Gemercik News–Universitas Siliwangi (12/03). Kurangnya minat mahasiswa mencalonkan diri sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Siliwangi (Unsil) serta kurangnya corak kepengurusan, yang menjadi tantangan utama dalam proses regenerasi. Menanggapi hal tersebut, Muhamad Risaldi, mahasiswa Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) angkatan 2021, yang terpilih sebagai Ketua BEM Unsil 2025, menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan yang berkualitas serta penguatan organisasi BEM Unsil agar lebih menarik bagi mahasiswa.
“Saat ini, minat menjadi Ketua BEM Unsil cukup berkurang karena beberapa tahun sebelumnya yang kurang memiliki corak yang kuat,” ujar Risaldi kepada Gemercik, Selasa (11/03).
Risaldi menuturkan peran dirinya sebagai panutan dalam kepemimpinan dan ingin mengoptimalkan kaderisasi melalui Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi (OMBUS). Menurutnya, kaderisasi harus membangun kesadaran mahasiswa baru terhadap nilai organisasi dan aktivisme sejak awal.
Mahasiswa baru itu ibarat gelas kosong dan tugas kita adalah mengisi mereka dengan pemahaman yang kuat tentang kepemimpinan dan pergerakan,” tuturnya.
Dalam regenerasi jangka pendek, Risaldi berencana membangun solidaritas di internal BEM Unsil dengan menjalankan program pengabdian dan pergerakan, Risaldi juga menekankan pentingnya pembenahan sistem Student Government di Unsil secara sistematis.
“Saya akan mengupayakan solider BEM Unsil melalui program pengabdian dan pergerakan agar nilai organisasi kembali digdaya. Jika hal itu berjalan dengan baik, maka di akhir kepemimpinan mekanisme Pelaksana Tugas (Plt) tidak perlu lagi ditempuh,” tambahnya.
Selain penguatan internal, Risaldi juga akan mendorong komunikasi yang baik, setiap fakultas meningkatkan rasa bangga para mahasiswa terhadap universitas, serta membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan BEM Unsil.
“Harapannya, BEM Unsil bisa menjadi wadah kontribusi mahasiswa umum dan memberikan kebermanfaatan bagi semua elemen masyarakat,” tutupnya.
Reporter: Muhammad Rafa, Afsha Annisa Nurizki
Penulis: Silvia Ripa Nurkaromah
Penyunting: Syahla Zira Ridwan