Gemercik News–Universitas Siliwangi (01/03). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berperan penting sebagai role model bagi Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di fakultas dan jurusan. Seperti diungkapkan Rima Insani, mahasiswi Vokasi Keuangan dan Perbankan Angkatan 2021.
“Aku tahu tentang BEM Universitas itu, yang ngurusin Ombus (Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi). Pokoknya (mengurus) hal-hal yang lebih umum. BEM itu menjadi kiblat bagi (Ormawa) yang ada di fakultas,” tutur Rima kepada Gemercik, pada Selasa (20/2/2024).
Menurut Rima bahwa salah satu alasan dari kurangnya minat untuk berorganisasi sebab tidak adanya kedekatan antara anggota BEM dengan mahasiswa.
“BEM Unsil tuh kurang dekat dengan mahasiswa. BEM Unsil, itu, keliatannya waktu Ombus, SIFEST (Siliwangi Festival). Jadi, ada-gak ada BEM Unsil itu kurang berefek, kecuali kegiatan wajib kayak Ombus. Justru kita yang di jurusan lebih dekat dengan BEM, kegiatan di fakultas atau jurusan,” tegas Rima.
Rima juga menyebut bahwa posisi kepemimpinan BEM yang digantikan oleh Pelaksana Tugas (PLT) Koordinator masih dianggap bias, karena kurangnya sosialisasi terhadap mahasiswa secara menyeluruh.
“Aku gak tahu soal PLT, udah bagus, sih, mengisi kekosongan (BEM Unsil) daripada gak ada kepemimpinan. Aku juga baru tahu ada PLT, karena (mungkin) kurang sosialisasi ke mahasiswa,” ungkap Rima.
Sementara itu, Ghina Ainun sebagai mahasiswi Pendidikan Matematika Angkatan 2023 berpendapat bahwa kekosongan ketua BEM harus terisi.
“Kalau kosong kayak gini, tuh, berasa gak ada yang bertanggung jawab gitu. Harusnya (Ketua BEM) Unsil, tuh, harus benar-benar diusahakan. Kalau (bisa) sampe bulan Maret harus ada ketuanya. Apalagi mendekati tahun adanya mahasiswa baru, kan, nanti ada Ombus, nanti (juga) berdampak ke proker (program kerja) lain gitu,” tutur Ghina kepada Gemercik, pada Jumat (23/2/2024).
Lebih lanjut, Ghina mengatakan kinerja ketua BEM tahun-tahun sebelumnya dinilai kurang baik.
“Berkaca pada yang sebelumnya, karena jabatan ketua BEM itu satu periode, mahasiswa (juga) melihat pemimpin sebelumnya, tuh, punya kekurangan gak, takutnya mahasiswa berpikir, jika yang sebelumnya saja tidak bisa mengkoordinir, apalagi yang nanti, kecuali ada yang bertekad mengubah hal itu,” tambah Ghina.
Menurut pernyataan Vivianita Anggun Lestari sebagai mahasiswi Kesehatan Masyarakat 2022 menurunnya minat mahasiswa untuk berorganisasi disebabkan oleh adanya tugas kuliah yang bertumpuk.
“Udah banyak tugas sebagai mahasiswa, apalagi kalau nambah organisasi (seperti) BEM, apalagi yang cakupannya se-universitas. Tugas sebagai mahasiswa aja udah banyak, apalagi kalau masuk organisasi,” tutup Vivi kepada Gemercik, pada Jumat (23/2/2024).
Reporter: Tim Redaksi Gemercik.
Penulis: Ferani S.N.
Penyunting: Sipa