MILENIAL Otak SD (?)

IMG 20200307 WA0001

Oleh Fachriel Hayqal M

Wahai kalian khususnya generasi milenial yang sudah terlanjur dijajah dengan budaya-budaya asing melalui beberapa cara, salah satunya dengan smartphone yang kalian miliki. Smartphone sudah  sangat merajalela dan memang sudah tidak bisa dipungkiri bahwa siapapun dan berapa pun usianya sudah memiliki smartphone, yang menjadi pembedanya hanya seberapa canggih smartphone yang anda miliki dan series apa yang anda miliki, terbaru atau butut?

Cara selanjutnya yaitu dari apa yang kita tonton baik itu film, acara tv, atau bahkan fashion show. Salah satu cara yang menyebabkan pemikiran kalian, budaya kalian, bahkan kebiasaan kalian akan berubah dengan sendirinya. Apa yang kalian tonton pada waktu masih anak-anak saat itu otak belum bisa berpikir, mulai berpikir, meniru, dan memutuskan. Dalam beberapa tahap tersebut usia generasi milenial kini rata-rata sudah mencapai 19 sampai dengan 20 tahun. Pada usia tersebut sudah sewajarnya bagi kita mampu membuat keputusan. Namun, realitanya pada usia tersebut manusia sangat berambisi pada apa yang dipakai, digunakan, dan seberapa imbang kehidupan atau kebiasaan dalam menjalani hidupnya.

Seru ya membahas hal-hal seperti di atas, mari kita lanjutkan, hehe. Saya akan membuatnya lebih mudah dimengerti. Sebelum membahas terlalu jauh akan lebih baik jika kalian memahami terlebih dahulu apa sih kebudayaan? Setelah itu mari kita selaraskan apakah kita sependapat?

Sekarang saya akan mencoba memberi informasi, mengupas tuntas definisi serta memberikan beberapa referensi kepada kalian. Apakah kalian mengerti betul, apa sih yang dimaksud dengan kebudayaan? “Kebudayaan” tentu sudah di luar kepala dan tidak asing lagi bukan? Kebudayaan dalam arti ilmiah adalah kata yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddayah yang dalam bentuk jamaknya berasal dari kata budhi yang berarti akal atau budi. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa definisi kebudayaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan akal atau budi. Sedangkan dalam arti umum kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya yang meliputi kepercayaan, pengetahuan, seni, hukum kebiasaan, susila, adat istiadat, dan sebagainya.

Masih dengan kebudayaan, saya akan membahas tuntas bagaimana kebudayaan tersebut dapat terjadi, sifat maupun unsur-unsurnya. Mulai dari sifatnya, adapun yang harus kita ketahui sifat-sifat kebudayaan antara lain;

  1. kebudayaan terwujud serta tersalurkan melalui tingkah laku manusia;
  2. kebudayaan terlebih dahulu ada dibandingkan dengan lahirnya suatu generasi, dan kebudayaan tidak akan mati, walaupun umur generasi yang berkaitan tersebut telah habis;
  3. kebudayaan dibutuhkan oleh manusia serta diwujudkan kelakuannya;
  4. kebudayaan meliputi ketentuan yang berisi beberapa aksi yang diterima dan tidak diterima, beberapa keharusan, beberapa aksi yang diizinkan, serta beberapa aksi yang dilarang.

Jadi, kebudayaan selalu bergerak dinamis karena sesungguhnya gerak kebudayaan itu mengikuti gerak manusia. Selanjutnya, saya akan mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam kebudayaannya. Baca ya!

  1. sistem mata pencaharian hidup;
  2. sistem peralatan serta teknologi;
  3. sistem organisasi kemasyarakatan;
  4. sistem pengetahuan;
  5. bahasa;
  6. kesenian;
  7. sistem religi serta upacara keagamaan.

Sebelum membahas lebih lanjut, kalian tau nggak sebenarnya ada loh kebudayaan yang sulit diterima di masyarakat. Pasti nggak tau kan? Nih saya kasih tau, dibaca ya. Unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima dalam masyarakat adalah sebagai berikut;

  1. unsur kebudayaan kebendaan, contohnya adalah alat tulis yang banyak dipakai orang Indonesia yang diambil dari kebudayaan barat;
  2. unsur-unsur yang dapat dibuktikan membawa faedah besar, seperti radio transistor;
  3. unsur-unsur yang dengan gampang diterima sesuai dengan kondisi orang-orang yang menerimanya, seperti mesin penggiling padi.

Dan sekarang adalah unsur-unsur kebudayaan yang susah diterima dalam masyarakat yaitu; unsur yang menyangkut sistem keyakinan, seperti ideologi, falsafah hidup, serta lainnya; unsur-unsur yang dipelajari pada skala pertama sistem sosialisasi. Contoh nasi adalah makanan pokok sebagian besar orang Indonesia, sehingga sulit sekali diubah dengan makanan yang lain.

Nah, sekarang sudah mulai tuntas ya dari pengertian ilmiah, umum, sifat serta unsur-unsur dalam kebudayaan tersebut. Jadi, dari beberapa penjelasan di atas, kebudayaan itu lahir secara alami namun rumit dalam kronologisnya, karena harus disesuaikan dengan bergantinya generasi selanjutnya. Maksudnya adalah syukur-syukur nih, generasi selanjutnya itu berniat untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Nah kalau yang dilakukan generasi selanjutnya malah menyelaraskan dengan kebudayaan asing atau yang diterima dari kebudayaan lain atau bahkan ingin menghilangkan kebudayaan tersebut.

Dari makanan, pakaian, tontonan, bahasa komunikasi, serta kebiasaan kita sudah sangat banyak yang diubah atau bahkan “telah hilang…, dicari!!!” Boleh-boleh saja memang apapun yang kalian lakukan, terapkan, tiru dalam hidup kalian. Seperti, makan makanan yang dianggap jika kita telah memakan makanan tersebut dan dipamerkan ke salah satu aplikasi yang isinya orang-orang sombong, berarti kita telah merasa diakui bahwa kita tidak “katro, kudet, udik” lalu kalian bangga? Oke, sekarang pakaian atau fashion, kasih tahu ke teman atau orang-orang yang kamu kenal seberapa sering mereka melihat orang Jawa masih memakai blangkon, medhok’ (bahasa komunikasi masih kejawa-jawaan), atau orang Sunda memakai ala-ala Kabayan?

Mari kita sambung bahasan awal kita. Masih ingat saya menyindir beberapa cara dunia untuk mencuci atau bahkan menghilangkan beberapa budaya-budaya yang awalnya sangat identik dengan kita, iya kita! “Putra dan Putri Indonesia” kenapa? Merasa bersalah kah kalian yang menyembah kebudayaan sana? Tenang, saya akan coba membantu kalian untuk sadar apa yang seharusnya kalian lakukan dengan tulisan ini. Mari lanjut, sekarang saya bandingkan ya. Wayang yang kita tahu adalah budaya milik Indonesia yang lahir dari tanah Jawa kini mulai diakui oleh negara tetangga kita. Apa yang kalian rasa? Marah? Kesal? Atau bodo amat ah basi hehe.

Dari sini, apakah kalian masih perlu mengulang pelajaran-pelajaran kalian sewaktu SD? Ketika guru kita berusaha mati-matian menanamkan budaya Indonesia, setelah dewasa malah amnesia haha. Kesadaran itu perlu, iya perlu. Namun, tidak pada saat sudah terlambat kawan. Kesadaran itu hanyalah ilmu yang bisa kita dapat dengan sendirinya, tidak perlu harus diingatkan, sehina apa kalian kesadaran saja masih perlu diingatkan apalagi dengan tulisan seperti ini?

Jadi pesan saya, kebudayaan lahir dari kita, berekembang pasang surut pada alam kita, ya harus kita jaga. Berhenti menertawakan, memojokan, bahkan mengejek teman kita yang masih memakai pakaian daerah, memakan makanan tradisional, serta berbahasa daerah, itu tidak lucu Goblok! Ojok dilalekno karo ojok gelem diapusi karo teknolohi-teknolohi saiki seng memperbudak awakmu. Siji meneh, buak en adoh-adoh kepinginmu seng koyok londo-londo kui mas, mbak. Cari sendiri artinya jika kalian masih menganggap bahasa daerah itu penting, dan sadar itu MILIKMU.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *