Gemercik Media-Tasikmalaya (18/12). Sebagai wujud memuliakan orang tua, para pelaku wisata Kabupaten dan Kota Tasikmalaya menggelar bakti sosial ke Panti Welas Asih. Acara dilaksanakan di Gunung Galunggung dan Plaza Asia.
Kegiatan bertajuk Ngamulyakeun Sepuh bertujuan untuk menyenangkan para lanjut usia (lansia) penghuni Panti Welas Asih. Para pelaku wisata yang terdiri dari Asperwi, Atraksi (Asosiasi Travel Agent Kota Tasikmalaya), dan KTLT (Komunitas Tour Leader Tasikmalaya) sebelumnya juga telah menyumbangkan kebutuhan pokok berupa sandang dan pangan.
“Kita sudah beberapa kali ke sana. Karena ada permintaan dari Welas Asih untuk membuat mereka (para lansia) happy, mereka pengen main kemanapun itu asal keluar panti,” ungkap Ketua Pelaksana, Theodora.
Acara diikuti sebanyak 63 lansia dan pembimbing dari Panti Welas Asih serta 40 orang yang terdiri dari panitia dan sponsor. Para lansia itu rata-rata sudah 10-20 tahun menetap di panti. Meskipun acara dilaksanakan di Plaza Asia, mereka merasa senang karena biasanya hanya melihat tembok, oleh karena itu mereka ingin melihat dunia luar.
Para pelaku wisata kota Tasikmalaya ini sengaja menggelar bakti sosial tersebut lantaran ingin memuliakan orang tua. Menurut mereka, orang tua ini dibuang, bukan dititipkan.
“Ceritanya dititipin, ‘titip ya di sini bapak ibu di sini tuh seeur rerencanga. Abdi didamel, suami didamel kan sibuk’. Dititipin di situ tapi tidak kembali lagi. Mereka butuh jalan-jalan, main, makan, minum, dan kebahagiaan batin juga,” ujar Theodora.

Para pelaku wisata ini memfasilitasi acara ini untuk membuat kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Dalam acara ini, ada ritual membasuh kaki, sebagai simbolis anak meminta maaf pada orang tua. Mereka berharap, di hati para orang tua tidak ada dendam, tidak ada sakit hati, tidak ada apapun kepada anaknya ataupun ke keluarga yang menitipkannya di panti jompo. Mudah-mudahan dengan simbol itu mereka memberi ampunan.
Acara yang digelar dengan penuh kecerian ini tentunya memiliki kesulitan tersendiri. Kesulitan dari acara ini adalah para panitia kurang tidur, harus mengangkut para orang tua dari Welas Asih, karena mereka ada yang memakai kursi roda atau dibopong. Salah satu contohnya, Pak Mulyadi yang mesti dibopong, bahkan ada juga yang digendong.
Sebelum berangkat menuju lokasi para orang tua dicek kesehatan terlebih dahulu oleh dokter Leonara, sehingga tidak semua orang dapat ikut. Selain itu, tersedia juga perawat yang berpartisipasi dalam acara untuk memantau kesehatan orang tua.
Sebagai penutup kegiatan bakti sosial ini, panitia mengundang Battik (Badut Tasik) dan Magic of Sukapura (MoS) untuk menambah keceriaan para lansia. Ulah para badut yang ceria membuat semua yang menyaksikan tertawa. Apalagi ketika sang badut mulai memainkan atraksinya.
Reporter dan Penulis: Andini dan Pasha
Penyunting: Ayu Prawita