Oleh: Ira Seliawati
Terkenal dengan keindahan alamnya, Majalengka Jawa Barat memiliki salah satu destinasi alam yang sangat memanjakan mata. Bukit Panyaweuyan yang terletak di Dusun Tejamulya, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka menawarkan pesona terasering yang sangat menakjubkan. Terasering ini berada di kaki gunung tertinggi di Jawa Barat, yaitu Gunung Ciremai yang tinginya 3078 Mdpl. Destinasi alam ini tidak jauh dari pusat kota Kabupaten Majalengka, jaraknya berkisar 20–22 KM, itu pun jika kondisi jalannya lancar.
Panyaweuyan Argapura ini memiliki kontur lahan yang berundak dengan kemiringan 25-40 derajat. Tidak heran jika banyak petani sekitar bukit panyaweuyan memanfaatkannya sebagai lahan pertanian dan perkebunan, seperti menanam bawang merah dan bawang putih. Kontur lahan yang dibentuk berundak tersebut memiliki tujuan agar tidak terjadi longsor.
Waktu yang paling tepat untuk menikmati terasering ini yaitu ketika tanaman pertaniannya sudah mulai menghijau. Selain itu, akan lebih baik jika berkunjung pada pagi hari karena udaranya yang masih sejuk, sekaligus dapat menikmati hangatnya cahaya matahari pagi. Perjalanan dari pusat kota Kabupaten Majalengka menuju bukit Panyaweuyan ini lumayan membuat badan terasa pegal, sebab jalanannya naik turun, cukup sempit, dan disertai beberapa belokan. Namun, rasa itu tidak akan terasa karena sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang begitu indah. Panorama Gunung Ciremai yang berdiri gagah, dihiasi hamparan lahan bawang dan persawahan yang membentang di setiap sisi jalan, dengan suasana aktivitas petani yang sedang bekerja sungguh memanjakan mata.
Untuk mengunjungi Bukit Panyaweuyan ini lebih baik ketika weekday karena tidak terlalu banyak wisatawan yang berkunjung. Hal ini bertujuan agar pengunjung dapat lebih khidmat menikmati keindahan terasering panyaweuyan ini. Sedangkan jika berkunjung pada saat weekend, biasanya banyak wisatawan dari luar kota yang penasaran ingin mengunjungi tempat ini. Bahkan jalanan menuju Panyaweuyan yang cukup sempit ini sudah dipastikan akan padat.
Berkunjung ke tempat ini, lebih nikmat menggunakan sepeda motor karena sesuai dengan kondisi jalanan yang cukup sempit dan dapat menghemat waktu juga. Menggunakan mobil juga tidak masalah, tetapi harus ekstra hati-hati karena apabila mobil bertemu dengan mobil lainnya harus mengurangi kecepatan lajunya supaya mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Apalagi, jika pada saat weekend, mobil akan lebih sulit untuk melaju.
Pengunjung sudah dapat menikmati panorama terasering, yang ditumbuhi oleh tanaman pertanian dan keindahan Gunung Ciremai di bagian Timur. Hanya dengan membayar tiket masuk seharga Rp.5.000,- apabila melalui jalan utama, dan belum dipasang tarif alias gratis jika melalui jalan lainnya. Selain itu, di sana juga terdapat spot foto yang instagramable yaitu jalanan menyusuri terasering dengan sisi kanan dan kiri yang terdapat tiang lampu, bangunan kayu yang menghadap langsung ke bagian lembah, bangunan yang mirip panggung raksasa, dan background di bagian puncak terasering.
Bagi kalian yang menyukai hal yang lumayan menguji adrenalin, kalian dapat berfoto di bangunan kayu yang menghadap ke lembah. Karena ketika berdiri di bagian ujung dan langsung melihat lembah, kalian akan merasakan detak jantung yang lumayan berdebar. Meski demikian, kita pasti tetap ingin berlama-lama di sana karena objek bagian bawah terasering dan jalanan bisa terlihat begitu indah dari bangunan kayu ini.
Untuk menuju ke bagian puncak terasering, kita bisa melalui jalan utama yang telah dibangun oleh Pemprov Jawa Barat. Namun, untuk yang ingin mencoba jalan lain selain melalui tangga, bisa juga melewati lahan terasering yang pastinya harus lebih berhati–hati karena kontur lahannya yang miring. Jangan lupa untuk menyesuaikan alas kaki yang kalian pakai ketika mengunjungi tempat ini. Kalau bisa sih, sepatu jenis sneakers atau sport, pokoknya yang nyaman dan aman di kaki.
Kontur lahan terasering yang miring dan berundak ini menyajikan tantangan tersendiri ketika kita menyusuri menuju puncak. Ada beberapa akses jalan yang jalanannya itu sempit hanya setapak sehingga mengharuskan kita untuk ekstra hati-hati dan menjaga keseimbangan tubuh agar tidak terjatuh ke lahan bawang milik petani. Selain itu, untuk akses jalan, selain melalui tangga, ketika kita menyusuri jalan itu, tangan kita harus siap ikut andil dalam perjalanannya, karena terkadang ada sengkedan antara tanah yang jaraknya jauh dilangkahi oleh kaki kita.
Untuk orang yang mudah cape, sebaiknya siap sedia air minum karena perjalanan dari bawah sampai ke puncak terasering itu lumayan menguras energi. Sembari menyusuri terasering, kalian juga bisa sesekali berfoto untuk mengabadikan momen ketika perjalanan ke puncak terasering, tetapi jangan sampai membuat akses jalan menjadi terhambat gara-gara sibuk berfoto.
Panyaweuyan Argapura ini, hampir seluruh lahan teraseringnya ditanami tanaman pertanian yang didominasi oleh tanaman bawang-bawangan. Apabila tanaman bawang sudah tumbuh dengan daunnya yang berwarna hijau seragam, dari kejauhan akan terlihat sangat indah seperti permadani yang terhampar luas. Keindahan tersebut belum ditambah dengan panorama keindahan alam sekelilingnya yang membuat mata tidak bosan untuk melihatnya berkali–kali. Tidak heran, jika banyak wisatawan yang penasaran dengan Panyaweuyan Argapura ini dan ingin mengabadikan momennya di sini.
Bukit Panyaweuyan ini sempat di promosikan oleh Gubernur Jawa Barat yaitu Ridwan Kamil dalam unggahan akun instagram pribadinya @ridwankamil pada 4 Februari 2020. Video tersebut memperlihatkan traveler wanita yang sedang berjalan menikmati pemandangan bukit panyaweuyan. Dalam caption–nya tertulis “Program Pemprov Jawa Barat untuk perbaikan akses dan sarana pariwisata di keindahan alam Bukit Panyaweuyan Majalengka ini sudah bisa dinikmati wisatawan.”
Penyunting: Ghina Mutawaqil Nur Falah