Gemercik News-Universitas Siliwangi (18/11). Insiden robohnya Pendopo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi (Unsil) terjadi pada Minggu (16/11) sekitar pukul 13.00 WIB, ketika mahasiswa sedang melaksanakan latihan ujian praktik mata kuliah Apresiasi Drama (Apdra). Peristiwa tersebut menimpa sejumlah mahasiswa yang berada di bawah bangunan saat atap pendopo tiba-tiba roboh, sehingga menyebabkan beberapa korban mengalami luka berat dan luka ringan.
Azis Fahrul Roji, sutradara Kelompok A-2, menjelaskan bahwa kelompoknya memulai latihan sejak pukul 09.00 WIB dan memanfaatkan Pendopo FKIP karena lokasi tersebut sedang tidak digunakan oleh pihak lain. Azis menerangkan bahwa seluruh mahasiswa yang latihan ujian praktik Apresiasi Drama (Apdra) menilai bangunan dalam kondisi aman karena tidak terlihat kerusakan fisik secara kasat mata, sehingga tidak muncul kekhawatiran akan terjadinya insiden berbahaya sebelum latihan dimulai.
“Tidak ada hal-hal yang menganehkan, mencurigakan, karena struktur bangunan secara kasat mata terlihat baik-baik saja, makanya kami pede untuk latihan di sana. Menimbang juga dengan bagaimana teman-teman dari organisasi lain ataupun dari kelompok-kelompok lain yang sudah mencatatkan nama untuk membooking tempat itu, kami mengindikasikan itu aman-aman aja,” ujar Azis kepada Gemercik Media pada Senin (17/11).
Azis menambahkan bahwa sebagian mahasiswa sempat mendengar suara kecil seperti serpihan atau letupan dari arah atap sebelum kejadian, tetapi suara tersebut dianggap sebagai gangguan hewan atau efek panas pada rangka bangunan. Azis menegaskan bahwa tidak ada mahasiswa yang menilai suara tersebut sebagai tanda bahaya, sehingga latihan tetap berlangsung seperti biasa hingga waktu istirahat menjelang Zuhur.
“Hanya sebagian kecil orang mungkin mengetahui adanya keretakan, serpihan itu dan tidak berspekulasi ada hal yang buruk selanjutnya. Berpikir bahwa mungkin itu ada gangguan dari binatang, tikus, atau misalnya kelelawar yang memang suka bersarang di sana,” jelasnya.
Azis menjelaskan bahwa pemberitaan yang menyebut dirinya sebagai pelatih yang bersikeras melanjutkan latihan di lokasi tersebut. Azis menegaskan bahwa tidak pernah memberikan instruksi kepada peserta untuk pindah maupun untuk tetap berada di sana. Menurutnya, seluruh tindakan yang terjadi berlangsung spontan karena para peserta menganggap situasi tersebut tidak akan menimbulkan dampak besar.
”Saya pun ini sekaligus meluruskan karena ada berita yang menyebut bahwa sebagai pelatih terus keukeuh, mungkin bedegong istilahnya, mau latihan di sana, saya tidak menyuruh untuk pindah, saya tidak menyuruh untuk tetap di sana. Jadi semua spontan aja menganggap bahwa itu hal yang gak bakal berefek besar gitu,”jelasnya
Menurut keterangan Azis sekitar pukul 13.00 WIB, atap pendopo mulai roboh, tepat ketika beberapa mahasiswa sudah kembali dari istirahat. Azis menjelaskan bahwa robohnya atap terjadi sangat cepat dan menimpa mahasiswa yang berada di bagian tengah pendopo. Azis berhasil menyelamatkan diri, kemudian turut membantu proses evakuasi.
“Karena mungkin tidak siap, tidak tahu bakal itu terjadi ya, menimpa lah sejumlah korban, dan saya alhamdulillah nya masih ada kesempatan melarikan diri barangkali seperti itu. Masih diberikan keselamatan dan berusaha untuk membantu membongkar runtuhan, tetapi karena mungkin ketidakstabilan emosi, pikiran, dan tenaga pun jadi tidak berdaya”. Tuturnya
Azis kemudian menerangkan bahwa proses evakuasi dilakukan secara spontan oleh mahasiswa lain yang berada di lokasi. Azis menambahkan bahwa korban langsung dilarikan ke RS Tasik Medika Citratama (TMC), RSUD Tasik, serta Klinik Unsil untuk mendapatkan penanganan medis, sementara mahasiswa lain dipulangkan setelah dipastikan dalam kondisi stabil.
“Saya pun tidak tahu siapa yang mengevakuasinya, siapa yang membawanya, karena sudah kalut emosi, perasaan dan lain sebagainya sudah benar-benar tidak terkontrol,” tambahnya.
Terakhir, Azis menyampaikan keprihatinannya atas kondisi para korban dan berharap pemulihan mereka dapat berjalan dengan baik, dan juga berharap Unsil dapat memperkuat pemantauan serta pemeriksaan terhadap seluruh fasilitas kampus. Azis juga mengimbau masyarakat agar tidak terburu-buru menarik kesimpulan dan tetap menunggu informasi yang valid mengenai para korban maupun penyebab kejadian.
“Bagi Unsil barangkali bisa memantau setiap fasilitas secara berkala, menyangkut pentingnya keselamatan setiap orang. Kemudian bagi masyarakat umum tetap mengawal informasi jangan sampai berspekulasi yang berlebihan,” tutup Azis.
Reporter: Nita Riyanti, Khopipah Indah Parawangsa, Kamila Cahya Aulia, Dista Chandra Kirana
Penulis: Muthia Azka Syahida
Penyunting: Adila Sundari