Kesuksesan Berawal dari Restu Orang Tua

Salah satu kewajiban generasi muda Indonesia adalah mendapatkan pendidikan selama sembilan tahun. Sejak kecil kita sudah diterapkan pendidikan di keluarga. Lalu beranjak ke Taman Kanak-kanak. Setelah itu mengikuti pendidikan Sekolah Dasar selama enam tahun. Lalu melanjutkan pendidikan tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama. Beranjak kembali ke tingkat yang lebih tinggi yaitu menempuh pendidikan selama tiga tahun di Sekolah Menangah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK lebih difokuskan untuk bekerja. Lain lagi dengan SMA yang berfokus untuk meneruskan ke Perguruan Tinggi. Walaupun ada pula lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
    Memilih Perguruan Tinggi dengan jurusan yang kita minati menjadi salah satu dilema pada generasi muda. Tak jarang selalu ada mahasiswa yang merasa salah mengambil jurusan. Ada yang berpendapat bahwa salah satu faktor penyebanya yaitu dikarenakan pergantian jurusan. Misalnya sewaktu SMA memilih jurusan IPA namun saat kuliah memilih program studi yang memiliki latar belakang IPS. Namun tak jarang juga ada mahasiswa yang mengikuti kemauan orang tuanya untuk mengambil suatu jurusan. Walaupun individu tersebut kurang atau bahkan sama sekali tidak berminat pada jurusan tersebut, namun demi membahagiakan orang tua ia akan mengikutinya.
    Sebagian individu juga memilih untuk menuntut ilmu di daerah lain. Meninggalkan kampung halaman walaupun hanya bermodalkan tekad menjadi anak rantau. Problematika anak rantau sangat banyak sekali. Tak heran berbagai kasus tak sedap beredar diberbagai media. Salah satunya saja peristiwa bunuh diri yang dilakukan mahasiswa dari perguruan tinggi swasta di Yogyakarta yang sempat menjadi bahan perbincangan di berbagai sosial media. Hal ini membuktikan bahwa banyak masalah-masalah berat yang ditanggung oleh seorang mahasiswa yang merantau.
    Waktu berlalu begitu cepat. Lulus dengan IPK yang baik adalah rancangan awal. OSPEK adalah agenda pertama yang harus dilalui oleh mahasiswa baru. Setumpuk tugas dari Dosen yang harus dikumpulkan secepatnya. Pembagian waktu antara perkuliahan dengan organisasi mahasiswa. Acara-acara kampus yang menyenangkan namun melelahkan. Pengajuan judul Tugas Akhir atau Skripsi yang tak kunjung disetujui oleh Dosen Pembimbing. Refisi dan terus refisi sampai tibalah waktunya untuk Sidang.
    Lalu untuk siapakah sebenarnya gelar yang diraih oleh seorang mahasiswa? Pertanyaan ini hanya patut untuk dijawab dengan satu kata yaitu KELUARGA. Orang tua adalah salah satu faktor penyebab kesuksesan dan keberhasilan seseorang. Mahasiswa akan mengalami banyak rintangan yang menerpa saat masa perkuliahan. Tak jarang pula seseorang berhenti di tengah jalan karena tidak bisa memutuskan suatu keputusan. Namun dibalik itu semua, jarang diantara mahasiswa yang mencoba untuk menggali faktor yang menyebabkan berbagai rintangan datang dan mengapa tak bisa melaluinya. Terkadang seseorang terlalu angkuh dan meninggikan kepalanya. Mengabaikan peran yang dari awal perjalanannya selalu ada untuk mendorongnya.
    Tepat dibelakang seseorang yang mendapatkan kesuksesan ada restu dahsyat yang takan mengalahkan apapun. Tuhan menyelipkan restu-Nya dalam doa orang tua. Restu yang dapat mengubah kehidupan yang lebih sempurna, yaitu tercapainya kesuksesan yang hakiki. Dimana keridhoan orang tua adalah keridhoan Tuhan. Doa orang tua adalah obat yang ampuh menangani berbagai penyakit yang dirasakan oleh seorang anak.   
Kesuksesan adalah hak setiap orang. Seseorang pasti memiliki mimpi dan cita-cita yang menjadi prioritas dalam hidupnya. Bekerja keras demi menggapai segala impian yang telah didambakan. Namun ingatlah akan restu orang tua. Tanpa restu orang tua, tak akan ada artinya suatu perjuangan mengejar kesuksesan. Banyak orang berasumsi bahwa kesuksesan berawal dari kerja keras seseorang. Ingatlah dibalik kesuksesan yang kita raih saat ini ada campur tangan dan perjuangan orang tua yang tidak pernah kita ketahui. Mereka berupaya untuk terus memberikan yang terbaik untuk kita. Bersusah payah menghadapi rintangan hanya demi membiayai anaknya untuk mendapatkan gelar. Begitu banyak orang-orang dengan kesuksesannya namun dalam sekejap hancur seketika dan tidak berbekas hanya karena doa orang tua.
    Tulisan ini menjadi renungan bagi perjalanan kehidupan kita sebagai mahasiswa. Dimanapun kita berada jangan pernah melupakan setiap tetesan keringat yang mereka tuangkan hanya demi kita. Mereka tidak akan pernah meminta balasan atas segala yang telah diberi kepada kita. Itulah dahsyatnya restu orang tua. Raihlah gelarmu dengan keridhoan disetiap kakimu melangkah. Dedikasikan gelar yang kau raih untuk orang tua.

Siska Fajar Kusuma / Manajemen – Pers Mahasiswa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *