Mahasiswa Unsil Adakan Audiensi Bersama Rektor Terkait Partai Politik Masuk Kampus

Sumber Foto DedehGemercik Media

Gemercik Media-Universitas Siliwangi (14/4). Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Siliwangi (Unsil) dan beberapa perwakilan mahasiswa mengadakan audiensi bersama Rektor Unsil, Dr. Nundang Busaeri, Ir., M.T. beserta jajarannya pada Senin (10/4) di Ruang Rapat 1 Gedung Rektorat.

Ketua BEM Unsil, Muhammad Ilham Gumilang Arifin menyampaikan bahwa audiensi tersebut bertujuan untuk mengklarifikasi tentang acara Penyerapan Aspirasi Masyarakat dari salah satu anggota fraksi partai politik yang diselenggarakan pada Sabtu (01/04/23).

“Kemarin ketika audiensi terbuka, ada beberapa sikap dan ada beberapa tuntutan yang kami layangkan,” ujar Ilham saat diwawancarai pada Kamis (13/4).

Selanjutnya, Ilham menjelaskan tuntutan yang disampaikan di antaranya meminta klarifikasi rektor terkait acara tersebut dan menuntut rektor merumuskan peraturan turunan tentang pelaksanaan demokrasi di kampus.

Ketika ditemui oleh Gemercik Media selepas audiensi, Rektor memberi keterangan bahwa acara tersebut merupakan Penyerapan Aspirasi Masyarakat dari Fraksi Golkar yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang penurunan indeks demokrasi di Indonesia.

“Melihat tema yang diusung, dalam rangka peningkatan demokrasi di Indonesia,” ucap Rektor.

Menurut Ilham, ia menyetujui bahwa Unsil sebatas memfasilitasi tempat bagi acara tersebut. Namun, Ilham juga menuturkan yang menjadi sorotan adalah banner pada acara tersebut yang menampilkan identitas kepartaian.

Rektor Unsil Dr. Nundang Busaeri, Ir., M.T. menyampaikan kronologi tentang adanya banner di acara tersebut. Menurut Dr. Nundang, keberadaan banner tersebut baru diketahuinya menjelang acara dimulai.

“Saya Jumat di kampus, kalau bulan puasa, magrib biasa pulang. Saya lihat, biasanya ada persiapan, ya? Nah, nampaknya belum ada persiapannya. Mungkin jam 2 (hari Sabtu) mulainya. Pas masuk ke sana, loh kok ada spanduk? Kita belum tahu, apakah itu ide Pak Ferdi atau ide siapa? Berarti saya harus tabayyun, harus menanyakan ke Pak Ferdi. Kok ada itu? karena biasanya Pak Ferdi tidak seperti itu. Akhirnya jadi rame, kan?”

Rektor kemudian mengakui bahwa kejadian tersebut merupakan bagian dari keteledoran pihak Unsil terkait pengawasan dalam persiapan acara tersebut.

“Ya, saya akui itu kesalahan, bahwa itu merupakan keteledoran kita, kurang tertibnya kita, sehingga hal itu terjadi. Akhirnya yang harus saya lakukan adalah instrospeksi, ke depan jangan diulang,” jelas Dr. Nundang.

Menanggapi fenomena tersebut, Ilham mengimbau agar pihak rektorat menjadikannya sebagai pelajaran serta menyarankan adanya penginformasian kepada mahasiswa ketika terdapat acara yang melibatkan tokoh politik atau yang berkaitan dengan kepartaian.

“Harusnya menjadi pelajaran dari pihak rektor ketika ada hal-hal yang berbau dengan kepartaian, berbau dengan politisi, yang pelaksanaannya di kampus, itu dari jauh-jauh hari harus ada penginformasian, bukan hanya kepada jabatan-jabatan fungsional di bawahnya, tapi juga kepada mahasiswa, supaya kontrol ini tidak hanya dari pihak rektorat saja, tapi dari mahasiswa dan dari masyarakat Universitas Siliwangi,” pungkas Ketua BEM Unsil tersebut.

Reporter: Dedeh Sukmawati, Nurhayati Apifah, John Kristian, Devi Tirtasari, Annisa Fristy

Penulis: Devi Tirtasari

Penyunting: Putri Nurhasna Irani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *