Massa Aksi Desak Keadilan di Polres dan DPRD Kota Tasikmalaya

Sumber Foto JohnGemercik Media 20250830 171831 0000

Gemercik News-Universitas Siliwangi (30/08). Aliansi ojek online (ojol), mahasiswa, dan masyarakat menggelar aksi demonstrasi sebagai respons atas meninggalnya salah satu pengemudi ojol di Jakarta akibat tindakan kepolisian. Aksi berlangsung pada Jumat (29/08) di Kepolisian Resor (Polres) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya. Salah satu mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi, Rio Pamungkas, turut menyampaikan keprihatinannya terhadap korban.

“Itu sangat miris, di mana saat kita menyampaikan aspirasi, kita dilindungi secara hukum, sementara polisi sewenang-wenang dengan dalih mengamankan massa,” jelas Rio kepada Gemercik Media, Jumat (29/08).

Selanjutnya, Rio juga menambahkan bahwa tindakan represif yang dilakukan oleh kepolisian bukan terjadi sekali dua kali, tetapi berulang kali, seperti yang pernah terjadi pada demonstrasi Indonesia Gelap ataupun demonstrasi sebelumnya. Hal inilah yang menurutnya memicu kemarahan masyarakat.

“Kasus tindakan represif polisi bukan hanya sekali atau dua kali, sudah beberapa kali berita seperti itu,” ungkap Rio.Kemudian, Rio menegaskan seharusnya polisi fokus pada pengamanan dan perlindungan masyarakat. Rio juga mencontohkan bahwa peran polisi di Tasikmalaya tidak jauh berbeda dengan di daerah lain yang masih melakukan tindakan represif terhadap massa aksi.

“Polisi seharusnya hanya mengamankan, tidak menyerang. Menurut saya di Tasik sebenarnya polisi melakukan hal yang sama saja. Terkadang mereka juga melakukan tindakan represif selama aksi,” ungkap Rio.

Selanjutnya, Rio menanggapi bahwa pendidikan formal lanjutan, minimal Sarjana (S1), perlu dijadikan syarat perekrutan kepolisian. Menurutnya, peningkatan kinerja dan pemahaman yang baik mengenai tugas polisi sangat penting agar kepolisian dapat bekerja lebih profesional serta terhindar dari perilaku sewenang-wenang.

“Untuk mencegah polisi melakukan hal seperti itu lagi, diperlukan pendidikan formal bagi polisi. Polisi perlu memahami, tidak perlu menyerang aksi karena demo sendiri sudah diatur undang-undang. Jadi, perlu ditingkatkan. Dalam perekrutan polisi, setidaknya harus S1, bukan SMA,” tegas Rio.

Terakhir, Rio memberikan pesan motivasi dan semangat kepada massa aksi khususnya pengemudi ojol agar tetap semangat dan tidak takut menghadapi aparat karena mereka digaji dari pajak rakyat dan seharusnya melindungi masyarakat.

“Untuk komunitas ojol, tetap semangat. Jangan takut pada polisi, anggaran mereka juga besar untuk mengayomi masyarakat bukan malah menyerang masyarakat,” tutup Rio.

Reporter: Budi Adi Saputra dan Kamila Cahya Aulia

Penulis: Elinda Siti Nurhasanah

Penyunting: Adila Sundari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *