian berjaya menjadi pengusaha besar.
Susi Pudjiastuti merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan pilihan Presiden Joko Widodo, yang dinilai Jokowi merupakan wirausaha dan pekerja keras yang berhasil membangun usahanya dari nol terutama di bidang maritim. Susi Pudjiastuti dilahirkan di Pangandaran, Jawa Barat pada tanggal 15 Januari 1965. Bertempat tinggal di Pangandaran yang kemudian berpindah ke Cirebon untuk mengembangkan usaha lobsternya yang kini diganjar menteri KKP oleh Joko Widodo di periode pertama 2014-2019.
Sejak 2014, Susi Pudjiastuti memegang tampuk kepemimpinnan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sejumlah tranformasi dilakukan Susi guna membuat KKP berlari kencang dalam menjalankan tanggung jawab terhadap wilayah kelautan dan perikanan di Indonesia. Kebijakannya yang paling populer adalah “tenggelamkan” kapal yang melakukan ilegal fishing di wilayah laut Indonesia. Tindakan tegas Bu Susi pada kapal-kapal asing yang melakukan tindakan ilegal di perairan Indonesia. Tak hanya itu, Menteri nyentrik itu juga menjadi idola warganet atas prestasi lainnya selama menjabat. Tak heran, saat nama Menteri KKP yang baru diumumkan, warganet ramai-ramai mencuitkan nama Bu Susi di Twitter.
Jika melihat ke belakang, memang betul ada banyak prestasi dari Bu Susi. Seperti nggakmau kompromi sama maling-maling ikan. Paling tidak selama menjabat sebagai Menteri Presiden Jokowi, Bu Susi sudah menenggelamkan lebih dari ratusan kapal. Masalahnya ketimbang menteri-menteri Jokowi yang lain, prestasi Bu Susi ini kelewat bagus dan terlalu kelihatan sangat mencolok. Ini tentu jadi pesan yang nggakbaik bagi citra menteri-menteri lain. Terutama menteri-menteri “titipan” dari partai politik.
Haiya jelas dong, gara-gara Bu Susi Pudjiastuti yang terlalu niat kerja begitu, nama menteri-menteri super lain jadi kayak nggak kelihatan kerja dong. Kayak Menteri Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, misalnya. Yang udahkerja begitu luar biasanya tapi tetap rendah hati sampai-sampai publik nggaktahu blio itu selama 5 tahun ke belakang sebenarnya ngapain aja. Apalagi, sekarang putri partai itu jadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat makin kelihatan hebatnya.
Ini belum dengan kontroversi-kontroversi Bu Susi, yang bukannya menjatuhkan nama beliau, tapi malah mengangkat namanya melambung begitu tinggi. Reputasinya begitu kuat dan layak kalau disebut sebagai menteri terbaik Presiden Jokowi pada Kabinet Kerja Jilid I. Ini kan nggak bagus untuk citra menteri dari sodoran partai politik.
Bu Susi juga sering kali lebih dengerin rakyat daripada oligarki dan aturan dari para politisi. Kayak waktu menyatakan pembatalan proyek reklamasi Teluk Benoa. Proyek raksasa yang jadi masalah bagi sebagian besar masyarakat Bali. Setelah menimbang dari permintaan Gubernur Bali, Bu Susi sepakat kalau Teluk Benoa merupakan Kawasan Konservasi Maritim yang harus dilindungi. Selain itu, Bu Susi juga sepakat kalau Teluk Benoa harus dikelola sebagai Daerah Perlindungan Budaya Maritim. Surat tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 46/KEPMEN-KP/2019.
Keputusan Menteri ini sebenarnya adalah yang paling berani. Bahkan ketimbang program “tenggelamkan” kapal pencuri ikan, manuver mengeluarkan dukungan untuk pembatalan Teluk Benoa ini benar-benar ngeri-ngeri sedap. Karena lawan Bu Susi sudah jelas langsung ke Yang Mulia Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Kemaritiman.
Perlu kita ketahui, ketika Susi menjabat sebagai menteri KKP, selain melakukan pembaharuan di kementerian melalui kebijakan-kebijakannya yang inovatif beliau juga memengaruhi keadaan ekonomi sosial dan pendidikan di Pangandaran loh. Contohnya, Susi menginisiasi pembangunan pusat kajian kelautan dan perikanan atau Pangandaran Integrated Aquarium an Marine Research institute (PIAMARI), bahkan berkat ia kini Pangandaran memiliki Politeknik Kelautan dan Perikanan. Artinya, ini bisa berdampak positif bagi perkembangan intelektual pemuda-pemudi dan masyarakat setempat.
Hal itu pula yang mendukung kekecewaan warga Pangandaran atas tidak terpilihnya kembali Susi sebagai menteri KKP. Namun, warga Pangandaran nampaknya tetap bangga pada bu Susi yang dijuluki sebagai Puteri Laut Selatan Pangandaran itu. Mengingat telah banyak perubahan yang positif terhadap Pangandaran diberbagai sektor. Masyarakat pangandaran tetap optimis, meski tak lagi menjabat sebagai menteri, Susi akan tetap memiliki peran. Bukan hanya untuk kemajuan Pangandaran, melainkan juga di tingkat nasional.
Lalu, sekarang Ibu Susi akan berkegiatan apa ya? Apakah akan terjun ke politik ? Atau di sektor ekonomi? Atau tetap di bidang maritim? Menurut saya, Susi Pudjiastuti ini telah mempunyai ‘personal branding’ yang cukup kuat, sehingga jika beliau berjualan cebong sekalipun itu pasti laku. Mengingat namanya yang sudah tenar kemana-mana sampai ke luar negeri. Dan sepertinya, memang bakal menekuni dunia bisnis lagi. Terbukti iya sempat mengiyakan pertanyaan wartawan ketika bertanya apakah Bu Susi akan kembali fokus pada bisnis, hal itu karena Susi memang sudah sedari dulu menekuni dunia bisnis.
Hanya saja, di lain tempat ia juga bilang bakalan ‘liburan’ yang entah kemana tujuannya. Sengaja tidak memberitahukan kemana ia akan pergi, khawatir akan banyak penguntit yang mengikutinya.
Di kabinet Jokowi jilid II ini, nama Susi tidak lagi hadir dalam daftar menteri yang dipercayai presiden. Posisi Susi digantikan dengan Edhy Prabowo, hal ini sontak menbuat ramai jagat raya dengan tagar #WeWantSusi. Pengganti Bu Susi ini bukan dari kalangan professional, melainkan dari deal rekonsiliasi antara kubu Jokowi dengan Prabowo. Soalnya sosok Edhy Prabowo yang didapuk mengisi posisi Bu Susi adalah elite politik dari Partai Gerindra. Tentu saja harapan publik tak usah terlalu tinggi-tinggi kepada Edhy Prabowo, biar nggakterlalu merasa kecewa besok-besok. Lagian apa sih yang mau diharapkan dari posisi menteri yang didapat dari lobi-lobi politik?
Lha kan jadi menteri itu fungsinya adalah “pembantu” presiden, bukan melayani masyarakat. Oleh karena itu, sudah betul kalau Bu Susi Pudjiastuti tidak berlanjut jadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Soalnya, patokan kesuksesan menteri itu bukan pada kepuasan masyarakat, melainkan kepuasan pada oligarki…. eh, Presiden.
Lalu, kira-kira apa ya pekerjaan atau mungkin bisnis yang cocok untuk Bu Susi pasca jadi menteri KKP?
Penulis: Ayu Sabrina, Ilmu Politik 2018
Penyunting: Rini