Lika-Liku Perjalanan Don Lego, Legenda Penegak Musik Ska di Indonesia

Sumber Foto DedehGemercik Media 2 1

Don Lego merupakan band asal Bandung yang beraliran Jamaican Sound dan terdiri dari tujuh anggota, yaitu Chun Li (vocal), Bolu dan Iyai (gitaris), Bois (bass), Wahyu (drum), Viko (saxophone), serta  Obet (trompet). Bermula dari kerinduan terhadap dunia musik, Kumbank dan kawan-kawan mulai merintis kariernya di dunia musik sekitar 20 tahun lalu.

Pada 2003, Don Lego dikenal sebagai band pionir yang membangkitkan minat terhadap musik ska di Bandung. Dalam prosesnya, mereka melebarkan sayap di tanah pertiwi ini dengan mengusung aliran ska dan tradisional raggae. Kemudian, Don Lego mulai menjajahi aliran Roots and Steady Beat yang merupakan bagian dari ruang lingkup Jamaican Sound hingga saat ini.

Sejak terbentuk, Don Lego telah melahirkan dua album, yaitu Dancing in The Moon (2009) dengan 11 lagu, Maju Perlahan (2016) dengan 10 lagu, dan Tenang Ada Aku sebagai single yang baru dirilis pada Maret 2023. Perilisan single terbaru mereka, yaitu Tenang Ada Aku dan kedua album yang dikerjakan selama 2 tahun ini, merupakan bukti eksistensi para “Don” dalam dunia musik ska yang mulai menggeliat di Kota Bandung.

Single terbaru Don Lego yang bertajuk Tenang Ada Aku dirilis pada Maret 2023, menjadi penegak keberadaan Don Lego di dunia permusikan. Single tersebut menggarisbawahi tentang upaya pembelaan, perhatian, dan perlindungan sebagai bentuk bahasa kasih sayang terhadap pasangan juga persahabatan yang merupakan sebuah interpretasi dan ekspresi kasih sayang secara universal.

Ketika membahas singel terbaru dari Don Lego yang bertajuk Tenang Ada Aku, singel ini menyiratkan bahwa, “Kita tidak usah takut untuk menghadapi dunia ini, walau ada masalah yang dihadapi, pasti ada orang yang akan menenangkan dan bukan cuman soal laki-laki ke perempuan atau pasangan, bahkan hubungan orang tua dan anak maupun sebaliknya pun begitu,” jelas Viko.

Kemudian dalam wawancaranya pada Jumat (2/12/22), Viko sang aransemen menjelaskan bahwa melalui artwork yang menunjukkan seorang pria sedang merangkul hangat seorang wanita dan diartikan sedang menenangkan atau melindungi.

Singel teranyar ini pun menjadi jembatan untuk lahirnya album dengan enam trek lagu yang saat ini sudah jadi,” tutur Viko.

 Iyai, sang gitaris mengatakan bahwa nama “Don Lego” diambil dari tokoh penjahat yang ada di film Benjamin S, Koboi Ngungsi.  Film tersebut melatarbelakangi nama “Antek-Antek Don Lego Family” sebagai panggilan untuk penggemar mereka.

Selama sekitar 18 tahun perjalanan musik Don Lego, mereka melalui banyak drama dalam bermusik. Salah satunya adalah kemunduran personil Don Lego. Sir Iyai, gitaris Don Lego pada 2014 pernah meninggalkan band yang telah membersamainya selama 18 tahun, meskipun kembali bergabung tiga tahun kemudian. Selanjutnya masuknya personil baru Dwi Tanti yang akrab dipanggil Chun Li untuk menggantikan Don Kumbank sebagai vokalis.

Sir Iyai melalui wawancaranya di Pengadilan Musik, ia mengatakan bahwa kemunduran dan kembalinya pada pelukan Don Lego merupakan hasil dari keputusan bersama dengan seluruh personil Don Lego. Entah apa yang mendasari keputusan tersebut, tetapi Viko menuturkan bahwa keputusan tersebut dikarenakan kepincangan dalam tubuh Don Lego, yaitu mereka kehilangan sosok berpengaruh. Don Lego memutuskan untuk menarik kembali Sir Iyai ke pelukan mereka. Hilangnya sosok Sir Iyai membuat Don Lego menunda perilisan albumnya. Hal tersebut dipungkas oleh Viko dalam wawancaranya bersama Pidi Baiq dan Budi Dalton dalam Djarum Coklat Dot Com (DCDC).

“Sebenarnya sebelum Iyai keluar, Don Lego itu sudah mengonsep tentang keroncong, hingga beberapa featuring yang telah dipersiapkan dan terbentuk satu album sebenarnya. Satu album yang sudah siap edar atau siap rilis, cuman karena mungkin Iyai pengen hijrah dulu melanglang buana dulu. Akhirnya, rilisan itu kita kebumikan dulu dan mungkin nanti akan kami bangkitkan kembali karya-karya Don Lego terdahulu dengan keroncong,” pungkas Viko menanggapi pertanyaan Budi Dalton.

Pergantian vokalis mereka dari Kumbank ke Chun Li juga sempat menggemparkan para penggemar dan identitas dari Don Lego. Mereka mengetahui pengaruh Kumbank terhadap eksistensi Don Lego. Keluarnya Kumbank dan digantikannya dengan Chun Li ternyata membawa warna baru yang lebih mesra pada karier Don Lego.

“Dengan keluarnya Kumbank, mencari penggantinya itu cukup susah, ini vokalis cewek  tuh udah berani banget gitu. Pas Dwi masuk ‘wah bakalan beda nih karakternya’ dan karakter vokal dengan musiknya pun pada akhirnya harus saling mengikuti satu sama lain,” tambah Aan menanggapi hadirnya Chun Li sebagai vokalis baru Don Lego.

Sosok Chun Li sebagai pengganti Kumbank mengatakan bahwa ia tidak berusaha mengikuti sosok Kumbank atau berusaha menjadi pengganti ketidakhadiran Kumbank. “Kalo Antek-Antek (fans Don Lego) sejauh yang Dwi lihat, mereka support banget sama Dwi, contohnya kaya ‘gak sabar pengen denger lagu baru Don Lego dengan vokalis Dwi (Chun Li) gitu,” pungkas Dwi (Chun Li).

Dengan penuh kepahlawanan dan keteguhan hati, mari kita saksikan sebuah kisah epik tentang perjalanan yang berliku, hingga menjelma sebagai medan pertempuran bagi Don Lego. Ia tak hanya berjuang melawan badai kemelut yang mengimpitnya, tetapi menapaki jalan penuh tantangan yang menggambarkan proses mendewasakan seorang pionir. Dalam kasus ini, sang legenda ska melangkah kembali ke kota yang telah lama meninggalkannya, yaitu Kota Bandung yang kian membara dengan keindahan musik.

Dengan setiap langkah yang Don Lego ambil di tanah yang telah ia tinggalkan selama dua dekade, Don Lego membawa kita dalam sebuah pelayaran yang tak hanya mengingatkan kita tentang masa lalu. Namun, mengubah kita menjadi saksi sejarah perjalanan musik yang telah ia ciptakan. Di balik tirai waktu, Don Lego menelusuri jejak langkahnya, memadukan kenangan-kenangan yang kian usang dengan semangat yang tak pernah pudar.

Menerjang hujan, mengarungi badai, dan melawan ombak-ombak kehidupan. Don Lego menjalani proses yang tak sekadar menggambarkan pendewasaan sebagai seorang seniman, tetapi juga perjalanan emosional yang menjelma menjadi sebuah manifestasi kehidupan sejati.

Begitu banyak cerita dan peristiwa yang terjalin di dalam kisah epik ini. Di sela-sela melodi yang riang, terselip juga getirnya perpisahan yang diwarnai penyesalan. Namun, dengan setiap catatan keberanian yang dipersembahkan oleh Don Lego, kita dipenuhi oleh semangat tak kenal lelah yang membakar api semangat di hati kita.

Penulis: Annisa Firsty

Penyunting: Ferani Siti Nurhanifah

Sumber: Kompas.com, DCDC (Djarum Coklat Dot Com)Top of Form

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *