Mungkin antara Aktivis dan Akademisi pasti bakal debat panjang soal ini, karna ini adalah masalah klasik di dunia kampus. Namun akan saya tulis secara sederhana.
Sebagian besar mahasiswa berpendapat bahwa akademiklah yang utama. Karena tujuan utama kuliah tentu saja faktor akademik. Hal ini cukup beralasan mengingat IPK yang tinggi konon memiliki pengaruh yang cukup besar ketika akan melamar pekerjaan.Sebagian yang lain berpendapat bahwa organisasi lebih penting, karena akademik bukanlah hal yang utama. Mereka berpikir bahwa IPK tinggi bukan jaminan sukses di dunia kerja. Melainkan mahasiswa harus berorganisasi sebagai bekal mereka kelak terjun di dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat. Dan tentu hal ini menjadi hal yang memalukan ketika seorang mahasiswa yang mempunyai tingkat kecerdasan pas-pasan, karena mereka harus mengulang salah satu mata kuliah bahkan lebih yang dianggap gagal dalam mendapatkan nilai yang baik/ sempurna.
Organisasi memang tidak ada hubungannya dengan masalah nilai di kelas. Jadi nggak ada ceritanya dengan berorganisasi IPK menjadi naik. Kalo mau IPK nya naik tentu dengan belajar. Namun di sisi lain organisasi berguna dalam melatih soft skill yang memang tidak di ajarkan di perkuliahan. Mental untuk beropini, bertutur kata yang baik dengan lawan bicara dan berlatih memiliki tanggung jawab moral kepada orang lain. The point is.. para aktivis harus seimbang antara Akademik dan Organisasi. Dan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa.
So, mana yg harus diutamakan oleh mahasiswa? Nilai akademik atau kegiatan berorganisasi? Jawabannya pasti sudah ada dalam hati para pembaca. Dan akan saya bahas secara lengkap dalam tulisan selanjutnya.
Lugas Beretika