Mengenal Kualitas Calon Ketua BEM Lewat Debat

78ec649d 40ee 491a 98b4 Dfca55dc7da8

Gemercik News-Universitas Siliwangi (13/12). Debat calon ketua BEM Universitas Siliwangi telah digelar pada Jumat, 11/12/2020 melalui aplikasi zoom. Dihadiri oleh Kusna Mulyana, S.Sos., M.S. selaku Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Yadi Mulyadi, S.Pd. selaku Kasubbag Kemahasiswaan, organisasi kemahasiswaan, serta mahasiswa Universitas Siliwangi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kualitas intelektualitas, penalaran, serta kedewasaan calon ketua BEM Unsil periode 2021 kepada civitas kampus.

Walaupun tidak ada ketentuan tertulis, para calon ketua BEM Unsil diharuskan hadir di lingkungan kampus dengan posisi lokasi menyebar serta masing-masing diawasi oleh panitia penyelenggara. Mochamad Aminudin yang bernomor urut 3 di ruang E13 gedung Fakultas Pertanian, Gilang Gustiawan yang bernomor urut 2 di ruang Sekretariat HJM Ekonomi Pembangunan, dan lain halnya dengan kedua kandidat tersebut, Muhammad Faqih Ibrahim melakukan debatnya di Rumah Sakit Medina Kota Garut.

Hal itu pun tentu atas persetujuan panitia dan diketahui oleh kedua kandidat lain, Andreas Parulian sebagai ketua pelaksana menuturkan kalau Faqih diizinkan tidak hadir di lingkungan kampus atas pertimbangan kondisinya yang tidak memungkinkan datang ke kampus. Setelah dikonfirmasi, Faqih menyampaikan kalau dirinya sedang menemani orang tuanya untuk check up kesehatan.

“Setelah beberapa pertimbangan, kami panitia (penyelenggara) tetap mengikutsertakan calon (nomor urut) 1 (untuk mengikuti debat),” tutur Andreas.

Kurang lebih selama dua jam berlangsung, debat dipandu oleh moderator serta ditanggapi oleh panelis dan lima mosi dibahas. Kelimanya mengenai penerapan sistem trias politika dalam sistem keormawaan Universitas Siliwangi. Keberlangsungan Ormawa saat dan pasca pandemi serta bentuk hubungan diplomatis dengan pihak lembaga internal dan eksternal kampus. Implementasi tridharma perguruan tinggi terhadap civitas akademika Universitas Siliwangi, manajemen konflik apa yang disiapkan calon untuk Ormawa, dan setujukah para calon ketua BEM apabila organisasi ekstra kampus aktif di dalam kampus Unsil.

Ketiga calon ketua tersebut saling menanggapi dan memaparkan statementnya, dan panelis pun menanggapi soal jalannya debat tentang tiga mosi pertama yang sudah dibahas. Menurutnya, ketiga calon belum bisa saling menguliti antara satu sama lain, sehingga alur debat dirasa tidak mengasyikan.

“(Calon ketua BEM) mulai hangat (mengasyikan) itu di mosi ketiga. Seharusnya di mosi kesatu maupun kedua bisa saling menguliti, karena esensi debat itu kan di situ (harus saling menguliti). Sehingga, nanti di ujung (akan) ada solusi yang bisa diambil bersama-sama,” jelas Fikri Hakim, S.Hum., M.Hum selaku panelis dalam debat tersebut.

Tambah Fikri selaku panelis, tentu kendala pun sangat dirasa saat kegiatan berlangsung, dampak pandemi yang mengharuskan pelaksanaan debat secara daring, adanya gangguan jaringan ini menyebabkan gagasan dan ide setiap calon saat penyampaiannya kurang ter-ekspos dengan baik.

“(Karena) tadi ada suara-suara yang masuk (tanpa izin), ada suara tukang roti, klakson motor, dan itu menjadi dinamika tersendiri dan menarik dalam debat di tahun 2020 ini,” pungkas Fikri.

“Terakhir, debat ini merupakan rangkaian kegiatan akhir menuju MAM untuk pemilihan ketua BEM Unsil periode 2021, para kandidat hanya tinggal menunggu waktunya datang.” Jelas Andreas. Adapun untuk siaran debat bisa ditonton di saluran youtube Universitas Siliwangi.

Reporter: Syahda Ulum

Penulis: Syahda Ulum

Penyunting: Rini Trisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *