MPA Khaniwata Unsil Menjadi Tuan Rumah TWKM XXXII

PicsArt 06 11 03.57.20

Gemercik News-Universitas Siliwangi (11/6). Setelah sempat vakum selama dua tahun, kegiatan Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) kembali diselenggarakan di tahun 2022. Kali ini, Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) Khaniwata Universitas Siliwangi Tasikmalaya menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kegiatan TWKM ke-32 yang dilaksanakan pada 6 hingga 12 Juni 2022 bertempat di Kampus dua Unsil, Mugarsari.

“Kita baru bisa melaksanakan TWKM di tahun ini karena kemarin sempat terkendala pandemi Covid-19. Jadi, kegiatan secara langsung seperti ini baru bisa dilaksanakan sekarang. Kemudian, SKB 4 menteri juga menjadi salah satu alasannya, lalu kondisi Tasikmalaya dan Jawa Barat yang belum memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan dari berbagai daerah pada saat itu (pandemi),” tutur Ketua Pelaksana TWKM ke32, Aditya Tadika Buliana.

TWKM merupakan salah satu kegiatan mahasiswa pencinta alam tingkat perguruan tinggi se-Indonesia. Aditya mengatakan bahwa TWKM ini bertujuan untuk menjembatani arus informasi antar mahasiswa pecinta alam se-Indonesia, mengembangkan cakrawala kepecintaalaman, dan meningkatkan kepedulian mahasiswa pecinta alam terhadap isu-isu lingkungan yang terjadi.

PicsArt 06 11 03.58.58
SUMBER FOTO: Aulia/Gemercik Media

Acara yang mengusung tema “Konsistensi Mahasiswa Pecinta Alam di Tengah Pandemi terhadap Penyelamatan Ekosistem Laut” ini dihadiri oleh 369 peserta dari 267 Organisasi MPA tingkat perguruan tinggi se-Indonesia. Aditya juga mengutarakan bahwa dalam kegiatan temu wicara, selain membahas mengenai isu lingkungan, peserta juga dibagi ke dalam dua kelompok yang masing-masing membahas mengenai kepecintaalaman dan isu-isu lingkungan yang berasal dari daerah masing-masing.

“Dalam temu wicara itu, seperti munas (musyawarah nasional) pada biasanya, namun yang membedakan itu ada pembahasan mengenai isu lingkungan. Jadi dalam sidang komisi itu, peserta dibagi dalam dua pembahasan. Komisi A tentang keorganisasian, tentang kepecintaalaman dan komisi B tentang isu lingkungan dari daerahnya masing-masing yang nantinya akan dipilih untuk menjadi isu lingkungan nasional bersama,” tutur Aditya.

“Sedangkan untuk kenal medan tahun ini, tidak terlaksanakan karena kondisi masih tidak memungkinkan. Karena, kenal medan kan berkegiatan secara langsung di lapangan dan dibagi ke berbagai tempat di waktu yang sama,” tambah Aditya.

Menurut Coken, salah satu peserta yang berasal dari Kota Ambon, Maluku, yang juga turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengatakan bahwa TWKM dapat menjadi ajang untuk bersilaturahmi bagi para mahasiswa pecinta alam se-Indonesia dan sebagai media untuk mengedukasi masyarakat, tidak hanya mengenai lingkungan tetapi juga kemanusiaan.

“TWKM ini jadi tempat silaturahmi dari Sabang sampai Merauke untuk pecinta alam se-Indonesia. Harus banyak-banyak edukasi untuk masyarakat karena mapala ini bukan hanya berbicara mengenai lingkungan tetapi kemanusiaan juga,” jelas Coken.

“Harapan untuk TWKM ke-32 ini, rekan-rekan dari berbagai daerah dapat bersilaturahmi lagi karena sudah dua tahun lamanya terhalang Covid. Kemudian, bisa tetap mendapat esensi dari TWKM ini meskipun tidak maksimal. Semoga tuan rumah atau pusat koordinasi di tahun selanjutnya bisa lebih baik lagi,” pungkas Coken.

Hal yang sama pun disampaikan oleh Aditya, TWKM diharapkan mampu menjadi ajang untuk bersilaturahmi para mahasiswa pecinta alam se-Indonesia setelah sempat terkendala karena adanya pandemi Covid-19.

Reporter: Utari Nurpajriati, Aulia, Aurel
Penulis: Aurel Abigail A
Penyunting: Andini Primadani Putri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *